Presiden RI Beri Penghargaan Atas Keberhasilan Inovasi di Bidang Perikanan Budidaya
| Tue, 20 Aug 2019 - 09:00
Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya merupakan penghargaan yang diberikan dari Presiden kepada warga Negara Indonesia yang telah sangat berjasa dan berbakti kepada bangsa dan Negara.
Khusus di bidang perikanan budidaya, enam pegawai Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikaan (KKP) berhasil mendapatkan Tanda Kehormatan tersebut.
Sebagaimana diketahui, salah satu kriteria untuk mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya adalah keberhasilan dalam melakukan inovasi teknologi yang telah diadopsi dan berkembang serta berguna untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Terus terang, saya bangga dengan pencapaian para perekayasa DJPB dari tahun ke tahun selalu ada inovasi baru yang diciptakan dan bisa menerima penghargaan Satyalancana Wirakarya dari Bapak Joko Widodo”, ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di sela sela penganugerahan penghargaan tersebut di Jakarta. Sabtu (17/8).
Menurutnya, penghargaan satya lancana wirakarya di bidang perikanan budidaya mengindikasikan bahwa hasil perekayasaan khususnya di bidang perikanan budidaya dari para perekayasa DJPB tersebut telah diaplikasikan serta berguna bagi masyarakat.
Disamping itu, pada peringatan Kemerdekaan RI ke 74 ini, DJPB juga memperoleh penghargaan pejabat fungsional bidang kelautan dan perikanan teladan tahun 2019 dari Menteri Kelautan dan Perikanan. Penghargaan Teladan I dan III tingkat nasional bagi jabatan fungsional PHPI diraih oleh pejabat fungsional PHPI yang berasal dari Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang dan BBPBAP Jepara serta Penghargaan Teladan I, II dan III tingkat nasional bagi jabatan fungsional Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan diraih oleh Pejabat Fungsional Pengawas Pembudidayaan Ikan yang berasal dari BPBL Ambon, BPBL Batam dan BBPBAP Jepara.
Slamet mengungkapkan bahwa KKP memiliki banyak SDM unggul dan ini sejalan dengan visi Presiden untuk membawa kemajuan bagi Indonesia.
"Tentu sekali lagi kami sangat bangga, sekaligus optimis bahwa SDM unggul ini akan dapat diteladani dan membawa kemajuan bagi perikanan budidaya", ungkap Slamet.
Adapun, deretan nama-nama penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya DJPB KKP adalah 1. Supito S.Pi, M.Si sebagai Perekayasa Madya pada Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara atas Pengembangan Teknologi Budidaya Udang Skala Rumah Tangga guna meningkatkan pendapatan tambak rakyat; 2. Ir. Abidin Nur II, M.Sc sebagai Perekayasa Madya pada BBPBAP Jepara atas Pengembangan Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) di Indoensia; 3. Bayu Romadhona S.Pi, M.Si sebagai Perekayasa Pertama pada BBPBAP Jepara atas Implementasi dan Pendampingan Teknis Budidaya Udang dan Rajungan Teknologi Sederhana bagi petambak masyarakat di Kabupaten Demak; 4. Ita Rizkiyanti S.Pi sebagai PHPI Muda dari BBPBAP Jepara atas Pembuatan Probiotik Kering Isolat Lokal dan Aplikasinya pada masyarakat dan pembudidaya ikan; 5. Ari Prakoso S.St.Pi sebagai Pengawas Pembudidayaan Ikan pada Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee atas Pembinaan Kehidupan Sosial Masyarakat (eks Narkoba) melalui usaha budidaya udang/ikan di Desa Pacu kota Lhokseumawe dan 6. Ibnu Sahidhir S.Pi, M.Sc sebagai Perekayasa Muda pada BBPBAP Jepara atas Pemasyarakatan Teknologi Fermentasi dalam Akuakultur secara online untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.
Dari hasil perekayasaan tersebut, komoditas yang banyak dikembangkan adalah udang. Kondisi demikian sudah sejalan dengan target perikanan budidaya menjadikan udang sebagai salah satu komoditas tulang punggung untuk mengdongkrak ekspor perikanan Indonesia. Saat ini pengembangan budidaya udang terus ditingkatkan melalui pembinaan dan pendampingan serta terobosan teknologi baik teknologi budidaya maupun teknologi sarana dan prasarana pendukung yang telah dilakukan. Upaya tersebut telah dikembangkan oleh para perekayasa, pengawas pembudidayaan ikan serta PHPI sampai dihasilkan masyarakat yang mampu mengaplikasikannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Untuk diketahui bahwa produksi udang nasional meningkat pada tahun 2017 mencapai sekitar 1 juta ton, dibandingkan pada tahun sebelumnya hanya mencapai 698 ribu ton. “Pengembangan udang windu dan udang jerbung sudah benar dilakukan, dikarenakan komoditas tersebut sebagai udang asli Indonesia. Sehinggga apabila nanti muncul kendala dalam usaha budidaya udang vaname, masyarakat sudah memiliki alternatif budidaya udang”, ujar Slamet.
Bagi para perekayasa di bidang perikanan budidaya lebih termotivasi untuk menciptakan inovasi baru serta terus berkomitmen melakukan pembinaan dan pengaplikasian teknologi yang dihasilkan bagi peningkatan kesejahteraan pembudidaya serta keberlanjutan lingkungan dan usahanya. Dengan diterimanya penghargaan, diharapkan para perekayasa, pengawas pembudidayaan ikan serta PHPI jangan mudah berpuas diri karena masih banyak yang harus kita kembangkan bersama guna meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat pembudidaya ikan. Sehingga masyarakat dapat menuju masyarakat perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing serta berkelanjutan,”pungkas Slamet.
Sumber : Humas DJPB