Kupas Habis Inovasi Sistem Pemberian Pakan Ikan Rasional Automatis dari Kota Mataram
| Thu, 11 Nov 2021 - 14:17
Ada sebuah cerita seorang penyuluh perikanan yang ingin mencontohkan cara budidaya ikan lele di rumahnya sendiri tetapi kesibukannya di lapangan dengan jumlah pelaku usaha yang lumayan banyak 1.500 pelaku usaha dan semuanya adalah para nelayan penangkap ikan.
Apa yang ingin diwujudkan berbeda dengan apa yang sedang dihadapi yakni membina para nelayan yang nota bene setiap hari adalah memburu ikan di selat Lombok, indicator kinerja nya juga sudah tertuang dalam IKU (Indikator Kinerja Utama) dengan jumlah 14 indikator, diantranya IKU 1. Kelompok kelautan dan perikanan yang meningkat kelasnya di Satminkal BBRBLPP (Kelompok); IKU 2. Kelompok kelautan dan perikanan yang dibentuk di Satminkal BBRBLPP (Kelompok);
IKU 3. Jumlah Kelompok Pelaku Utama/Pelaku Usaha yang disuluh di BBRBLPP (kelompok); IKU 4. Jumlah percontohan penyuluhan di BBRBLPP; IKU 5. Pembinaan UMK; IKU 6. Pembinaan Koperasi; IKU 7. Melakukan penilaian kelas kemampuan kelompok (satuan : kelompok); IKU 8. Fasilitasi pelaku utama/pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendapatkan bantuan pembiayaan/akses permodalan (satuan : kelompok); IKU 9. Fasilitasi pelaku utama/pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendapatkan bantuan akses pasar hasil perikanan (satuan : kelompok);
IKU 10. Fasilitasi pelaku utama/pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendapatkan akses informasi dan teknologi (satuan : kelompok); IKU 11. Mensosialisasikan peraturan terkait kelautan dan perikanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan (satuan : kelompok); IKU 12. Fasilitasi pelaku utama/pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam proses dan setelah mendapatkan bantuan pemerintah (satuan : kelompok); IKU 13. Melakukan pendataan dan/atau updating pelaku usaha kelautan dan perikanan (satuan : orang); IKU 14. Melakukan sampling pendataan obyek/ Rumah Tangga Perikanan (RTP) dalam wilayah kerjanya (satuan : orang).
Berbekal kolam trampoline hasil barter dengan Pak Salim Penyuluh Perikanan Madya dia memulai budidaya lele dengan ukuran awal 5 cm, yang dirasakan kadang hewan budidayanya diberi pakan dan kadang rajin, tetapi karena kesibukan yang meningkat kesulitan pemberian pakan secara teratur dan tepat jumlah sulit diaplikasikan. Hal ini tidak boleh terjadi pada ikan lele karena rawan kanibalisme.
Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia
Sang penyuluh juga senang bereksperimen dan ingin mewujudkan cita-citanya untuk sebuah contoh budidaya lele yang bisa berjalan walau pun dengan kesibukan yang cukup tinggi. Penyuluh pernah mendengar berita alat pakan otomatis tetapi belum pernah menyentuhnya walaupun sang penyuluh sudah pernah merancang sebuah model pakan automotis untuk lele pada tahun 1990 pada lomba Macrobrachium Cup IV di universitas DR. Soetomo Surabaya dengan menggunakan jam analog.
Kemudian ia mulai duduk memanfaatkan alat dan bahan yang ada, seperti wadah bekas air galon, pipa 2 inch , knee 2 inc, timer listrik dan blower udara. Pipa dan knee dirangkai kemudian disambungkan ke container gallon air bekas yang dilubangi, blower dipasang dari arah belakang untuk mendorong pakan ikan yang diisikan. Yang akan bekerja setelah waktu disetting pada timer listrik.
Alat pemberian pakan rasional automatis ini dicobakan dengan tiga kali pemberian yakni pagi siang dan sore dan alahamdulilah berhasil. Setelah berhasil penyuluh mendatangi pemilik alat pemberian pakan automatis pak Sabara di lingkungan Sayang Aayang dan membandingkannya ternyata mekanisme kerja alat sangat berbeda dimana alat dengan merek Efisheri hasil sumbangan tersebut bekerja menggunakan pedal dan sementara buatan/inovasi penyuluh bekerja menggunakan semburan dari blower udara.
Keberhasilan sang penyuluh selanjutnya dikonsultasikan ke Balitbang Kota mataram dan untuk diikutkan pada lomba inovasi daerah kota mataram dan mendapat apresiasi dari Balitbang Kota Mataram dan merupakan inovasi dari penyuluh perikanan untuk mewujudkan one agency one innovation.
Hasil dari inovasi penyuluh perikanan tersebut akan di desiminasikan pada kelompok pembudidaya ikan Kelurahan Baretais yang belum mendapatkan informasi mengenai system pemberian pakan rasional automatis dan disingkat menjadi SEMPRU.
Pesan bijak: Menurut Anonymous dari Universitas Gajah Mada ‘Inovasi daerah sendiri sangat dibutuhkan dalam pembangunan Nasional’.
---
Penulis: Agus Pramono
Profesi: Penyuluh Perikanan
Instansi: Dinas Perikanan Kota Mataram