Microbubble Generator, Solusi Masalah Perikanan Budidaya
| Tue, 05 Mar 2019 - 22:55
Masalah perikanan Indonesia bisa dikatakan cukup kompleks. Jika pada awalnya produksi utama perikanan di Indonesia hanya mengandalkan perikanan tangkap, kini harus merambah ke perikanan budidaya. ASEAN terutama Indonesia memiliki tantangan untuk meningkatkan produksi industri perikanan budidaya menjadi 15 juta ton pada tahun 2030 mendatang.
Perikanan budidaya di Indonesia masih memiliki beberapa kendala. Salah satu kendalanya yakni keterbatasan lahan untuk budidaya ikan. Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial tahun 2012, total area yang digunakan untuk budidaya ikan di Indonesia sekitar 500 ribu hektare.
Permasalahan utama ada pada metode budidaya ekstensi yang membutuhkan lahan luas untuk meningkatkan produksi, padahal harga tanah setiap tahun semakin mahal. Ini akan menghambat petani-petani kecil yang tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk budidaya ikan
Fajar Sidik Abdullah Kelana, peneliti Microbubble Generator dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menjelaskan alat Microbubble Generator ini bisa menjadi salah satu solusi bagi petani kecil, khususnya yang memiliki keterbatasan lahan untuk pembenihan kolam.
Baca juga: Application of Micro Bubbles Technology in Catfish Rearing
“Jadi ini alat yang bisa memproduksi gelembung oksigen ukuran mikro, yang tujuannya untuk meningkatkan oksigen terlarut di dalam air. Efeknya ternyata setelah kita coba di perikanan, oksigen terlarutnya naik sampai 7 ppm yang biasanya 3 ppm. Efeknya ke hasil produksi ikan dengan bobot lebih berat 30% dari yang pakai alat biasa,” imbuhnya.
Temukan berbagai aerator disini!
Teknologi Microbubble Generator (MBG) memungkinkan petani ikan untuk membuat kolam yang lebih dalam dibandingkan dengan sistem aerator pada umumnya, karena dapat meningkatkan hasil panen tanpa harus membuka dan membutuhkan lahan yang luas.
Dengan tiga komponen utamanya; pompa air, saluran udara, dan microbubble generator di bagian pembuangan, teknologi ini merupakan implementasi dari aliran dua fasa dengan memvariasikan kuantitas debit udara dan air untuk menghasilkan diameter mikro gelembung ukuran 40 µm. Ukuran mikro-diameter ini dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air yang penting untuk pertumbuhan ikan.
Keunggulan dari Mircobubble Generator antara lain distribusi oksigen yang lebih baik dalam setiap lini kedalaman kolam, sehingga meningkatkan kualitas air kolam, dapat diaplikasikan pada kolam yang sempit dengan menambah kedalaman kolam, serta meminimalkan penggunaan air. Ikan yang tumbuh di kolam yang menggunakan Microbubble Generator bisa naik bobotnya hingga 40%, dengan survival rate 12,7%.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan bahwa MBG yang merupakan salah satu riset yang dilakukan mahasiswa di Pusat Studi Energi UGM ini awalnya digunakan untuk pengolahan air limbah, lalu setelah melakukan riset di bidang perikanan ternyata menghasilkan perubahan yang signifikan.
“Selama ini perjalanan dari 2016 kita bikinnya di kampus sampai 2018, kebetulan dapat support dari Pak Moeldoko dan melalui PT MDK ini jadi bisa mass production. Untuk produksi nanti kita modelnya batch sih, batch pertama itu 20.000 pcs. Baru nanti bulan Agustus dipasarkannya,” terang Fajar.
Ke depannya Fajar beserta tim yang terdiri dari belasan staf departemen teknik mesin, teknik kimia dan teknik perikanan UGM, ingin mengembangkan inovasi ke teknologi perikanan lainnya, misal teknologi Microbubble Generator yang digabung dengan teknologi panel surya.
“Panel surya ini nanti support, misal di Asmat ada kasus kelaparan, kalau kita punya peternakan ikan yang mandiri di daerah terpencil support langsung pake energi terbarukan, ketahanan pangan di daerah plural di daerah asmat bisa lebih terjamin. Kelebihannya bisa menghemat listrik hingga 50%,” jelasnya.
Fajar juga berharap penelitian yang selama ini dilakukan di tataran akademisi universitas bisa bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya sekadar berakhir di laboratorium saja.
Baca juga: KKP Kerja Sama IPB Tingkatkan Pendidikan dan Riset
“Visi misi tim yang terbentuk sih, teknologi di kampus-kampus tidak cuma di skala lab saja, tapi ingin juga dipakai di masyarakat dan buat industri. Visi kita buat petani-petani kecil, rakyat kecil. Mungkin nanti buat pertanian juga. Ada teknologi-teknologi yang diadopsi dari kampus, diuji coba real, dengan harga yang juga terjangkau, ”kata Fajar.
Microbubble Generator awalnya diteliti dan dikembangkan dalam skala laboratorium. Produk Microbubble Generator telah berinovasi dari segi dimensi dan kerumitannya. Dengan desain terbaru, optimasi konsumsi listrik bisa dihemat hingga 25 watt untuk satu unit MBG.
Beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh peneliti serta pengembang MBG, antara lain 1st Champion of YSEALI World of Food Innovation Challenge powered by USAID, Finalist of ASME ISHOW (Innovation Showcase) di Bangalore India pada 2017, Semifinalist of Global Social Venture South East Asia Region (GSVC-SEA), Indonesia Delegation for Youth Ag-Summit 2017, 1st Winner of APJ Cisco Global Problem Solver Challenge, dan 1st World Champion of Ideas For Action 2018 powered by World Bank Group.
Sumber : M-News
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.