• Home
  • Infomina
  • BRI Sidoarjo Dukung Peningkatan Produktivitas Udang Melalui KUR

BRI Sidoarjo Dukung Peningkatan Produktivitas Udang Melalui KUR

| Fri, 18 Mar 2022 - 16:59

Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2021 mencapai Rp8,05 triliun yang diberikan kepada 231 ribu pelaku usaha. Nilai tersebut meningkat signifikan sebesar 53 persen dari tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan realisasi KUR nasional, proporsi KUR di sektor KP masih relatif kecil atau hanya sekitar 2 persen saja. 


Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP Catur Sarwanto dalam acara “Kerjasama Perluasan KUR Berbasis Klaster” antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Bank BRI, dan PT Alter Trade Indonesia (PT Atina) di Kantor Cabang BRI Sidoarjo (15/3).


Untuk mengoptimalkan penyaluran KUR di sektor kelautan dan perikanan, KKP pada tahun 2022 telah menargetkan realisasi KUR sebesar Rp8,98 dengan target optimisnya sebesar Rp10 triliun.


Optimalisasi KUR di sektor kelautan dan perikanan, lebih khusus lagi di sektor perudangan, dinilai penting untuk meningkatkan produksi udang dalam mendukung industri pengolahan di hilir, yang pada akhirnya mendukung peningkatan nilai ekspor perudangan. Menurut Direktur PT Atina Harry Yuli, meski saat ini pihaknya telah bermitra dengan 1.300 lebih petambak yang ada di Pinrang (Sulsel), Gresik dan Sidoarjo (Jatim), tetapi itu baru memenuhi 60 persen kapasitas produksi yang tersedia di Atina. 


Baca juga: Inovasi Polikultur Kakap Putih dan Udang Windu Sumber Pendapatan Baru Petambak Tradisional di Kabupaten Pinrang


PT Atina merupakan perusahaan pengolahan yang fokus pada komoditas udang windu, dengan tujuan pasar ke Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Uni Eropa. Menurutnya, pasar global udang windu sangat prospektif karena permintaannya masih besar dengan nilai jual udang yang lebih tinggi dibanding jenis lainnya. 


Karena itu, Harry berharap para petambak bisa meningkatkan produktivitas tambaknya melalui pemanfaatan program KUR yang disediakan oleh pemerintah dengan lembaga keuangan mitranya. 



BRI siapkan berbagai insentif dan kemudahan lainnya bagi petambak yang mengakses KUR


Tingkatkan Produktivitas dengan Tradisional-plus

Optimalisasi penyerapan KUR dapat dimanfaatkan oleh para petambak untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan sistem produksi dari tradisional menjadi tradisional-plus. PT Atina bersama dengan Forum Udang Indonesia saat ini tengah mengembangkan budidaya udang tradisional-plus bagi para mitra-mitra Atina di Pinrang, Gresik, dan Sidoarjo. 


Ketua Forum Udang Indonesia (FUI) Budi Wibowo menyampaikan bahwa program KUR sangat tepat jika digunakan untuk mengembangkan budidaya tradisional-plus. Menurut Budhi, produktivitas tambak tradisional saat ini masih berkisar 500 kg/ha/tahun. Padahal jika sistemnya dinaikkan sedikit menjadi tradisional-plus, dalam arti menambah pakan pelet sebagai pakan utama dan teknologi tepat guna yang murah, maka produktivitasnya bisa meningkat 2-4 kali lipat menjadi 1-2 ton/ha/tahun.


Baca juga: Budidaya Tradisional-plus sebagai Jalan Pintas Peningkatan Produksi Udang Nasional


Jika 300 ribu hektar tambak tradisional yang ada di Indonesia bisa ditingkatkan menjadi tradisional-plus, kata Budhi, maka akan ada peningkatan produksi nasional yang signifikan. 


Selain melalui peningkatan sistem dari tradisional menjadi tradisional-plus, program peningkatan produksi udang juga dilakukan melalui pendekatan klaster. Menurut Catur, KKP bersama dengan Forum Udang Indonesia akan bersinergi untuk mendorong pembentukan klaster udang, dengan menggandeng industri pengolahan sebagai offtaker untuk menjamin kepastian pasar bagi pembudidaya mitra. Ia berharap program ini bisa memberikan keyakinan kepada perbankan untuk menyalurkan pembiayaannya.


Pihak Bank BRI pun menyambut baik hal tersebut. Dalam kesempatan tersebut, pihak Bank BRI juga menyampaikan informasi skema KUR yang dapat dibayarkan secara musiman, beberapa insentif, dan kemudahan lainnya. 


Bayar Saat Panen

Sementara itu, salah satu petambak asal Sidoarjo yang hadir dalam acara tersebut berharap bahwa plafon pinjaman KUR untuk budidaya udang bisa dinaikkan menjadi Rp200 juta. Sebab kata petambak tersebut, rata-rata petambak di Sidoarjo memiliki 3 – 4 kolam dengan luas rata-rata per kolam minimal 3 hektar. Sehingga untuk mengoptimalkan produksinya dibutuhkan dukungan sumber daya yang cukup besar. 


Selain dengan peningkatan plafon pinjaman, petambak juga berharap bisa melakukan pinjaman KUR tanpa agunan dan dengan skema pembayaran saat panen (yarnen). 

Artikel lainnya