Kegiatan Pembelajaran Teaching Factory Penangkapan Ikan di Kapal Latih Penangkapan Ikan untuk Menciptakan Pelaku Perikanan yang Unggul
| Sun, 07 Nov 2021 - 14:52
Tujuan pendidikan sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah sejalan dengan misi pemerintah Republik Indonesia saat ini, yaitu menciptakan sumber daya manusia yang unggul, mandiri, terampil, dan berkarakter gotong royong. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI memiliki sarana belajar praktek berupa kapal latih penangkapan ikan untuk Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) pada jenjang sekolah menengah, dan Teknik Penangkapan Ikan (TPI) pada jenjang Diploma III dan Diploma IV.
Kapal latih digunakan sebagai sarana belajar praktek yang sesuai dengan kurikulum yang yang mengedepankan model pembelajaran Teaching Factory atau pembelajaran berbasis produksi, sehingga pada proses belajarnya, hanya 30% pembelajaran yang bersifat teori, sedangkan sisanya, yaitu 70% adalah pembelajaran yang bersifat praktikum. Praktikum di kapal latih penangkapan ikan dilakukan dalam upaya untuk memperoleh output peserta didik yang terampil dan bertanggung jawab dalam mengeksploitasi laut Indonesia.
Pada tanggal 5 Oktober 2021 hingga 14 Oktober 2021, dilaksanakan praktek layar penangkapan ikan oleh para Taruna Semester IV Program Studi Teknik Penangkapan Ikan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang yang berada di kampus Lampung. Praktek layar dilaksanakan di Kapal latih penangkapan ikan KN. Baronang milik SUPM Negeri Kotaagung-Lampung. Jumlah taruna praktek adalah 16 orang, sedangkan yang menjadi instruktur praktek di atas kapal adalah awak kapal latih yang berjumlah 5 orang ditambah dengan satu orang dosen pendamping.
Materi-materi yang diberikan pada praktek layar di kapal latih ini adalah materi-materi perkuliahan yang sudah ditetapkan dalam Kurikulum pembelajaran Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, yaitu mata kuliah Perencanaan Pelayaran, Olah Gerak Kapal, Teknik Penangkapan Ikan, Permesinan Kapal, Navigasi Elektronik, dan Bahan dan Alat Tangkap Ikan. Selain mata kuliah - mata kuliah tersebut, pada awal keberangkatan berlayar, para taruna diberikan materi Safety Induction.
Safety Induction adalah kegiatan pertama yang melibatkan seluruh taruna yang berisi tentang bagaimana bekerja dengan aman di tempat kerja yang beresiko tinggi. Safety Induction terdiri dari rangkaian mengenai identifikasi bahaya di tempat kerja, prosedur darurat, aktivitas untuk mencegah cedera ketika bekerja, dan juga penjelasan mengenai aturan-aturan atau prosedur kerja yang berlaku di atas kapal. Safety Induction dilakukan untuk memastikan kesadaran keselamatan masing-masing serta keselamatan kapal secara keseluruhan sehingga dapat mencegah terjadinya cidera atau kecelakaan kerja atau bahaya kecelakaan kapal.
Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia
Perencanaan pelayaran adalah suatu ilmu untuk menentukan posisi dan arah Haluan kapal yang akan dikemudikan. Alur pelayaran dibuat di peta laut dengan memperhatikan tanda-tanda yang ada di peta laut untuk menghindari bahaya kecelakaan kapal. Pada praktek perencanaan pelayaran, para taruna diajarkan mengenai cara menggunakan peta laut, cara membuat garis haluan kapal, cara menentukan koordinat lokasi kapal, cara menentukan jarak antara 2 lokasi di peta laut, dan cara membuat rute pelayaran dari satu tempat ke tempat yang lain di peta laut.
Olah gerak kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk merubah kedudukannya dari satu tempat ke tempat lain. Pada praktek olah gerak kapal, para taruna akan belajar mengemudikan kapal penangkap ikan dengan cara mengaplikasikan haluan kapal yang dibuat di perencanaan pelayaran.
Sebagai calon pelaku kegiatan penangkapan ikan, para taruna program studi Teknik penangkapan ikan harus bisa menggunakan alat penangkapan ikan dengan terampil dan bertanggung jawab. Untuk itu, selama kegiatan berlayar di kapal latih penangkapan ikan, para taruna dilatih secara terus menerus mengenai cara mengoperasikan alat penangkapan ikan yang ada di atas kapal.
Alat penangkapan ikan yang digunakan pada praktek layar di kapal latih penangkapan ikan KN.Baronang adalah adalah gill net. Gill net merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama. Pada ujung lembaran jaring bagian atas diletakkan pelampung, dan pada ujung lembaran jaring bagian bawah diletakkan pemberat. Dengan adanya gaya apung dari pelampung dan gaya berat dari pemberat, maka jaring akan terbentang di dalam air.
Bentangan ini berfungsi untuk menghadang arah gerak ikan sehingga ikan yang menabrak jaring akan terjerat, tersangkut, atau terbelit. Ikan-ikan yang diperoleh dikumpulkan untuk dijual atau dikonsumsi sendiri oleh para taruna. Penjualan ikan hasil tangkapan merupakan tahap akhir dari rangkaian kegiatan praktek berlayar di kapal latih penangkapan ikan. Penjualan ikan hasil tangkapan adalah juga merupakan bagian akhir dari model belajar teaching factory di kapal penangkapan ikan, dimana hasil produksi penangkapan ikan berupa ikan tangkapan dikonversi menjadi uang.
Pada akhir kegiatan praktek berlayar, kapal disiram dan dicuci dengan bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran bangkai ikan. Kegiatan bersih kapal ini dilakukan untuk menghindari berkembangnya atau menyebarnya binatang-binatang pengganggu seperti tikus, kecoa atau hewan lainnya. Jika tidak dibersihkan, hewan-hewan tersebut akan bersarang di atas kapal yang akan mengganggu kenyamanan dan keamanan kapal pada operasi pelayaran penangkapan ikan berikutnya.