Tekan Biaya Produksi dengan 10 langkah Sistem Tambak Nursery (Part 2)
| Thu, 18 Feb 2021 - 16:34
Penggunaan Imunostimulan dalam Budidaya
Populasi udang yang tinggi dalam sistem nurseri dapat menyebabkan stress pada udang. Pada kondisi demikian, sangat pentinguntuk memberikan zat peningkat kekebalan tubuh seperti vitamin C, E, B, mineral dan karotenoid untuk udang. Hal ini bisa dilakukan dengan aplikasi Sano RTOP-S pada pakan udang sebelum diumpankan dengan dosis 10 g/kg pakan. Pemberian imunistimulan ini dapat dilakukan bersamaan dengan pencampuran probiotik pada pakan.
Baca juga: Tekan Biaya Produksi dengan 10 langkah Sistem Tambak Nursery (Part 1)
Aplikasi Disinfektan dalam Sistem Nurseri
Sebelum tebar benur, sangat penting untuk membersihkan, mengeringkan dan desinfeksi seluruh permukaan kolam dan peralatan tambak. Untuk menjamin pembersihan seluruh biofilm dan spora bakteria, digunakan 1% larutan SanocareRPUR disemprotkan ke semua permukaan kolam dan peralatan kolam. Desinfektan juga digunakan untuk perlakuan awal air dalam kolam. Setelah kolam diisi dengan air, ditambahkan PUR ke dalam kolam sehingga konsentrasi PUR dalam kolam sebanyak 1 mg/mL (1 ppm).
Perlakuan ini akan menurunkan konsentrasi bakteri patogen dalam kolam. Perlu diketahui bahwa pemberian PUR merupakan langkah disinfektasi terakhir tepat sebelum pemberian perlakuan probiotik (probiotik untuk air budidaya, molase dan aplikasi pakan pertama) sehingga dapat menginduksi pembentukan biofilm probiotik seimbang dan bermanfaat bagi lingkungan budidaya.
Baca juga: Aplikasi Teknologi Ini untuk Genjot Produktivitas Perikanan Budi Daya
Pengkondisian air tambak
Tahap pengkondisian/penyiapan air dilakukan dengan pencampuran bakteri menguntungkan (probiotik) dengan air yang dirancang untuk mengkolonisasi permukaan/biofilm tambak dan lingkungan air secara keseluruhan. Hal ini juga juga menunjang degradasi dari limbah organic (cangkang/kulit udang, padatan dan bahan yang lain). Dosis aplikasi untuk pengkondisian air tambak ditetapkan untuk menyeimbangkan ekologi mikroba sehingga konsentrasi vibrio diusahakan tertekan pada level aman yaitu pada 500 CFU/mL.
Perlu diperhatikan juga kemungkinan kondisi terburuk dimana waktu multiplikasi vibrio yang hanya 20 menit dibandingkan dengan probiotik terutama bacillus yang butuh waktu 6 jam untuk multiplikasi. Dengan memperhitungkan semua kondisi diatas, pemberian probiotik untuk air tambak dilakukan agar menghasilkan konsentrasi probiotik sebanyak 10.000 CFU/mL air tambak.
Untuk pengkondisian air ini digunakan campuran probiotik: SanolifeRPRO-W dengan konsentrasi 50 milyar campuran bacillus/gr. Dengan konsentrasi tersebut dosis yang digunakan adalah hanya 0.2 g/m3 air. Aplikasi pemberian probiotik pertama dilakukan 6 jam setelah desinfektasi air tambak dengan dosis 0.4 gr/m3 air tambak (konsentrasi bakteri di air tambak 20.000 CFU/mL). Penambahan PRO-W dilakukan 2 kali setiap pekan. Pemberian probiotik diiringi dengan penambahan molase yang disesuaikan dengan waktu pertukaran air tambak.
Baca juga: Mengenal Biofilm dalam Tambak Udang
Mengurangi Pergantian Air
Protokol pergantian air ini ditujukan sebagai pendekatan holistik terhadap pengendalian nitrogen secara multitropik, yaitu melalui kontrol populasi fitoplankton (dengan menggunakan peneduh); dan juga dibantu oleh peran pencernaan nitrogen dari probiotik (peran bakteri heterotrofik) bersama dengan peningkatan proses nitrifikasi autotrofik yang terjadi secara alami (peran bakteri autotrofik). Pergantian air dilakukan dalam protokol sehubungan dengan akumulasi nitrogen dalam air budidaya.
Protokol memberikan prioritas pada biosekuriti di atas konsentrasi nitrogen dalam air budidaya. Untuk alasan ini, batas konsentrasi maksimal yang bisa diterima untuk NH3-N dan NO2-N ditetapkan maksimal sebesar 5 mgN/L. Pada kondisi normal, telah berulang kali dibuktikan bahwa konsentrasi NH3-N dan NO2-N sebesar 5 mgN/L tidak berdampak negative terhadap kondisi kesehatan udang secara keseluruhan.
Pengelolaan kadar nitrogen yang lebih rendah akan membutuhkan volume pergantian air yang lebih tinggi. Saat ini dalam hal manajemen resiko, bisa dilihat bahwa resiko kontaminasi pathogen di tambak, yang disebabkan oleh peningkatan volume pergantian air, menjadi terlalu tinggi bila dibandingkan dengan resiko yang yang ditimbulkan oleh tingkat konsentrasi nitrogen dengan batas maksimal yang ditentukan di atas.
Sumber: Agribiz Network