Budidaya Ikan Nila dengan Teknologi Bioflok

| Mon, 10 Feb 2020 - 11:26

Ikan nila bisa menjadi salah satu komoditas air tawar potensial dikembangkan di Indonesia, karena nila bisa bertahan dari perubahan lingkungan, tumbuh dengan cepat, dan lebih resisten terhadap penyakit.


Keunggulan tersebut menjadi kombinasi yang tepat dan pas untuk memicu produksi ikan nila secara nasional. Terlebih lagi, ikan nila semakin diminati masyarakat sehingga meningkatkan permintaan pasar yang tinggi. Konsumen penyuka nila tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJBP-KKP) Slamet Soebjakto pernah mengatakan, bahwa komoditas ekspor ikan nila terutama untuk ke Amerika Serikat dalam bentuk fillet. Oleh karena itu, produktivitasnya harus dipacu terus menerus.


Baca juga: Tips Membuat Bioflok untuk Budidaya Nila


Melihat keunggulan dan keuntungan penggunaan teknologi bioflok, Slamet mendorong penguasaan dan penggunaan teknologi tersebut bisa semakin meluas ke berbagai pelosok Nusantara. Penyebaran teknologi tersebut salah satunya bakal dilakukan unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budi daya.


Pelibatan UPT untuk penyebaran bioflok ke seluruh daerah, menurut Slamet, agar teknologi tersebut bisa tepat guna dan tidak keliru dalam penerapannya. Dengan kata lain, teknologi bioflok akan terasa keunggulan dan keuntungannya, jika mengikuti kaidah cara budi daya ikan yang baik.


“Seperti penggunaan benih unggul, pakan sesuai SNI (standar nasional Indonesia), serta pemantauan kualitas air budidaya,” jelasnya.


Slamet meyakini teknologi ini mampu menyediakan sumber protein dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Teknologi bioflok mampu menyediakan dua hal sekaligus, yaitu program perbaikan gizi dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.


Salah satu daerah yang menerapkan bioflok untuk ikan nila, adalah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melalui ada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Indra Makmur. Menurut Ketua Pokdakan Indra Makmur Syamsul Bahari, dengan bioflok, ikan nila yang dihasilkan lebih gemuk dan kandungan air dalam daging lebih sedikit.


Baca juga: Sistem Bioflok, Teknologi Budidaya Baru untuk Ikan Nila


Keuntungan Budidaya Ikan Nila Bioflok                                               

Teknologi mutakhir bioflok digunakan dalambudi daya ikan nila. Ikan nila dipilih karena kelebihannya, seperti adaptif terhadap perubahan iklim


Teknologi bioflok menjadi pilihan tepat untuk nila, karena menghemat biaya operasional dari efisiensi pakan, lebih hemat penggunaan air sehingga lebih ramah lingkungan dan sesuai prinsip berkelanjutan


Efisien pakan, terlihat dari nilai FCR yang rendah yaitu 1,05 dibanding budidaya konvensional dengan nilai 1,5. Artinya jika ingin menghasilkan ikan nila 1 kg, hanya diperlukan 1,05 kg pakan saja


Di Indonesia, penggunaan teknologi bioflok untuk budidaya, terutama nila masih belum merata. Untuk itu, Pemerintah menugaskan UPT di bawah Ditjen Perikanan Budidaya KKP untuk mengawal agar penggunaan teknologi tersebut bisa tepat guna dan tidak keliru dalam penerapannya


Prinsip keberlanjutan yang dianut teknologi bioflok untuk perikanan budidaya, dinilai sudah memberikan banyak keuntungan bagi pengembangan budi daya ikan. Teknologi ini meningkatkan jumlah produksi, sekaligus menggenjot pendapatan pembudidaya secara signifikan. Komoditas yang berhasil dikembangkan dengan teknologi bioflok, salah satunya adalah ikan nila.


Slamet menjelaskan pengembangan teknologi bioflok untuk budidaya ikan nila semakin dirasakan manfaatnya oleh pembudidaya ikan. Salah satunya, karena berhasil meningkatkan kelangsungan hidup ikan nila secara signifikan.


Baca juga: Manfaat Berlipat dari Budidaya Nila Sistem Bioflok


“Itu meningkat signifikan. Untuk kelangsungan hidup atau survival rate ikan nila dengan teknologi bioflok sudah berhasil mencapai angka 90 persen,” ungkap Slamet.


Keunggulan lainnya, menurut Slamet, adalah tingkat penggunaan pakan menjadi semakin efisien, dan nilai feed conversion ratio (FCR) juga semakin rendah menjadi 1,05. Angka tersebut menunjukkan, jika pembudi daya ingin menghasilkan ikan nila sebanyak 1 kilogram, maka dibutuhkan pakan sebanyak 1,05 kg.


Angka FCR terkini itu, kata Slamet, menurun drastis jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa, dengan nilai FCR bisa mencapai 1,5. FCR merupakan perbandingan berat pakan dengan berat total (biomass) ikan dalam satu siklus periode budi daya. Semakin turun angka FCR, maka semakin baik kualitas dan produksi budi daya yang dihasilkan.


Teknologi bioflok pada budi daya ikan nila juga terbukti meningkatkan kepadatan dalam kolam. Jika menggunakan sistem konvensional, kepadatan maksimal hanya 10 ekor ikan nila/meter kubik, maka dengan menggunakan bioflok kepadatan menjadi 100 ekor/meter kubik.


Menurut Slamet, keberhasilan yang sudah dicapai tersebut, semakin menguatkan bahwa pengembangan budi daya nila dengan sistem bioflok menjadi salah satu terobosan untuk meningkatkan produksi nila secara nasional. Teknologi tersebut diyakini bisa meningkatkan pendapatan pembudi daya secara signifikan dan tetap mengutamakan prinsip keberlanjutan.


“Penerapan teknologi ini terbukti efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya air dan lahan serta adaptif terhadap perubahan iklim,” tuturnya.


Artikel Asli: Info Akuakultur 




Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu PasarminaInfomina, dan Eventmina. 

Artikel lainnya

Nila 

New Strains, New Gains For Nile Tilapia Producers

Minapoli

1936 hari lalu

  • verified icon2139
Nila 

The Use of Tilapia Skin in Medicine

Minapoli

1746 hari lalu

  • verified icon3442
Nila 

Antioxidants Protect Tilapia From The Toxin Mycotoxin

Minapoli

1846 hari lalu

  • verified icon3004