KKP-Pemkab Buleleng Resmikan Kampung Bandeng dan Agrowisata
| Tue, 12 Nov 2019 - 09:34
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama-sama dengan
Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, meresmikan Kampung Bandeng dan Agrowisata
dalam acara Festival Budaya Gerokgak yang digelar pada 7-10 November 2019.
"Melalui pencanangan Kampung Bandeng dan Agrowisata, kita dapat
memberdayakan masyarakat pembudidaya, terutama pada kelompok utama guna
meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Kepala Pusat Riset Perikanan
KKP, Waluyo Sejati Abutohir, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Waluyo mengutarakan harapannya agar Kampung Bandeng dan Agrowisata ini dapat
menjadi salah satu ikon pengembangan masyarakat kelautan dan perikanan di
Buleleng dan Provinsi Bali.
Pasalnya, menurut dia, kawasan ini merupakan produsen benih bandeng terbesar di
Asia Tenggara bahkan dunia.
Ia juga mengemukakan kegiatan ini terlaksana sebagai upaya menjadikan ikan
bandeng sebagai salah satu sumber ekonomi utama masyarakat Buleleng.
Pencanangan Kampung Bandeng juga merupakan salah satu keluaran dari tugas dan
fungsi Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP)
Gondol, sebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT), dalam melaksanakan riset budidaya
laut dan sekaligus penyuluhan perikanan.
"Riset ikan bandeng sudah dilakukan sudah sejak lama. BBRBLPP Gondol telah
menghasilkan teknologi berupa Hatchery Lengkap dan Hatchery Skala Rumah Tangga
(Hsrt) dan telah diadopsi di Kecamatan Gerokgak, yang saat ini menjadi
penghasil benih bandeng atau nener terbesar di dunia, dengan total produksi
pada 2019, sampai dengan Agustus 2019, mencapai 4,3 milIar benih,"
kata Waluyo.
Kepala Pusat Perikanan KKP juga berharap agar hal itu tidak hanya berhenti
bukan hanya di benih bandeng, namun sampai dengan pengolahan dan pemasarannya.
Diketahui, Buleleng telah berhasil mengekspor benih bandeng ke Filipina,
Taiwan, Singapura, Thailand, Srilangka, Malaysia, Hong Kong, China, Kolombia,
Timor Leste dan Vietnam.
Hal tersebut didukung dengan hatcheri (penangkaran) skala besar sebanyak 176
unit dan hatchery skala kecil sebanyak 4.500 unit, dengan total produksi 12
juta ekor nener per hari, dengan nilai ekspor sekitar Rp200 miliar.
Dengan demikian, lanjutnya, hasil inovasi dan riset yang dihasilkan BRSDM dapat
dimanfaatkan dan diadopsi oleh stakeholder dengan pendampingan serta
pemberdayaan untuk peningkatan kesejahteraan.
Sebelumnya, KKP juga telah mendukung cita-cita Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
yang ingin menjadi pusat ikan hias terbesar di Republik Indonesia.
Sumber : Antara News