Masa Pandemi Corona, Budidaya Ikan Hias Mulai Marak di Bangka Belitung
| Fri, 28 Aug 2020 - 14:03
Merawat ikan hias menjadi alternatif untuk membunuh kebosanan saat pandemi Covid-19. Melihat ikan dengan beragam bentuk dan warna menjadi hiburan tersendiri lantaran membuat suasana hati menjadi tenang. Merawat ikan peliharaan bisa menjadi hobi baru karena lebih banyak berdiam di rumah sambil memandang ikan yang berada di dalam akuarium atau wadah untuk ikan lainnya.
Kasi Usaha Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Babel, Surati, mengatakan, kebiasaan merawat ikan adalah potensi baru pada masa pandemi Covid-19 sehingga kondisi ini bisa menjadi peluang usaha bagi para penjual ikan hias. Apalagi saat banyak kegiatan ekonomi yang terganggu tidak terkecuali bidang perikanan.
Baca juga: Budidaya Ikan Kala Pandemi, Untungkan Usaha Pembenihan
"Banyak usaha perikanan yang macet usahanya karena sulit untuk memasarkan karena daya beli masyarakat yang rendah dan kalaupun terjual harganya tidak sesuai dengan cost. Sehingga pembudidaya banyak menghentikan sementara usahanya," jelas Surati kepada Bangkapos.com, Minggu (16/8/2020).
Surati mengatakan usaha menjual ikan hias saat ini lebih banyak diminati karena banyak faktor terutama tidak memerlukan tempat yang luas dan bahan pakan yang bisa disediakan sendiri dari alam.
"Untuk mengganti kegiatan usaha budidaya banyak orang beralih ke ikan hias alasanya tidak banyak membutuhkan tempat yang luas, tidak perlu kontak dengan orang banyak dan bahan pakan bisa diambil dari alam tidak perlu membeli dan penghilang kepenatan selama pandemi," kata Surati.
Dia menjelaskan untuk jenis ikan yang banyak dipelihara masyarakat Bangka Belitung ialah ikan koi, ikan guppy, cupang, platy, mas koki, dan manfih sementara ikan hias yang langka di Babel yaitu ikan discus.
Baca juga: Cara Bagus Merawat Discus
"Untuk pembinaan terhadap penjual, penangkaran sementara ini memang belum banyak peran yang diberikan oleh pemerintah untuk perkembangan ikan hias ini. Mengingat ikan hias sudah mulai digemari oleh masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini pihak pemerintah mulai melakukan pembinaan bagi penangkar yang dilakukan oleh penyuluh perikanan melalui cara pembenihan ikan yang baik dan pemberian bantuan sarana prasarana seperti calon induk dan peralatan lain.
"Bantuan ini berasal dari dana pusat maupun dana APBD kabupaten. Untuk dana provinsi tidak bisa menganggarkan karena kewenangan budidaya air tawar ada di kabupaten. Untuk para penjual mereka sudah mempunyai pelangan tersendiri yang selama ini sudah meraka bangun dan mereka juga punya asosiasi ikan hias. Ikan hias kita juga sering dikirim ke luar negeri yang bayernya ada di Jakarta," ungkap Surati.
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.