Success Story: Poklahsar Pusaka Hati

| Tue, 09 Nov 2021 - 16:26

Perjalanan Usaha Poklahsar Pusaka Hati

Berawal dari kegiatan usaha yang dirintis oleh pasangan suami-istri, yaitu Bapak  M. Putra Sahban dan ibu Sri Mulyani, sebagai pelaku usaha pembuatan kerupuk ikan hiu di Lombok Timur pada tahun 2012 keduanya diundang oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur untuk ikut dalam pelatihan pengolahan rumput laut, yaitu pembuatan dodol rumput laut dan manisan rumput laut. Dalam kegiatan pelatihan ini secara khusus didatangkan seorang pelatih yang bernama Bapak Damanhuri dari Surabaya. Melihat peluang usaha ini bakal bisa berkembang dengan peluang pasar yang lebih baik,  mereka berdua memutuskan untuk pindah domisili dari Lombok Timur ke Kota Mataram.


 Setelah berdomisili di Kota Mataram usaha kelompok ini mulai dikembangkan dengan peralatan yang sesuai dengan anjuran menggunakan pengering Oven. Melihat keseriusan dari Bapak Sahban dan Ibu Sri Mulyani dalam menjalani usahanya, seorang petugas Satker P2HP (ibu Maya) yang merupakan perpanjangan tangan dari Direktorat Jenderal Bina Mutu Hasil Perikanan, KKP pada tahun 2014 bekerjasama dengan Penyuluh Perikanan (Muhamad Aenudin, S.PI) mengarahkan agar membentuk kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan yang diberi nama Poklahsar “Pusaka Hati”. Setelah terbentuknya kelompok, Satker P2HP bersama Penyuluh Perikanan memberikan pendampingan sekaligus dukungan sarpras dalam pengembangan usahanya.


Kelompok Pusaka Hati beranggotakan sebanyak 11 orang yang diketuai oleh ibu Sri Mulyani dan tetap menjalankan usaha pengolahan dodol rumput laut dan manisan rumput laut. Sebagai upaya meningkatkan mutu produk olahan, Satker P2HP dan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi NTB telah memfasilitasi kelompok ini untuk meningkatkan sarpras yang dibutuhkan berupa peralatan produksi sehingga produk olahannya bisa bertahan hingga setahun.




 Untuk memacu serta mempercepat laju perkembangan usaha kelompok, Penyuluh Perikanan secara terus-menerus membimbing, mengarahkan dan mendampingi termasuk fasilitasi legalitas usaha berupa izin terbentuknya UKM hingga UD “Pusaka Hati”. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya percepatan akses permodalan dari pihak perbankan. Upaya penyuluh ini cukup membuahkan hasil, terbukti berbagai lembaga terkait ikut serta dalam pembinaan usaha kelompok. Pada akhir tahun 2014 kelompok Pusaka Hati  memperoleh bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) berupa alat dan sarana prasarana pengolahan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga peralatan yang dimilki untuk mengolah produk dodol dan manisan rumput laut semakin lengkap. 


Perkembangan Usaha Kelompok Pusaka Hati

Seiring berjalannya waktu produksi pembuatan  dodol rumput laut dan manisan rumput laut yang menjadi branding produksi olahan kelompok Pusaka Hati semakin banyak dikenal dan diminati konsumen, lebih-lebih dengan banyaknya wisatawan berkunjung ke pulau Lombok. Dengan dukungan peralatan yang dimilikinya, produksi  olahan kelompok Pusaka Hati semakin meningkat.  Produksi pada tahun 2014 (sebelum menerima PUMP) jumlah  produksi dodol dan  permen rumput laut masing-masing sekitar 300 – 450 kotak per bulan,  hingga menjadi sekitar 600-900 kotak per bulan (2015-2018 sebelum gempa). 


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Di tengah suasana yang masih “berkabung” datanglah Program percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan “Optimalisasi Usaha Pengolahan Rumput Laut Mendukung Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Gempa” yang pelaksanaannya dipusatkan di poklahsar Ares Karang Baru kec. Selaparang. Sasaran program ini juga  melibatkan peserta dari kelompok-kelompok pengolahan lainnya termasuk Pusaka Hati. 


Perlahan tapi pasti, geliat usaha kelompok Pusaka Hati terus berjalan dan menuju titik maksimal seperti sebelum gempa bumi terjadi. Ternyata malang pun tidak bisa ditolak, untung pun tidak dapat diraih. Begitulah ungkapan yang tepat ketika baru mulai bangkit dari keterpurukan akibat gempa, tiba-tiba musibah besar datang setelah COVID-19 melanda dunia yang berdampak pada seluruh sektor kehidupan, terutama kegiatan perekonomian masyarakat menjadi lumpuh. 


 Kondisi saat ini Poklahsar Pusaka Hati kepercayaan dirinya terlahirkan kembali, permintaan pasar mulai bermunculan hingga dari luar provinsi bahkan luar negeri.   Waktu terus berjalan  untuk semakin jauh meninggalkan  COVID-19 yang menakutkan, kini kelompok Pusaka Hati ingin berlari menuju impiannya untuk mampu memproduksi dan memasuki pasar global. Dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat kelompok Pusaka Hati  membangun ruang produksi pengolahan yang terpisah dengan ruangan rumah untuk tempat tinggal, bahkan telah memiliki rumah produksi baru untuk produk olahan Biskuit Rumput Laut. 


Selain produk olahan dodol dan manisan rumput laut, saat ini Poklahsar Pusaka Hati juga mengembangkan inovasi untuk mengolah produk dari  bahan pangan lainnya  yang dikombinasikan dengan bahan rumput laut sehingga tercipta produk olahan yang sehat dan bergizi, yaitu Biskuit Rumput. Semua produk olahan kelompok Pusaka Hati yaitu : Dodol Rumput Laut, Manisan Rumput Laut dan Biskuit Rumput Laut dikemas dengan label “Norie”.


Untuk memperluas jangkauan pemasaran dan jumlah serta jenis produk olahan yang dihasilkan, kelompok Pusaka Hati meningkatkan status perusahaan dengan mendirikan CV Ocean Global  Norie. Dengan terbentuknya CV. Ocean Global Norie, saat ini produksi masing-masing produk olahan bisa mencapai 1600 kotak per bulan. 

---

Penulis: Nasripin

Profesi: Penyuluh Perikanan Madya 

Instansi: Dinas Perikanan Kota Mataram

Artikel lainnya

LensaMina 

Keberlanjutan Usaha Perikanan di Masa Covid-19

Minapoli

921 hari lalu

  • verified icon2038
LensaMina 

Kampung Nelayan Modern

Minapoli

916 hari lalu

  • verified icon2355
LensaMina 

Gerai Nelayan, Cikal Bakal Koperasi Nelayan

Minapoli

917 hari lalu

  • verified icon1881