• Home
  • Infomina
  • Dari Laut, Kakap Putih Berkembang di Air Payau

Dari Laut, Kakap Putih Berkembang di Air Payau

| Tue, 02 Feb 2021 - 15:14

Pengembangan kakap putih sebagai komoditas andalan baru dari sub sektor perikanan budi daya, terus dilakukan Pemerintah Indonesia di tengah pandemi wabah COVID-19. Upaya tersebut dilakukan, karena Pemerintah ingin memiliki komoditas andalan baru yang bisa mendukung rencana pengembangan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.


Selain di dua pulau besar tersebut, kakap putih juga diharapkan bisa tetap dikembangkan melalui teknik budi daya perikanan di Pulau Jawa. Di pulau terpadat di Indonesia tersebut, kakap putih dibesarkan di dalam tambak ikan air payau yang ada di Desa Sidorejo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.


Balai Besar Perikanan Budi daya Air Payau (BBPBAP) Jepara yang mengawasi pelaksanaan budi daya kakap putih oleh para petambak dari Demak, mengharapkan bahwa Demak bisa menjadi pemimpin di Jawa untuk pengembangan kakap putih di air payau.


Pengembangan tersebut, bagi BBPBAP Jepara menjadi rencana strategis, mengingat kakap putih selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas ikan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Dengan potensi besar itu, kakap putih kemudian dikembangkan agar bisa dilaksanakan di air payau seperti yang ada di Demak.


“Di Demak, kakap putih sukses melaksanakan panen di air payau dengan produksi mencapai tiga ton per hektare,” ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan resmi di Jakarta, belum lama ini.


Baca juga: Budidaya Kakap Putih Kian Bergeliat


 Budi daya kakap putih di tambak ikan air payau di Desa Sidorejo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Foto : KKP


Menurut dia, dalam melaksanakan budi daya kakap putih di Demak, BBPBAP Jepara melaksanakan alih teknologi budi daya kepada para pembudi daya yang ada di daerah itu. Selain itu, untuk mendukung uji coba pengembangan budi daya kakap putih di air payau, BBPBAP Jepara juga memberikan benih kakap putih sebanyak 200 ribu ekor untuk ditebar di tambak yang ada di Demak.


Slamet menyebutkan, kesuksesan uji coba budi daya kakap putih di Demak, menjadi upaya Pemerintah untuk mendorong komoditas tersebut menjadi salah satu andalan untuk ekspor. Agar rencana itu bisa berjalan baik, Pemerintah mengembangkan kakap putih air payau di luar Jawa seperti di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.


“Kita lagi gencar gencarnya untuk menggenjot nilai ekspor perikanan budidaya, dimana kakap putih akan jadi andalan ke depan,” tuturnya.


Dengan berbagai rencana yang sedang dijalankan sekarang oleh Pemerintah Indonesia, Slamet optimis kalau sub sektor perikanan budi daya bisa melewati masa pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi di seluruh Indonesia. Terlebih, karena saat ini produksi di hulu tetap berjalan dan akan bisa memenuhi kebutuhan konsumsi untuk di dalam negeri.


Budi daya Laut

Selain di air payau, pengembangan budi daya kakap putih juga dilakukan di air laut. Untuk melaksanakan rencana besar tersebut, Pemerintah memiliih Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau sebagai pusat pembenihan (broodstock center) kakap putih yang pengelolaannya dilakukan langsung oleh Balai Perikanan Budi daya Laut (BPBL) Batam.


“Itu menjadi upaya untuk mengembangkan sistem logistik benih kakap putih, sehingga induk dan benih unggul yang dihasilkan mampu menjangkau sentra-sentra produksi budi daya,” ungkapnya.


Sebagai komoditas yang dikembangkan untuk menjadi sumber andalan bagi Indonesia dalam mendapatkan devisa bagi Negara, maka perlu dibuat sistem logistik benih yang efektif dan efisien agar pengembangan kakap putih bisa berjalan maksimal.


Menurut dia, sistem tersebut diterapkan pada sentra-sentra kawasan budi daya yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Dengan membuat sistem logistik benih kakap putih, perikanan budi daya akan memicu munculnya lapangan pekerjaan yang baru dan memberi nilai tambah bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.


“Kondisi itu diyakini akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di masa depan,” tambah dia.


Baca juga : Teknik Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung BPBL Batam

Ikan kakap putih hasil budi daya tambak ikan air payau di Desa Sidorejo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Foto : KKP

 

Tentang sistem logistik tersebut, Slamet memaparkan bahwa itu akan diarahkan untuk menjadi sumber pasokan benih untuk kebutuhan benih di dua pulau besar tersebut. Dalam praktiknya, sistem logistik benih akan dilakukan dengan terintegrasi sebanyak mungkin.


“Itu akan menekan biaya logistik, benih-benih unggul dapat menjangkau sentra-sentra produksi secara berkelanjutan dengan jaminan kuantitas, kualitas, dan tertelusuran yan baik,” tuturnya.


Adapun, integrasi yang dimaksud Slamet, akan dilakukan mulai dari broodstock center yang menjadi pusat pemuliaan induk unggul dan penyedia benih bermutu, Balai Benih Ikan Sentral sebagai larvae center, dan masyarakat sebagai pendederan serta pembesaran di keramba jaring apung (KJA).


Sebelum diterapkan dengan cakupan luas di Sumatera dan Kalimantan, sistem logistik benih lebih dulu mulai diterapkan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh sejak 2017 dan kemudian dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau sejak 2018.


Potensi

Pengembangan kakap putih di air laut menjadi bagian dari pemanfaatan potensi indikatif budi daya laut secara nasional yang saat ini luasannya mencapai 12,1 juta hektare dan mengandung nilai potensi ekonomi sekitar USD150 miliar per tahun. Nilai tersebut muncul, jika seluruh luasan lahan dimanfaatkan secara optimal untuk budi daya laut, di luar budi daya rumput laut.


Akan tetapi, dengan luasan 12,1 juta ha tersebut, pada kenyataannya Indonesia saat ini masih belum bisa memanfaatkan potensi budi daya laut secara optimal. Dari total luas tersebut, lahan yang sudah dimanfaatkan masih kurang dari 10 persen.


“Ini menjadi pekerjaan rumah yang besar untuk lima tahun mendatang, bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada menjadi sumber ekonomi,” tegas dia.


Baca juga: Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch)

 


Petambak memperlihatkan ikan kakap putih hasil budi daya tambak ikan air payau di Desa Sidorejo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Foto : KKP

 


Menurut Slamet, pengembangan budi daya laut, khususnya kakap putih, akan difokuskan untuk pasar internasional seperti Tiongkok, Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Pengembangan tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan dengan menjadikan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai proyek percontohan secara nasional.


Dengan ditetapkan Meranti sebagai pusat kawasan budi daya kakap putih air laut nasional, diharapkan itu bisa memicu daerah lain untuk menerapkan model serupa pada perikanan budi daya. Jika itu bisa terjadi, maka efek besar yang berlipat untuk pengembangan ekonomi akan muncul dan itu juga memicu perluasan tenaga kerja.


“Kita akan pastikan ada multistakeholders yang terlibat mulai dari hulu hingga hilir. Termasuk nanti bagaimana membangun jejaring pasar baik untuk lokal maupun ekspor,” ucap dia.


Terkait dengan pengembangan kakap putih di air payau, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Rahardjo mengatakan bahwa komoditas bernilai ekonomi tinggi tersebut saat ini masih menjadi komoditas baru yang dikembangkan di air payau. Pengembangan tersebut diharapkan bisa ikut mengangkat perekonomian masyarakat perikanan budi daya yang ada di sekitar lokasi tambak ikan air payau.


Keberhasilan uji coba yang dilakukan di Demak, menjadi harapan baru untuk masa depan perikanan budi daya, khususnya untuk produksi di air payau. Dari Demak, diharapkan keberhasilan tersebut bisa menular ke daerah lain, terutama di sekitar Demak, umumnya di pulau Jawa.


Mengingat kakap putih adalah komoditas baru yang dikembangkan pada air payau, pembudidaya pasti akan memerlukan pasokan benih untuk komoditas tersebut di masa mendatang. Namun, BBPBAP Jepara memastikan bahwa ketersediaan benih kakap putih untuk air payau akan tetap tersedia, karena akan dilakukan produksi benih lebih banyak lagi.


“Benih kakap putih yang tersedia saat ini berkisar lima puluh ribuan ekor dan masih bisa diperbanyak lagi. Kita memprioritaskan bantuan benih kepada petambak yang memang memiliki keseriusan dalam budi daya ikan tersebut dan bertanggung jawab,” tegas dia.


Diketahui, kakap putih adalah ikan yang tersebar luas di wilayah Hindia-Pasifik Barat dan bisa dijumpai dari mulai Asia Tenggara, Papua Nugini, hingga di wilayah Australia Barat. Di Thailand, kakap putih dikenal dengan sebutan pla kapong, dan di Australia terkenal dengan nama barramundi.


Sumber: Mongabay.co.id


Artikel lainnya

Kakap Putih 

Seaweed Supplementation Shows Delayed Mortality in Farmed Seabass

Minapoli

1789 hari lalu

  • verified icon2382
Kakap Putih 

3 Cara Pemijahan Induk Kakap

Minapoli

1549 hari lalu

  • verified icon7125
Kakap Putih 

Farm Barramundi Berkapasitas 10 ribu Ton di Bali Sambut Kerjasama Baru

The Fish Site

1101 hari lalu

  • verified icon2771
Kakap Putih 

Research Backs Value of Adding Taurine to Fish Feeds

Minapoli

1752 hari lalu

  • verified icon2186