Ikan, Kecerdasan, dan Daya Tahan Tubuh
| Mon, 11 May 2020 - 08:28
Prof. Dr. Muchlisin Z. A., S.Pi, M.Sc Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah, Ketua Pusat Studi Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Prof. Dr. Muchlisin Z. A., S.Pi, M.Sc
Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah, Ketua Pusat Studi Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Ikan adalah salah satu sumber gizi hewani yang murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Komponen yang paling besar dan paling penting pada daging ikan adalah protein yang dapat mencapai 20-40%, berbeda dengan protein yang bersumber dari bahan nabati, protein yang berasal dari ikan lebih mudah dicerna sehingga aman bagi sistim pencernaan termasuk bayi dan manula.
Fungsi utama protein adalah sebagai zat pembangun dan pemelihara sel-sel tubuh. Anak-anak lebih banyak memerlukan protein karena sedang masa pertumbuhan, termasuk sel-sel otak yang akan menentukan kecerdasan dan sitem imun tubuh setelah dewasa.
Protein pada ikan tersusun atas asam-asam amino esensial dan nonesensial. Salah satu jenis asam amino penting yang ada pada daging ikan adalah taurin yang berperan penting dalam pembentukan sel-sel otak pada bayi dan anak-anak.
Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk memberikan ikan pada menu makanan bayi yang telah selesai masa ASI ekslusif dan anak-anak yang dalam masa pertumbuhan.
Selain Taurin, protein pada ikan juga mengandung lisin dan triptopan yang berperan penting dalam pembentukan imunoglobulin atau antibodi (membangun sistim imun) yang berfungsi untuk melawan infeksi yang diakibatkan oleh masuknya benda asing penyebab penyakit ke dalam tubuh seperti bakteri dan virus.
Salah satu bentuk protein pada ikan adalah albumin, jenis protein ini banyak terdapat pada ikan gabus atau "engkot bacei". Albumin berfungsi antara lain untuk mempercepat penyembuhan luka dan bengkak, dan mengatasi penyakit diabetes.
Oleh karena itu orang yang baru menjalani operasi, ibu yang baru selesai melahirkan atau anak yang baru selesai khitan sangat dianjurkan mengonsumsi ikan gabus supaya bekas lukanya cepat sembuh.
Selain ikan gabus, ikan sidat (ileah atau nijea) dipercaya dapat menjadi makanan penambah vitalitas (aphrodisiac) dan anti-oksidan karena kaya dengan beta karoten (vitamin A) yang salah satu berfungsinya sebagai anti-aging (awet muda).
Jumlah kebutuhan protein pada manusia berkisar 1-2 gram per kg berat badan, jika seseorang dengan berat badan bersih adalah 50 kg, maka kebutuhan proteinnya berkisar 50-100 gram per hari.
Jika kita perkirakan daging ikan memiliki kandungan protein rata-rata 30%, dan sumber protein hewani kita semata-mata dari ikan, maka kita perlu mengonsumsi ikan sebanyak 170-330 gram per hari. Ini artinya jumlah konsumsi ikan yang minimal bagi seseorang adalah 62 kg per tahun.
Menurut data tahun 2019 tingkat konsumsi ikan di Aceh rata-rata berkisar 57 kg/orang/tahun, sudah lebih tinggi dari tingkat konsumsi rerata nasional (55,95 kg per kapita per tahun). Namun masih perlu ditingkat untuk mencapai tingkatan minimum yang diperlukan. Negara dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di dunia adalah Jepang (>86 kg/kapita/tahun).
Kadungan gizi kedua yang penting dalam daging ikan adalah asam lemak, namun berbeda dengan lemak pada umumnya. Lemak pada ikan tergolong lemak tidak jenuh yang mengandung asam lemak esensial yang penting bagi kesehatan tubuh.
Ikan laut kaya dengan asam lemak dari kelompok Omega-3 di antaranya adalah Docosaheksaenoat acid (DHA) dan Eicosapentaenoat acid (EPA) yang berperan penting untuk menstabilkan kolesterol dalam darah dan mencegah penyakit jantung, juga ikut berperan penting dalam pembentuk sel-sel otak bersama taurine. Asam lemak juga berperan penting dalam sistem imum, misalnya sebagai antiimflamasi.
Daging ikan juga kaya berbagai vitamin, di antaranya vitamin A yang berfungsi untuk mencegah kebutaan, vitamin ini banyak terdapat pada hati ikan. Vitamin D banyak dijumpai pada daging dan hati ikan, berperan untuk pertumbuhan tulang.
Vitamin A (Beta-karoten) sebagai antioksidan dan dipercaya juga berperan dalam sistem imun tubuh. Vitamin B6 dan Vitamin B12 yang berperan penting dalam metabolism protein dan lemak. Selain itu ikan juga kaya dengan unsur mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kecerdasan, dan daya tahan tubuh
Jika dilihat dari kandungan gizi dan fungsinya bagi perkembangan otak, maka wajar saja jika orang Jepang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata orang Asia, banyak inovasi-inovasi yang dihasil dari negara matahari terbit ini.
Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa ibu hamil yang rutin mengonsumsi ikan dengan jumlah yang cukup akan melahirkan anak-anak dengan skor IQ yang lebih tinggi. Sedangkan pada orang tua mampu mempertahankan fungsi-fungsi kognitif mereka lebih panjang atau tidak mudah pikun.
Pada masa pandemic Covid-19 dan bulan puasa ini daya tahan tubuh menjadi hal yang penting. Selain harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, seperti jaga jarak dan memakai masker, asupan zat gizi yang cukup terutama protein, asam lemak dan vitamin sangat perlu mendapat perhatian.
Dan hal ini dapat diperoleh dengan menonsumsi ikan dalam jumlah yang cukup, yaitu minimal 125% dari berat badan kita per tahun. Kebutuhan protein dari ikan akan meningkat dalam kondisi tertentu, misalnya dalam masa pemulihan dan orang tua.
Jika kita melihat di Aceh yang memiliki potensi sumberdaya perikanan terutama perikanan laut yang demikian besar, dan umumnya ikan laut memiliki kandungan DHA dan EPA relatif lebih tinggi berbanding ikan air tawar.
Oleh karena itu sepatutnya orang Aceh berpotensi besar menjadi orang-orang cerdas, daya tahan tubuh (imun) kuat, dan bebas stunting. Ironisnya Aceh menduduki peringkat ketiga tertinggi angka stunting secara nasional.
Tindakan yang harus dilakukan adalah menggalakkan makan ikan bagi keluarga, tiada hari tanpa ikan. Ikan memiliki berbagai jenis spesies dengan harga yang beragam pula, mulai yang paling murah sampai jutaan per kg, misanya ikan tuna. Oleh karena itu kita dapat menyesuaikan dengan pendapatan keluarga masing-masing.
Saat pandemic Covid-19 ini harga ikan cenderung menurun, oleh karena itu masyarakat dapat memanfaatkan kondisi ini dengan mulai mengalihkan kebiasan makanan keluarga menjadi berbasis ikan.
Selain itu untuk menggalakkan lagi kebiasaan makan ikan perlu dilakukan berbagai kreasi jenis olahan yang bersumber dari ikan, misalnya abon ikan, bakso ikan, dan lain lain.
Mengadakan berbagai festival atau lomba mengolah ikan, penyuluhan ke sekolah-sekolah akan pentingnya mengkonsumsi ikan, penyebaran poster dan baliho untuk mengajak makan ikan merupakan beberapa tindakan yang dapat dilakukan.
Sumber: Tribun News