Cegah Kanibalisme Pada Budidaya Rajungan

| Thu, 15 Dec 2022 - 09:27

Teknik budidaya rajungan wadah tunggal diklaim mampu meningkatkan survival rate (SR) Rajungan dari 45% menjadi 95%. Teknologi yang diuji coba di di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar ini mampu mengurangi resiko kematian pada rajungan akibat kanibalisme.


Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) - Tb Haeru Rahayu  mengapresiasi upaya untuk mengatasi tingkat kanibalisme rajungan yang sangat tinggi. “Teman-teman di BPBAP Takalar dengan kreativitas yang dilakukan mencoba memelihara dengan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal, dan ini sangat menarik, sehingga rajungannya bisa hidup tanpa terjadi kanibalisme,” kata Tebe.


Keberhasilan BPBAP Takalar menurut Tebe harus terus ditingkatkan, dia juga berpesan budidaya rajungan yang dilakukan jangan hanya pada skala lab saja, tetapi harus bisa diaplikasikan di lapangan. Sehingga masyarakat bisa menikmati inovasi yang dikembangkan di BPBAP Takalar.


Baca juga: Persiapan Pembenihan Kepiting Bakau


“Ini menjadi bukti BPBAP Takalar bisa memijahkan dan membesarkan rajungan dengan tingkat kelulusan hidup yang tinggi, dengan kreativitas teman-teman di BPBAP Takalar saya bangga, dan kita akan terus kembangkan. Ini akan menjadi prospek yang sangat menjanjikan jika ditiru di masyarakat,” tukas Tebe.


Sementara itu, Kepala BPBAP Takalar, Nur Muflich Juniyanto mengatakan target utama dengan menggunakan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal adalah menekan tingkat kanibalisme pada budidaya rajungan, karena jika masih menggunakan budidaya rajungan secara konvensional, yaitu dengan memelihara di wadah yang sama, rajungan masih akan terjadi kanibalisme.


Secara progres pertumbuhan, menurut Juniyanto dengan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal, rajungan yang dibudidaya menunjukan pertumbuhan yang signifikan, dengan pertumbuhan mutlak selama 28 hari pemeliharaan bisa mencapai 1,75 gram.


Adapun tingkat kelulusan hidup benih rajungan dipastikan meningkat hingga  95%. Padahal sebelum menggunakan teknologi ini, SR budidaya rajungan hanya mencapai 45% saja.


Artikel terkait: Pembesaran Kepiting Bakau (Scylla Serrate) Skala Kecil


“Kami terus melakukan pengamatan yang dilakukan untuk melihat aspek kesesuaian dan signifikan pengaruh model terhadap aspek pertumbuhan dan kelangsungan hidup rajungan,” kata Nur Muflich Juniyanto.


Menurut Juniyanto keunggulan lain dari Budidaya Rajungan Wadah Tunggal adalah mengurangi penggunaan air yang berlebihan, karena menggunakan sistem resirkulasi, parameter kualitas air yang terkontrol, dan wadah yang di gunakan terbuat dari pipa paralon yang mudah di kerjakan dan tidak mengeluarkan banyak biaya investasi.


Juniyanto menjelaskan dengan penerapan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal di BPBAP Takalar, penekanannya pada ketersediaan benih yang siap pelihara untuk pembesaran di tambak. Pasalnya sebelum menggunakan teknologi ini BPBAP Takalar hanya mampu memproduksi 50.000 ekor  benih persiklus, sedangkan setelah menggunakan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal, BPBAP Takalar mampu meningkatkan produksi hingga 75.000 ekor benih persiklus.


“Karena selama ini permasalahan yang ada adalah kapasitas produksi benih yang masih rendah. Sehingga kedepan, masyarakat tidak harus menangkap benih rajungan di laut untuk mendapatkan produk pembesaran yang siap konsumsi, jadi dengan teknologi Budidaya Rajungan Wadah Tunggal kami bisa memproduksi benih lebih maksimal,” kata Juniyanto.

--


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Trobos Aqua. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya

Kepiting & Rajungan 

Pelajari Bagaimana Kepiting Bakau Memijah

Minapoli

1461 hari lalu

  • verified icon12181
Kepiting & Rajungan 

Budidaya Kepiting Menguntungkan, Cocok Jadi Program Nasional

Minapoli

1554 hari lalu

  • verified icon2941
Kepiting & Rajungan 

Persiapan Pembenihan Kepiting Bakau

Minapoli

1517 hari lalu

  • verified icon4910