• Home
  • Infomina
  • Kelompok Nelayan Desa Belang-belang Rintis Budidaya Ikan Bobara

Kelompok Nelayan Desa Belang-belang Rintis Budidaya Ikan Bobara

| Fri, 11 Mar 2022 - 15:52

Siang itu, Naser Kodja (52 tahun) menyiapkan alat pembuatan keramba jaring apung (KJA) untuk budidaya ikan bobara (Caranx sp) (ikan kuwe). Naser, tokoh masyarakat desa setempat dan PNS itu merupakan pembina kelompok nelayan Teluk Mutiara Lestari, Desa Belang-belang Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara yang baru dibentuk satu tahun ini.


Dia bersama 25 nelayan binaannya mulai merintis usaha budidaya perikanan laut ini karena dirasa memiliki masa depan menjanjikan, juga potensinya cukup tersedia.


“Kami mau bina kelompok nelayan budidaya ini karena ada potensi cukup tersedia dan menjanjikan untuk dikembangkan,” ujar Naser yang ditemui Minggu (13/2/2022).


Warga Desa Belang-belang berprofesi ganda sebagai petani  juga nelayan. Mereka melaut juga berkebun pala cengkih dan kelapa serta tanaman pangan lainnya. Desa dengan jumlah penduduk mencapai 600 jiwa itu, warganya tengah menyiapkan berbagai sarana untuk budidaya perikanan air laut tersebut. Mereka juga telah membentuk kelompok nelayan pembudidaya ikan bobara.


Baca juga: Budidaya Ikan Kakap di Keramba Jaring Apung (KJA)


Secara geografis, desa yang berada di dalam teluk dan dikelilingi banyak pulau kecil itu sangat strategis dikembangkan perikanan budidaya air laut. Pasalnya, tak ada gelombang maupun arus laut kencang yang merusak fasilitas perikanan budidaya dan air lautnya sangat sehat.


“Di desa ini ada 4 orang warga yang lebih dulu mengembangkan budidaya ikan ini dan sudah ada hasilnya. Karena itu kita mencontoh dan berencana mengembangkan dalam bentuk kelompok. Dulu, di laut desa ini juga orang Jepang mengembangkan budidaya mutiara. Sayangnya konflik sosial yang terjadi pada 1999 lalu membuat mutiara juga hancur. Sekarang kita coba kembangkan perikanan budidaya dan mengajak masyarakat ikut serta di dalamnya,” jelas Naser.


Nanti anggota kelompok nelayan diwajibkan menyerahkan ikan yang ditangkap dalam keadaan hidup dan dipelihara dalam KJA yang telah disiapkan. “Kita fokus kembangkan atau pelihara ikan bobara. Kalau ada kerapu juga akan dikembangkan,” jelas Naser.


Pembudidayaan ikan yang biasanya dilakukan perseorangan, sekarang dirintis dilakukan berkelompok. Para nelayan bekerja bersama dengan hasil yang dibagi dari banyaknya ikan yang berhasil dibudidayakan.


Baca juga: Tahap Pembesaran untuk Ikan Kerapu Macan di KJA


Pembudidayaan ini didukung seorang pengusaha perikanan yang sedang membangun usahanya di pelabuhan pendaratan ikan Panamboang. Pulau Bacan. Ternyata bantuan itu belum memenuhi seluruh kebutuhan. Karena itu kelompok harus membuat proposal meminta bantuan ke instansi terkait yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara meminta bantuan keramba, mesin dan body perahu.


“Kita ajukan proposal meminta tambahan bantuan ke Pemerintah Provinsi. Berharap ada perhatian dari pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara.” jelas Naser.


Rencana jangka panjangnya budidaya ikan ini akan disinergikan dengan pariwisata karena potensinya sangat mendukung. Terutama destinasi wisata pantai.


“Ide awalnya begitu jadi warga bisa datang ke sini sambil menikmati keindahan pantai dan teluk juga bisa menikmati ikan bakar bobara. Ke depan jika proses ini sudah berjalan dan ikannya sudah bisa dipanen maka akan direalisasikan,” jelas Naser.


Ide ini muncul karena lokasinya sangat dekat dengan ibukota kabupaten Halmahera Selatan dan panoramanya yang menawan.


Baca juga: Wisata Akuakultur Ada di Maros, Bisa Mancing Sekaligus Wisata Kuliner


Kelompok ini telah mendapatkan 8 unit KJA berukuran 3×3 meter sebagai untuk pembibitan ikan bobara sebagai rintisan. “Ukuran keramba ini diharapkan mampu menampung anakan bobara 200 sampai 300 ekor,” katanya.


Ikan harus dipindah ketika mulai besar karena terjadi persaingan mendapatkan makanan. Setiap keramba disisakan 150 ekor untuk dilakukan pembesaran.


Menurut Idham Korma, ketua kelompok nelayan, mereka mau mengembangkan jenis ikan ini karena kondisi lingkungan dan pakan yang sangat mendukung.


Perairan sekitar Desa Belang-belang menjadi tempat hidup ikan ngafi (teri,red) yang merupakan pakan ikan bobara.


Dia mengatakan rintisan pembudidayaan ini diharapkan bisa memberdayakan nelayan tidak hanya menangkap ikan pelagis kecil, tude dan kembung. Setiap anakan ikan bobara yang mereka tangkap dan masukan ke dalam KJA, menjadi hak nelayan. Hal itu sebagai tabungan nelayan.


“Keuntungannya ada dua. Berusaha secara berkelompok juga ikannya menjadi simpanan nelayan,” lanjutnya. Pilihan mengembangkan ikan bobara ini juga karena sangat tahan dari berbagai macam penyakit serta mudah dibudidayakan.


Baca juga: Melihat Lebih Dekat Wisata Keramba Apung di Sumberkima Bali Utara


“Setiap nelayan akan menyetorkan ikan dan didata secara lengkap. Dua orang nelayan diberi fasilitas satu keramba untuk diisi hasil tangkapan anakan ikan bobara,” jelas Idham.


Pemerintah desa mendukung usaha tersebut pengadaan perahu ketinting bagi nelayan melalui Dana Desa (DD). Ada 38 perahu katinting sudah disiapkan. Perahu itu digunakan untuk menangkap ikan pelagis dan bila mendapatkan anakan bobara langsung ditempatkan di KJA


Kepala Desa Belang-belang Suaib Yunus bilang penyediaan sarana ini penting bagi pemberdayaan nelayan. “Di desa ini warga kami berprofesi nelayan juga sebagai petani. Rata–rata mereka menangkap ikan pelagis kecil dan ikan dasar atau ikan karang,” ujarnya. Karena itu mereka juga butuh sarana tangkap. Alat tangkap yang diadakan yaitu jenis ketinting. “Kita akan lihat dalam anggaran berikut untuk membantu membiayai kebutuhan pemberdayaan yang lain,” jelasnya.


Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Maluku Utara Kadri Laece mengapresiasi pembudidayaan bobara dalam KJA itu. Pihaknya akan mengawal dan memberikan perhatian serius kepada para nelayan tersebut.


Soal proposal bantuan dari warga, dia berharap permintaan KJA dan fasilitas pendukung dapat diadakan pada tahun anggaran 2022 ini.


Baca juga: Fermentasi Tepung Sargassum Berhasil Turunkan Kebutuhan Pakan Ikan Baronang


“Karena benih ikan bobara ini diambil dari alam dengan pakan dan perlakuan yang mudah maka ini sangat membantu nelayan membudidayakan ikan ini. Desa Belang- belang dan beberapa desa pula sekitarnya dulu dibudidayakan ikan kerapu tetapi seiring waktu pakan dan pemeliharannya agak rumit sehingga dihentikan,” katanya.


Kadri mengatakan tahun ini ada dana sekitar Rp13 miliar untuk pengembangan perikanan budidaya di Maluku Utara


Dia akui dalam beberapa tahun ini perhatian ke perikanan budidaya itu belum signifikan. Pemerintah daerah masih menjadikan perikanan tangkap sebagai leading sector. Padahal potensi perikanan budidaya terbuka lebar. “Kita juga berharap anggaran difokuskan KKP untuk perikanan budidaya sehingga gerakan yang dirintis kelompok masyarakat juga lebih mendapat perhatian dan dukungan,” imbuhnya.


Dr Aris Hasanudin dan Pusat Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate bilang perikanan budidaya di Maluku Utara sudah mulai ada perhatian. Pihaknya telah mendorong pemerintah daerah agar program perikanan budidaya ini lebih banyak diperhatikan.


“Kita bersyukur karena sudah mulai ada perhatian   pengembangan perikanan budidaya terutama jenis udang vaname. Beberapa usulan yang telah kami dorong untuk program perikanan budidaya mendapat perhatian dari pemerintah daerah untuk dikembangkan,” jelasnya.


Sumber: Mongabay

Artikel lainnya