Aditya Bangun Fish Village agar Warga Bisa Beli Ikan Berkualitas dengan Murah
| Mon, 20 Apr 2020 - 13:54
Bermula dari keresahan masyarakat yang sulit mendapatkan ikan dengan kualitas baik dan harga yang murah, Aditya Pradewo bersama empat rekan lainnya memutuskan untuk membuat startup berbasis penjualan ikan.
Kepada Hi!Pontianak, Adit mengungkapkan, keinginannya agar masyarakat khususnya di Kalbar dapat mengonsumsi ikan kualitas yang baik dengan harga murah. Selama ini, kata Adit, masyarakat harus merogoh kantong dalam-dalam untuk mendapatkan ikan dengan kualitas yang baik.
Begitu juga sebaliknya, ketika masyarakat hanya mampu membeli ikan dengan harga murah, maka ia mendapatkan ikan dengan kualitas yang kurang berkualitas. Dari permasalahan tersebut, Adit bersama empat rekannya, yakni Edy Tanto, Feryadi, Ghandy dan Irwan Kurnia memutuskan untuk membuat suatu aplikasi penjualan ikan, mereka menjual ikan dengan penyajian kualitas baik dan harga yang murah.
Dari upaya tersebut, Adit berharap semua golongan masyarakat dapat makan ikan dengan kualitas baik dan harga yang murah. Sejak awal 2018, sebuah aplikasi bernama Fish Village akhirnya diluncurkan. Adit yang sebelumnya cinta dengan dunia perikanan merasa bangga dapat menjual ikan-ikan dengan kualitas baik.
“Kebetulan saya bergerak di bidang perikanan sebagai usaha pribadi dan di situ saya melihat ikan sebenarnya harganya tidak mahal, hanya karena ada layer-layer maka harga ikan menjadi mahal. Sehingga pada saat ke pembeli dia bisa dapat barang bagus tetapi harga tinggi dan harga rendah tapi kualitas jelek, itukan kasihan apalagi ini barang yang bisa kita konsumsi,” kata Adit, Selasa (14/4).
Upaya yang dilakukan tersebut adalah ia memotong jalur distribusi. Sehingga pembelian ikan dari nelayan langsung diolah di pabrik dan langsung sampai di tangan pembeli, tanpa ada layer-layer berikutnya.
“Kita memutuskan problem solving ini, problem dimana masyarakat kita inginkan untuk dapat makan ikan dengan harga yang sesuai dengan kualitas yang sesuai juga. Sehingga, kita memotong jalur distribusi dari nelayan, ke pabrik dan pembeli, itu yang kita bangun seperti itu,” jelasnya.
Ia mengatakan, upaya penjualan ikan dengan kualitas baik dan harga murah tersebut memang tak mendapatkan untung yang terlalu tinggi. Namun masyarakat dapat mengkonsumsi ikan dengan kualitas baik adalah tujuan utamanya.
“Karena sebenarnya barang ini tidak mahal, tapi menjadi mahal karena banyak lapisan tengkulak dan agen yang harus dilewati. Sehingga harga yang kami ambil adalah harga tertinggi nelayan dengan kualitas terbaik, akan tetapi walau kami ambil harga tertinggi di nelayan, itu tetap terasa murah di masyarakat. Kita ambil untung sangat tipis, karena yang kita kejar itu quantity dengan menjaga quality,” paparnya.
Tak hanya kepada masyarakat, ia juga membantu para nelayan untuk mendistribusikan ikan ke pasar. Adit mengatakan, ikan didapat dari nelayan-nelayan yang berada di Kalbar dan pulau Natuna.
“Setelah ikan diambil dari nelayan, kita bawa ke pabrik untuk dipilah sesuai kualitasnya, kemudian yang bagus dibekukan dengan standard export. Sampai nantinya ada pembelian baru diantar langsung ke rumah,” ungkapnya.
Aplikasi tersebut tentunya memudahkan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga yang tidak perlu repot-repot keluar rumah untuk membeli ikan, setelah membeli ikan dari halaman aplikasi Fish Village, ikan dapat di antar menggunakan jasa pengantaran.
“Kita melayani setiap hari, setiap hari dibagi menjadi 3 gelombang pengantaran, ada pagi pukul 06.00-08.00 WIB. Siang pukul 09.00-11.00 WIB. Sore pukul 14.00-16.00 WIB,” ucapnya.
Sementara itu, kata Adit, ikan-ikan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Kalbar sendiri, yakni ikan tenggiri, kembung, bawal hitam, kakap merah, udang, cumi, lele, bandeng dan patin. Ia juga mengatakan, aplikasi tersebut direspon baik oleh masyarakat karena telah memudahkan masyarakat mencari ikan dengan kualitas baik dan harga murah.
“Dari hasil survei banyak yang merespons bagus, positif. Namun sampai hari ini kita masih coba untuk terus memperbaiki, karena ini dari putra Kalbar, putra daerah dan kita akui kita kekurangan update teknologi, tapi kita tetap berusaha untuk selalu memperbaiki,” pungkasnya.
Sumber: Kumparan