Ikan Kobia Berdaging Lembut, Kulit Mirip Kikil Sapi
| Sun, 24 Feb 2019 - 05:53
Jakarta - Ikan Kobia (Rachycentron canadum) memiliki tekstur daging yang lembut namun berkulit tebal mirip kikil sapi di sekitar kepalanya.
Keunikan ikan kobia diperkenalkan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan pada bazar rutin Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan yang digelar pada 7-8/2.
KKP menyiarkan, ikan ini merupakan spesies karnivora laut yang relatif baru dalam bidang budidaya dan belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Ikan kobia potensial untuk dikembangkan karena cepat pertumbuhannya, dalam waktu 1 tahun mampu mencapai bobot 4-6 kg. Biarpun termasuk jenis ikan ukuran besar, ikan kobia mudah beradaptasi dengan lingkungan budidaya serta mudah mengkonsumsi pakan buatan.
Untuk menarik minat masyarakat mengkonsumsi ikan kobia, digelar demo memasak ikan kobia oleh Chef Aiko bersama Dirjen PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto pada Kamis (7/2)di Ballroom Minabahari III. Sesaat sebelum memulai demo masak, Dirjen PDSPKP menyampaikan bahwa ikan kobia merupakan spesies asli perairan Indonesia, bisa menjadi sumber ikan dalam mendukung program peningkatkan konsumsi ikan 70 kg/kapita pada 2024.
Dirjen menyampaikan bahwa daging ikan kobia teksturnya lembut dan kulit sekitar kepala tebal seperti kulit sapi. “Ikan kobia merupakan pilihan yang cocok untuk penggemar kikil (kulit sapi), namun kulit ikan lebih aman dikonsumsi karena tergolong asam lemak tak jenuh yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah,” terang Rifky.
Chef Aiko memasak ikan kobia dengan cara di steam. Adapun ikan kobia yang akan dimasak sudah difillet terlebih dahulu. Pada kesempatan ini Cheff Aiko mengatakan bahwa kelebihan dari ikan kobia adalah tidak berbau. “Saya yakin ikan kobia pasti disukai oleh anak-anak karena rasanya yang tidak amis. Baik dimakan dalam bentuk daging ataupun menjadi olahan lainnya,”terang Aiko.
Chef Aiko pun berpesan untuk memasak kobia, tidak perlu terlalu lama karena protein ikan akan rusak dan dagingnya menjadi kering. Pada akhir sesi, pengunjung mencicipi hasil masakan Cheff Aiko dan Dirjen PDSPKP.