Budidaya Ikan Patin, Perhatikan Waktu Tebar Benih
| Thu, 24 Nov 2022 - 09:13
Ikan patin belakangan ini sudah sangat populer di kalangan pembudidaya ikan air tawar di Tanah Air. Selain angka permintaan dalam negeri yang cukup stabil, kini pasar ekspor juga mulai terbuka lebar.
Untuk membudidayakan Ikan patin, ada beberapa metode budidaya pembesaran ikan patin yang dilakukan yakni model karamba di sungai, maupun model kolam tanah, baik itu kolam dangkal maupun kolam dalam.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal perikanan Budidaya Kementerian Pertanian, diantara metode-metode budidaya pembesaran ikan patin tersebut, budidaya di kolam dalam adalah yang paling unggul, karena dapat meningkatkan produksi sampai dua kali lipat.
Selain itu budidaya di kolam dalam dapat memperbaiki kualitas daging ikan patin. Daging ikan patin dapat mencegah daging patin berbau lumpur karena sifat ikan patin yang membawa makanannya ke dasar lumpur.
Artikel terkait: Penebaran Benih Ikan Patin
Dengan kolam yang dalam, pakan juga langsung cepat masuk ke mulutnya. Sebaliknya, apabila kolam tidak dalam, maka pakan akan dibawa ikan patin sampai ke dasar kolam dan tercampur lumpur yang termakan ikan patin.
Kolam yang layak digunakan yaitu kolam berbentuk persegi panjang dengan luas 10.000 meter persegi dengan kedalaman 3-4 meter.
Untuk yang mau budidaya ikan patin di kolam dalam, maka penentuan lokasi harus mempertimbangkan sumber air, tidak banjir, tidak tercemar limbah, tekstur tanah liat berpasir, dan kemiringan lahan 1 persen.
Selain itu perhatikan pula kualitas budidaya pembesaran ikan patin. Pertama, kualitas suhu antara 25-32 derajat Celcius dengan pH 5-9, kadar ammoniak (NH3) kurang dari 0,01 mg/l, kecerahan kolam hingga 50 centimeter, perairan agak tenang, dan kadar oksigen minimum 4 mg/liter air.
Benih yang digunakan dalam budidaya ikan patin kolam dalam adalah benih yang berukuran 3-6 inchi, bobot 16-20 gram dengan kepadatan 33 ekor per meter persegi. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan dengan kandungan protein kurang dari 25 persen.
Penebaran Benih
Benih ditebar pada sore hari ketika cuaca sudah mulai tidak panas, didahului dengan aklimatisasi (penyesuaian) antara suhu dalam kolam dengan suhu air yang ada dalam wadah benih. Caranya adalah, kantong benih dimasukkan ke dalam kolam terlebih dahulu selama sekitar 5-10 menit
Pemeliharaan
Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari dan dosis 2-3 persen dari total biomassa dengan rasio konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) 1:1,5. Jadi dibutuhkan sekitar 1 kilogram pakan untuk 1,5 kilogram ikan patin yang akan dihasilkan.
Yang tak kalah penting dalam pemeliharaan adalah pengendalian hama dan Penyakit, sebagai tindakan preventif (pencegahan) untuk menanggulangi munculnya hama dan penyakit.
Baca Juga: Persiapan Pembenihan Ikan Patin
Tindakan preventif yang dilakukan yaitu dengan penerapan biosecurity dan aplikasi probiotik. Sedangkan untuk mendeteksi adanya serangan penyakit dilakukan secara morfologis dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium secara teratur.
Jika semua proses di atas sudah dilakukan dengan benar, maka proses panen bisa dilakukan setelah pemeliharaan mencapai 8 bulan ketika ikan patin sudah mencapai ukuran sekitar 600 gram.
--
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Perikanan Sariagri. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.