SOP Budidaya Patin Berstandar Internasional

| Mon, 18 Apr 2022 - 08:58

Dalam memenuhi standar IndoGAP, maka budidaya patin selayaknya mengikuti SOP Budidaya yang berstandar internasional

 

Menjembatani pembudidaya ikan dengan pasar berstandar internasional, diperlukan standar budidaya pembesaran yang bisa diterima semua pihak terlibat. Hal ini, terang Imza Hermawan, praktisi budidaya air tawar dari GQSP-UNIDO, yang mendasari dibuatnya Standard Operational Procedure (SOP) dalam budidaya ikan. 

 

Imza pun menerangkan sedikit banyak alasan, pembudidaya ikan air tawar, contohnya patin, sudah selayaknya berbudidaya dengan SOP yang harus memenuhi empat aspek utama. Yakni; jaminan mutu dan keamanan pangan, kesehatan dan kesejahteraan ikan, isu lingkungan, serta sosial ekonomi. Karena dalam hal ini, tujuan SOP budidaya patin itu jelas, agar budidaya pembesaran patin produktif dan berkelanjutan. 

 

Penuhi Empat Aspek dalam Budidaya

Sebelum masuk ke empat aspek utama ini, Imza terlebih dulu memaparkan latar belakang budidaya melalui SOP terbarukan nantinya. “Dulu ada CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik), tapi kedepannya CBIB diganti dengan sertifikasi IndoGAP yang melibatkan pihak ketiga. Bila CBIB itu dibuatkan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di pihak internasional masih menjadi pertanyaan,” beber Imza dalam seminar hybrid tentang SOP budidaya patin baru-baru ini.


Baca juga: Patin: Yuk, Budidaya Pustina!

 

Sedangkan, untuk SOP dengan pihak ketiga, maka pihak ketiga inilah yang menilai dan nantinya akan berbayar. Untuk itulah sertifikasi nanti diharapkan bermanfaat betul, dan menjadi semacam tiket bahwa ikan pembudidaya itu telah memenuhi aturan-aturan. “Aturan-aturan itulah sedikit banyak kita tuangkan dalam SOP,” papar Imza.

 

Perbedaan SOP budidaya dengan CBIB dia jelaskan lebih banyak. Dimana, di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), CBIB itu merupakan pedoman tata cara budidaya termasuk panen yang memenuhi jaminan mutu keamanan pangan, kesehatan ikan, isu lingkungan, dan sosial ekonomi. 

 

Mengapa diurutkan prosedur dalam empat aspek utama ini, Imza memaparkan lebih jauh. Yang mana isu pertama adalah jaminan mutu dan keamanan pangan. “Apa yang kita kerjakan bila dengan CBIB harusnya memenuhi persyaratan ini. Tapi ada isu antibiotik yang tetap menjadi perhatian dalam budidaya,” jelasnya. Paling penting dari keamanan pangan ini tidak ada cemaran di produk ikannya.

 

Lalu yang kedua adalah, kesejahteraan dan kesehatan ikan yang nantinya akan berpengaruh pada konsumen yang mengkonsumsi ikan tersebut. Kemudian yang ketiga, isu lingkungan yang perlu dipikirkan lebih jauh. 


Baca juga: Budidaya Ikan Patin, Praktis dan Menguntungkan

 

“Rata-rata, isu lingkungan ini belum terpikirkan. Biasanya ambil air dari tanah, maka sebaiknya air tersebut sebagian kembali ke tanah. Kalau sekarang, sumber air dari tanah, buangannya ke sungai. Ini perlu dipikirkan karena isu lingkungan sehingga harus kita pahami bersama,” urai Imza di depan sekitar 60 peserta yang hadir secara offline. 

 

Yang keempat, adalah sosial ekonomi. Dimana, paling ditekankan oleh aturan bahwa pemanfaatan tenaga kerja di bawah umur. “Semua yang kita kerjakan harus memenuhi empat aspek ini,” imbuh Imza berusaha mensosialisasikan SOP kepada para peserta.

 

Karena, ia menekankan perlunya keseimbangan budidaya produktif dan berkelanjutan. Dimana, pembudidaya menginginkan hasil, tapi dengan ikutan tidak ada residu, cemaran, atau sampah.

 

Untuk itulah, beber Imza, adanya SOP budidaya patin ini untuk memenuhi standar IndoGAP dalam empat aspek utama. Di sisi lain, SOP juga menyinggung produktivitas dan efisiensi produksi patin.


Baca juga: Menikmati Gurihnya Rejeki Budidaya Ikan Patin

 

Kerap adanya, ucap Imza, tantangan di lapangan untuk penerapan budidaya patin sesuai SOP. Merunut ke CBIB saja, ungkapnya, masih banyak tantangan. Dan paling sering tantangan ditemui adalah ‘lupanya’ pembudidaya dalam hal dokumentasi. 


“Kita punya cita-cita budidaya produktif dan berkelanjutan, tapi dokumentasi ini hal penting yang kadang kita lupakan. Padahal dalam CBIB itu ada dokumentasi apa saja yang kita kerjakan, yang nantinya ya untuk kepentingan kita,” tegas Imza. 


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh TROBOS Aqua. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terkandung di dalamnya bukan tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya

Patin 

Penebaran Benih Ikan Patin

Minapoli

880 hari lalu

  • verified icon2634
Patin 

Pelatihan Komunikasi Branding Online untuk UKM Komoditas Patin

Trobos Aqua

1879 hari lalu

  • verified icon2414
Patin 

Polikultur Patin, Tabungan Pembudidaya KJA Jatiluhur

Trobos Aqua

1052 hari lalu

  • verified icon2321
Patin 

Persiapan Sebelum Budidaya Ikan Patin

Minapoli

1250 hari lalu

  • verified icon3819