• Home
  • Infomina
  • KKP: Budidaya Ikan Nila dengan Kincir Tingkatkan Produktivitias

KKP: Budidaya Ikan Nila dengan Kincir Tingkatkan Produktivitias

| Mon, 28 Sep 2020 - 14:51

Kementrian Kelautan dan Perikanan menyatakan inovasi teknologi budidaya ikan nila dengan kincir di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mampu meningkatkan produktivitas sektor perikanan.


“Kami berkomitmen untuk mengembangkan lokasi (Sleman) ini khusus minawista dengan keunggulan invasi teknologi budidaya ikan nila dengan kincir atau disingkat Budikuncir. Nanti kita akan tata agar lebih bagus dan pengunjung bisa terkesan melihat kawasan ini,” kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.


Menurut Slamet, pihaknya akan menyalurkan bantuan kincir, induk nila merah dan sarana produksi lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktiviitas, mutu dan daya saing ikan nila yang dihasilkan.


Baca juga: Ikan Nila, Sumber Pangan dan Gizi untuk Pencegahan Stunting


Ia mengungkapkan sebelum menggunakan kincir, produktivitas kolam milik kelompok Mina Taruna itu hanya 400 kg di kolam seluas 255 meter persegi.


Setelah menggunakan kincir, lanjutnya, produksinya dapat mencapai 1.300 kg, dengan kata lain terjadi peningkatan produktivitas lebih dari 300 persen dengan menggunakan 1 unit kincir.


Ia juga memaparkan bahwa kegiatan usaha budidaya yang dirintis kelompok Mina Taruna sudah dimulai tahun 1998, dan saat ini telah berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi pembudidaya.


Baca juga: Pentingnya Seleksi pada Pembenihan Nila


Kegiatan Sibudidikucir atau sistem budidaya ikan dengan teknologi kincir air, merupakan salah satu kegiatan unggulan yang telah dikembangkan oleh kelompok ini dan menjadi salah satu ikan perikanan budidaya di Sleman.


Usaha lain yang dikembangkan kelompok ini adlaah pembenihan ikan nila, pendederan ikan nila, koi dan gurami. Kegiatan usaha pembesaran ikan ini dilakukan baik di kolam dengan kincir, juga di kolam air deras. 


Ketua kompok Mina Taruna, Santo saat dimintai keterangannya, mengatakan bahwa perkembangan usaha yang dialami oleh kelompok ini cukup membanggakan.


Baca juga: Cara Mudah Memilih Bibit dan Indukan Ikan Nila


Santo menyebut bahwa dari semula hanya memiliki kolam sebanyak 10 kolam dengan luas 0,8 ha, saat ini sudah berkembang menjadi 98 kolam di lahan seluas 3,3 ha.


“Kemajuan dari kelompok ini tak lepas dari pembinaan dan pendampongan yang dilakukan oleh Dinas setempat beserta penyuluh perikanan. “Ke depan PR kami menjadikan kawasan minawisata yang lebih maju,” ucapnya.


Sumber: Antara News

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.

Artikel lainnya