• Home
  • Infomina
  • Pemerintah dan FAO Susun Formula Pakan Patin Berkualitas

Pemerintah dan FAO Susun Formula Pakan Patin Berkualitas

| Thu, 26 Dec 2019 - 09:11


Badan Pangan Dunia (FAO) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan berkolaborasi menyusun formula pakan ikan patin berkualitas berbahan baku lokal sepanjang 2019.

Sebelumnya Ditjen Perikanan Budidaya - KKP dengan FAO bersama-sama menggarap proyek "Supporting Local Feed Self-Sufficiency for Inland Aquaculture in Indonesia". Proyek tersebut merupakan kolaborasi yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pakan ikan khususnya ikan air tawar yang berkualitas tinggi dengan biaya murah oleh para produsen pakan skala kecil di Sumatera Selatan.


Baca juga: KKP – FAO Lakukan Training Percepat Perluasan Area Minapadi


Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto pada terminal workshop proyek ini (Kamis, 19/12), mengatakan  FAO memiliki andil besar dalam mendukung pengembangan akuakultur di Indonesia. Ia juga menilai berbagai support FAO, karena memandang Indonesia merupakan negara yang sangat diperhitungkan dalam kinerja akuakultur global, khususnya bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dunia.

Slamet juga membeberkan, bahwa proyek kolaborasi dengan FAO melalui percontohan produksi pakan mandiri di Provinsi Sumatera Selatan berjalan dengan memuaskan. Hal ini ditandai dengan dihasilkannya paket formula pakan mandiri yang berkualitas dan biaya murah, untuk ikan patin.

"Formula pakan FAO menghasilkan respon pertumbuhan dan efisiensi produksi. Saya yakin dengan menggunakan formula ini usaha budidaya ikan patin, khususnya di Sumatera Selatan akan semakin berkembang. Komoditas patin akan terus kita dorong, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri saja, namun kita akan dorong untuk ekspor. Terlebih pasar sudah mulai terbuka misalnya ke Timur Tengah, UE, Amerika dan negara Asia,”jelas Slamet.

Ditambahkan Slamet, pakan mandiri saat ini memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan pabrikan. Menurutnya inovasi formula sudah banyak berkembang misalnya dengan penggunaan silase, enzim dan bahan baku lokal seperti palm karnel milk (PKM). Menurut dia, upaya ini berhasil meningkatkan efisiensi pakan.


Baca juga: Pemerintah - FAO Gelar Pelatihan Pemantauan Populasi Sidat


Khusus untuk PKM ini, Slamet menyatakan, Indonesia sebagai produsen terbesar kedua setelah Malaysia dan 80% nya diekspor. Kendalanya saat ini, kelompok Gerpari (Gerakan Pakan Ikan Mandiri) sulit mendapatkannya karena harga mulai tinggi seiring permintaan untuk pakan awalnya tinggi.

“Nah, ini yang saya himbau kepada pemerintah daerah untuk memfasilitasi agar 10% produksi PKM bisa dialokasikan untuk bahan baku pakan ikan, tentunya dengan biaya yang murah. Saya sudah berkirim surat ke Gubernur Riau terkait hal ini, nanti jika belum ada tindak lanjut akan kami susulkan lagi surat himbauan berikutnya", tegasnya.

Hingga November tahun 2019, total produksi pakan mandiri secara nasional mencapai 32.557 ton. KKP menargetkan ke depan kontribusi pakan mandiri terhadap kebutuhan pakan nasional akan lebih besar lagi. Dimana saat ini diperkirakan kontribusinya baru sekitar 17%.

Sementara itu asisten FAO Representatif Indonesia, Ageng Herianto mengatakan bahwa proyek kerjasama ini dapat membantu para pembudidaya ikan untuk mendapatkan akses pakan yang berkualitas dan murah. Ia menargetkan formula yang dihasilkan dapat menjadi solusi untuk menekan biaya produksi yang 70%-nya dipicu dari harga pakan yang tinggi. Ia juga memastikan bahwa produk pakan formula FAO telah memenuhi standar mutu sesuai SNI dengan kisaran protein sebesar 20 - 25%. Produk ini aman dari tambahan bahan bahan kimia dan biologis yang berbahaya.

Formula pakan patin itu telah diuji lapang pada enam kelompok di  Palembang dan Kab Banyuasin dan hasilnya memuaskan dibanding pakan mandiri yang selama ini diproduksi kelompok. Hasilnya, konversi pakan rata-rata kurang dari 2 dan harga terjangkau yakni rata-rata Rp 4.750/kg. Sebagai informasi  formula pakam FAO terdiri dari silase ikan, kepala udang, ikan asin, poles (dedak), bungkil sawit, kanji, premix, multi-enzym, dan phytase


Baca juga: FAO Pilih Indonesia Sebagai Lokasi Percontohan Perbaikan Tata Kelola Biosekuriti Perikanan Budidaya


FAO International Consultant, Thomas Shipton, menilai Indonesia merupakan negara yang sangat diperhitungkan dalam pengembangan akuakultur global saat ini. Untuk itu, FAO memiliki kepentingan dalam memberikan dukungan bagi pengembangan akuakultur di Indonesia. FAO menaruh harapan besar pada Indonesia dalam kontribusinya terhadap ketahanan pangan global.

 

Artikel Asli : Trobos Aqua


Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu PasarminaInfomina, dan Eventmina. 

Artikel lainnya