• Home
  • Infomina
  • Kisah Trisnawati Merintis Usaha Kerupuk Cumi yang Sukses dan Menjanjikan

Kisah Trisnawati Merintis Usaha Kerupuk Cumi yang Sukses dan Menjanjikan

| Mon, 15 Nov 2021 - 17:05

Sebagian besar masyarakat indonesia memilih menyantap makanan dengan kerupuk sebagai pelengkap dan lauk pauk, rasanya yang renyah dan gurih menjadikannya pas sebagai lauk untuk menyantap makanan. Bahkan menurut sebagian besar orang mengatakan bahwa makan tanpa kerupuk rasanya seperti ada yang kurang. Kerupuk yang bisa dikatakan sebagai pelengkap makanan sehari-hari membuat para pengusaha memilihnya sebagai peluang bisnis yang besar.


Berkreasi serta inovasi membuat varian rasa kerupuk yang lebih menarik dari kerupuk yang lainnya ditekuni oleh pengusaha kerupuk yang satu ini, Wanita bernama Trisnawati berasal dari Tulungagung, Jawa Timur menjadi salah satu pengusaha kerupuk yang merintis usahanya mulai dari nol. Berbagai varian rasa dan resep telah ia coba namun akhirnya ia mantap dengan varian kerupuk daging cumi. Menurut langganannya rasa kerupuknya beda dari kerupuk yang lain, rasa daging ikannya lebih gurih dan enak serta krupuknya renyah Nurin, Selasa (9/11/2021). 


Sejak berusia 17 tahun, Trisnawati sering ikut dengan ibunya ke pabrik kerupuk yang ada di daerahnya, karena sering membantu dan melihat langsung proses produksi kerupuk trisnawati menjadi tau bagaimana proses memasak hingga pengemasan. Selang beberapa tahun kemudian trisnawati menikah dan pindah bersama suaminya yang membuatnya berhenti bekerja di pabrik kerupuk daerahnya. “ Waktu masih perawan dulu saya sering ikut ibu saya bekerja di pabrik kerupuk, saya juga sering membantu disana”.  Tuturnya, Selasa (9/11/2021).  




Beberapa tahun kemudian Trisnawati mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di bawah naungan dinas perikanan mulai dari pengolahan bahan baku, produksi hingga pemasaran. Dengan bekal dari pelatihan tersebut Trisnawati berpikir untuk membuat pabrik kerupuk sendiri dengan kreasinya dan resep baru, yang akhirnya ia mantap memilih dan mengembangkan kerupuk varian rasa cumi.


“Sebenarnya dari dulu saya sudah ingin memulai usaha ini, karena terdapat kendala mangkanya baru bisa tahun-tahun belakangan ini, saya mulai produksi membuat adonan dari satu kilogram, dulu resepnya sempat berubah-ubah yang akhirnya sama meminta pendapat dari keluarga serta tetangga dan akhirnya jadi seperti ini, bisnis ini saya tekuni sendiri bersama keluarga mulai dari nol dan alhamdulillah sampai sekarang berkembang dan permintaan selalu meningkat," ujarnya. 


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Pada tahun awal ia memproduksi banyak kendalanya, namun dengan alat serta mesin seadanya Trisnawati berusaha semaksimal mungkin untuk memproduksi . Trisnawati dibantu oleh keluarga dan anak-anaknya ia menawarkan kerupuk yang sudah digoreng ke warung dan toko. Sedangkan kerupuk mentah sebagian ia jual ke pasar atau dititipkan ke warung-warung serta ia jual ke beberapa reseller untuk dijual di berbagai daerah seperti Jakarta, Jember, Bali, Situbondo dan sekitarnya.


Pada Saat musim kemarau, proses produksi mampu menghasilkan kerupuk varian rasa cumi mentah sebanyak 1 kwintal per hari. Omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 2 juta dengan harga jual kerupuk mentah Rp  20.000 per kilogram sehingga dalam satu bulan produksi jika dikalikan 30 hari omzetnya bisa mencapai 60 juta perbulan. Namun apabila musim hujan produksi hanya bisa maksimal menghasilkan 50 kg dengan menggunakan teknik pengovenan.


“Untuk musim kemarau kami tetap produksi menggunakan teknik pengeringan sinar matahari, namun ketika musim hujan tiba kita produksi menggunakan teknik pengovenan agar proses produksi tetap berjalan memenuhi permintaan konsumen”.  kata Trisnawati.


Hingga kini usaha Kerupuknya semakin berkembang dan mempunyai rumah produksi sendiri hingga alat dan mesin yang lebih canggih dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tepat di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur kini terkenal sebagai rumah produksi kerupuk atau pabrik kerupuk cumi Trisnawati.     

--- 


Penulis: Nesi Qurrotul Aini                                                

Profesi: Mahasiswa

Instansi: Politeknik Kelautan Perikanan Jembrana

Artikel lainnya

LensaMina 

Menengok Kehidupan Perikanan di Kawasan Rowo Jombor Klaten

Minapoli

1147 hari lalu

  • verified icon2278
LensaMina 

Sampah Plastik di Pelabuhan Brondong

Minapoli

1141 hari lalu

  • verified icon2196
LensaMina 

Lobster untuk NTB

Minapoli

1159 hari lalu

  • verified icon2301
LensaMina 

Gerai Nelayan, Cikal Bakal Koperasi Nelayan

Minapoli

1141 hari lalu

  • verified icon2363