KHV Tetap Harus Diwaspadai

| Tue, 27 Jul 2021 - 17:29

Ada tiga cara yang bisa dilakukan saat ini agar ikan mas dan koi tahan terhadap serangan penyakit Koi Herpes Virus yaitu manipulasi suhu, vaksinasi, dan persilangan

 

Penyakit Koi Herpes Virus (KHV) yang menyerang ikan koi dan ikan mas memang sudah cukup jarang terdengar kasusnya, atau sudah tidak separah saat ia pertama kali mewabah di awal tahun 2000-an. Namun demikian, sepinya kasus dan perbincangan soal KHV seharusnya tidak membuat lengah para pelaku usaha ikan mas dan koi dari serangan virus yang sempat memporakporandakan spesies Cyprinus carpio (ikan mas dan koi) ini.   

  

Hal tersebut disampaikan oleh peneliti senior dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) Australia, Agus Sunarto saat menjawab pertanyaan dari peserta webinar tentang KHV yang dilaksanakan oleh Departemen Akuakultur Universitas Diponegoro beberapa waktu lalu. Peserta itu menanyakan kepada Agus kenapa pola wabah KHV terjadi seperti timbul tenggelam.

  

Menurut virologi di bidang akuakultur ini, KHV pada ikan cukup mirip dengan flu yang terjadi pada manusia. Flu bersifat musiman yang sering muncul saat musim hujan dan berkurang atau hilang saat musim panas. “Saya menduga mungkin (KHV juga) begitu. Tahun 2002 awalnya wabah. Pola wabah itu ketika pertama kali muncul kematiannya tinggi. Nanti kemudian ilang lagi. Ini bukan hal yang aneh bagi kami,” terang pria yang sudah meneliti KHV sejak lama ini.


Baca juga: 7 Jenis Ikan Mas Konsumsi

  

Tiga Fase 

Untuk menjelaskan fenomena tersebut, Agus membagi pola penyebaran KHV ke dalam tiga fase. Ketiganya adalah fase akut, laten, dan reaktivasi. Fase akut merupakan fase paling parah yang menyebabkan banyak kematian ikan mas dan koi. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-6 hingga ke-10 setelah virus menyerang ikan. Kemudian setelah itu masuk ke dalam fase laten di mana wabah seolah menghilang dan tidak ada lagi kematian.

  

Melalui pengamatan qPCR, ia menemukan DNA KHV pada ikan yang terjangkit KHV di masa fase akut. Selain DNA, ia juga menemukan mRNA yang dihasilkan oleh DNA tersebut. mRNA menjadi semacam tanda yang diciptakan oleh DNA virus yang menandakan adanya replikasi dari virus tersebut hingga menimbulkan gejala penyakit KHV, yang bahkan berujung pada kematian massal. 

 

Sementara pada fase laten, DNA KHV tetap ditemukan dalam tubuh ikan. Hanya saja, mRNA-nya tidak ditemukan sehingga tidak ada gejala penyakit yang ditimbulkan. Pada fase ini ikan terjangkit tetap terlihat sehat dan tidak ada kematian. Ikan yang berada pada fase laten ini lah yang disinyalir menjadi pemicu penyebaran virus ke berbagai tempat. “Orang membawa ikan yang keliatan sehat dari daerah wabah. Padahal sebenarnya dia membawa (virus), yang kalo kita liat itu dalam keadaan (fase) laten atau persisten,” ungkapnya. 


Baca juga: Manfaat Vaksin bagi Keberhasilan Budidaya Ikan

  

Setelah fase laten, pola wabah selanjutnya masuk pada fase reaktivasi. Pada fase ini, virus kembali memperlihatkan virulensinya dengan memberikan gejala sakit pada ikan hingga kematian seperti yang terjadi pada awal mula wabah. Dalam riset yang sama, pada fase reaktivasi ini, Agus kembali menemukan DNA beserta mRNA dari virus KHV pada ikan terjangkit. Ia juga kembali menemukan tingkat kematian tinggi pada ikan yang terinfeksi KHV. 

  

Munculnya kembali gejala KHV pada fase reaktivasi ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak ideal. Terutama perubahan suhu secara drastis yang menyebakan ikan stres. Dalam kasus penyebaran wabah ke berbagai daerah misalnya, reaktivasi ini bisa dipicu oleh proses transportasi dan perbedaan suhu di tempat baru yang bisa menyebabkan stress pada ikan. “Kalau dia (virus) aktif lagi karena targetnya stres, maka dia akan (mematikan) sama seperti pada fase akut,” ujarnya.  

  

Menurut Agus, pola penyebaran dan virulensi KHV yang terangkum dalam tiga fase ini penting diketahui sebagai dasar penanganan pada masa yang akan datang. Dalam kasus yang lebih luas, virus KHV bisa bertahan dalam inang (ikan) selama inang tersebut hidup. Ia juga bisa menyeberang ke ikan  lain dan hidup di sana meski tanpa menyebabkan wabah. Hal ini seperti menjadi bom waktu yang akan kembali meledak menjadi wabah KHV bila lingkungannya mendukung.


Sumber: TROBOS Aqua


Artikel lainnya

Mas 

Tip Seputar Pemilihan Induk Ikan Mas

Minapoli

1250 hari lalu

  • verified icon5684
Mas 

Cara Membedakan Ikan Mas Jantan dan Betina

Minapoli

1369 hari lalu

  • verified icon17430
Mas 

7 Jenis Ikan Mas Konsumsi

Minapoli

2462 hari lalu

  • verified icon23821
Mas 

Cara Mudah Supaya Larva Ikan Mas Cepat Tumbuh

Minapoli

1579 hari lalu

  • verified icon25230