Teknik Pembenihan Ikan Mas
| Tue, 08 Oct 2019 - 09:17
Latar Belakang
Ikan Mas (Cyprinus carpio, Linn.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di China, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias.
Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena banyaknya strain/ras. Hal ini disebabkan karena :
1. Penyebaran daerah yang luas dengan keadaan lingkunagan yang bervariasi dan juga berbeda secara geografis,
2. Daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan,
3. Akumulasi mutasi dan
4. Seleksi secara alami maupun karena kegiatan manusia.
Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m apl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strain yang sudah dikenal di tanah air antara lain Majalaya, Rajadanu, Punten, Sinyonya, Wildan, Domas, Kaca (Mirror), Merah/Cangkringan, Kumpai, Mantap dan sebagainya.
Baca juga: Pembenihan Bawal Bintang (Trachinotus Blochii, Lacepede)
Sistematika
Fillum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesias : Cyprinus Carpio, Linn
Pemeliharaan Induk
1. Induk betin dan jantan dipelihara secara terpisah.
2. Induk dipelihara di kolam air tenang dengan kepadatan 1 – 2 kg/m².
3. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 28 – 30%.
4. Dosis pemberian pakan 2 – 3% bobot biomas per hari.
5. Frekuensi pemberian pakan 3 kali/hari.
Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Kerapu Bebek
Persyaratan Kualitas Air
Suhu : 25 - 30˚C
pH : 6,5 – 8,5
Oksigen : >5 mg/l
Amonia : <0,02 mg/l
Kecerahan : >30 cm
Pemilihan Induk
1. Induk betina berumur 2 tahun dengan bobot ≥ 2kg,
2. Induk jantan minimal berumur 8 bulan dengan bobot 0,50 kg.
3. Induk betina siap pijah memiliki pergerakan lamban, lubang kelamin agak membengkak dan berwarna kemerahan, perut membesar (gendut) kearah belakang dan apabila diraba terasa lembek, dan sering meloncat – loncat terutama malam hari.
4. Induk jantan matang gonad dapat dikenal dengan cara mengurut kearah kelamin secara lembut dan perlahan. Sperma yang baik berwarna putih seperti susu dan kental.
Pemijahan Alami
1. Wadah pemijahan berupa hapa yang ditempatkan dikolam/bak.
2. Kepadatan induk selama pemijahan 2 kg induk betina/4m².
3. Rasio bobot induk betina dan jantan adalah 1 : 1.
4. Air disiapkan pada ketinggian 70 – 100 cm dan dengan debit air diatur pada 0,5 liter/detik.
5. Penempelan telur, menggunakan kakaban, berupa ijuk yang sudah disisir rapi dan dijepit dengan bambu/kayu.
6. Ukuran kakaban disesuaikan dengan kebutuhan; umumnya panjang 1,5 m dan lebar 0,4 m.
7. Jumlah atau total bobot induk yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan larva di kolam pendederan pertama.
8. Setelah memijah, induk betina dan jantan dipindahkan ke wadah pemeliharaan induk.
9. Hapa yang telah ditempeli telur disusun kembali agar posisinya rapi dan telur tidak saling menumpuk
10. Teluar akan menetas dalam waktu 48 – 60 jam setelah pembuahan pada suhu 28 - 30˚C.
Baca juga: Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang
Media Pemijahan
Perawatan Larva
1. Kakaban diangkat pada hari ke 2 – 3 hari setelah telur menetas.
2. Larva umur 2 – 3 hari dapat dipindahkan ke kolam pendederan pertama yang telah disiapkan.
3. Jika kolam pendederan belum siap, larva tetap dirawat di dalam hapa. Pakan awal untuk larva tersebut dapat berupa suspensi kuning telur yang diberikan 5 kali perhari (1 butir untuk sekitar 100.000 larva). Lama pemeliharaan larva dalam hapa ini sebaiknya tidak lebih dari 5 hari.
Beli benih ikan disini!
Pendederan
1. Pendederan I sampai III dilakukan di kolam yang dilengkapi dengan saringan pada pintu pemasukan dan pengeluaran air (pembuangan).
2. Kolam pendederan disiapkan melalui pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.
3. Pengolahan tanah dasar kolam dapat dilakukan dengan pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam.
4. Pengeringan dilakukan selama 2 s.d 5 hari (tergantung cuaca).
Standar Pendederan Ikan Mas
Standar |
Pendederan |
||
I |
II |
III |
|
Pupuk organik (g/m2) |
500 |
200 |
200 |
Kapur (g/n2) |
50 |
50 |
50 |
Ukuran tebar (cm) |
0,6 – 0,7 |
2 – 3 |
5 – 8 |
Padat tebar (ekor) |
100 |
50 |
25 |
Dosis Pakan (% Biomas) |
20 |
10 |
5 |
Frekuensi (kali) |
3 |
3 |
3 |
Lama (hari) |
20 |
30 |
30 |
Sintasan (%) |
60 |
70 |
80 |
Ukuran panen (cm) |
2 – 3 |
5 - 7 |
8 – 10 |
Pengendalian Penyakit
1. Serangan parasit dapat ditanggulangi dengan menggunakan garam dosis 500 – 1000 mg/liter. Aplikasi dengan perendaman selama 24 jam.
2. Serangan bakteri ditanggulangi dengan ekstrak bawang putih dosis 5 – 10 mg/liter. Aplikasi dengan perendaman selama 24 jam.
3. Pencegahan serangan virus KHV dilakukan dengan memberikan lingkungan yang baik, serta pemberian immunostimulan (Vitamin C dan Ragi) yang dicampurkan dengan pakan.
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Ketepatan informasi yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.
Cek juga panduan budidaya pembenihan ikan mas dari Hobby and Farm, pada video berikut:
Sumber: YouTube Hobby and Farm