Persiapan Pembenihan Kepiting Bakau
| Thu, 10 Sep 2020 - 16:46
Penyediaan benih kepiting bakau yang berkualitas memiliki permintaan yang besar di pasaran. Hal tersebut karena untuk dapat memkepiting bakau yang sehat dan berkualitas baik, diperlukan benih kepiting bakau yang juga berkualitas
Jika Anda ingin melakukan pembenihan kepiting bakau, keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh kegiatan persiapan yang baik sesuai dengan standar prosedur operasioal cara pembenihan ikan yang baik (CPIB). Persiapan sarana dan prasarana merupakan langkah awal pada proses pembenihan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembenihan kepiting bakau yang akan dilaksanakan.
Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Gurami
Persiapan Sarana dan Prasarana
Persiapan sarana prasarana meliputi kegiatan persiapan pada bak filtrasi, tandon air, bak kultur, dan pemeliharaan pakan alami, bak inuk, bak penetasan, bak pemeliharaan larva, dan lingkungan unit pembenihan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan persiapan sarana dan prasarana unit pembenihan kepiting bakau meliputi kegiatan:
a. Pengeringan bak
Bak-bak yang perlu dicuci serta dikeringkan adalah bak yang akan digunakan dalam proses pembenihan kepiting bakau. Bak-bak tersebut diantaranya adalah bak filtrasi, tandon air, bak kultur dan pemeliharaan pakan alami, bak induk, bak penetasan dan bak pemeliharaan larva dicuci dan digosok dengan deterjen untuk menghilangkan kotoroan yang mungkin masih menempel kemudian dibilas dengan air tawar dan dibiarkan kering 3-5 hari
b. Sterilisasi atau desinfeksi (pemberian kaporit) bak dan peralatan
Untuk menghilangkan atau mengurangi bakteri pathogen yang mungkin melekat pada sarana pembenihan kepiting bakau, bak filtrasi, tandon air, bak kultur dan bak pemeliharaan pakan alami, bak induk, bak penetasan dan bak pemeliharaan larva disterilkan dengan larutan kaporit atau khlorin, dosis kaporit 30-50 ppm.
Proses sterilisasi bak pembenihan dilakukan dengan cara melarutkan kaporit dengan dosis yang ada ke dalam air 100 liter, yang nantinya akan disiram merata ke seluruh permukaan bak dengan pompa air dan dibiarkan selama 24 jam.
Seluruh peralatan pembenihkan disterilkan dengan merendamnya ke dalam larutan formalin adalah: gayung, ember, selang aerasi, batu aerasi, timah/pemberat aerasi, dan peralatan lainnya. Semua peralatan direndam terpisah menggunakan larutan formalin dengan dosis 100 ppm selama 24 jam.
c. Pecucican bak dan peralatan
Pencucian bak pembenihan dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit yang masih mungkin melekat pada dinding dan dasar bak. Pencucian dilakukan dengan menggosok secara merata dan dibilas menggunakan air tawar.
Peralatan yang telah direndam formalin selama 24 jam kemudian dibilas dengan air tawar hingga bersih. Peralatan tersebut kemudian dikeringkan minimal 24 jam sebelum digunakan.
d. Pemasangan dan persiapan peralatan sebelum digunakan
Peralatan yang telah dicuci dan siap digunakan seperti selang aerasi, batu aerasi dan timah/pemberat batu aerasi dipasang pada bak induk dan larva, sedangkan peralatan lainnya diletakkan dan dipersiapkan sesuai dengan fungsinya untuk menunjang proses pemeliharaan larva nantinya.
Baca juga: Lima Manfaat Air Rendaman Daun Ketapang Bagi Ikan Cupang
Penyediaan Air Baku
Faktor penting pada pembenihan kepiting bakau salah satunya adalah sistem pengelolaan air. Pada pembenihan terdapat sebutan air baku yang sudah disesuaikan dengan standar kualitas air yang diperlukan selama pembenihan. Pengelolaan air baku ini bertujuan untuk menunjang kehidupan benih kepiting bakau agar dapat dipelihara secara optimal.
Air yang digunakan selama proses pembenihan, telah melalui proses fisika dan kimiawi. Proses persiapan air baku secara fisika dilakukan dengan filtrasi menggunakan metode sand filter. Filter tersebut dibuat bertingkat mulai dari lapisan batu kali, arang, dan pasir kwarsa, kemudian ditampung dalam bak tandon.
Selanjutnya air baku untuk pembenihan kepiting bakau akan melalui proses kimiawi untuk memperoleh air yang steril dan terbebas dari organisme patogen seperti berbagai jenis bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme lain yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan larva.
Proses kimiawi pada penyediaan air baku unit pembenihan umumnya menggunakan kaporit atau kalsium hipoklorit (bahan aktif 60-70%) dengan dosis 15-30 ppm dan dibiarkan selama 12-24 jam tanpa aerasi. Setelah 24 jam sistem aerasi dijalankan untuk menetralkan residu klorin secara alamiah. Residu klorin dapat diukur menggunakan klorin test.
Residu klorin pada air juga dapat dihilangkan dengan menambahkan sodium tiosulphate sebanyak 0,5 ppm untuk setiap 1 ppm residu klorin yang ada. Jika kandungan residu klorin telah netral, maka penyediaan air baku sudah siap untuk digunakan sebagai media pemeliharaan induk, produksi masal pakan alami, dan pemeliharaan larva / benih.
Air yang sudah diolah kemudian ditambahkan ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) sebagai pengkelat logam berat sebanyak 5-20 ppm. Sebelum air digunakan untuk media pemeliharaan sebaikanya dilakukan pengecekan nilai parameter kualitas air yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk proses pembenihan kepiting bakau.
Sumber: Juknis Pembenihan Kepiting Bakau oleh KKP
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.