5 Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok Agar Hasil Panen Meningkat
| Fri, 10 Mar 2023 - 16:39
Cara budidaya udang sistem bioflok merupakan teknologi baru dalam sistem budidaya udang yang cukup diminati. Sebab jika dibandingkan dengan budidaya pada tambak ataupun kolam, budidaya udangan menggunakan sistem bioflok mampu menghasilkan kualitas udang yang baik serta juga mengatasi berbagai masalah kegagalan yang selama ini menghantui para petani udang.
Secara teknis budidaya udang dengan teknologi bioflok menggunakan bantuan mikroorganisme yang sekaligus berfungsi sebagai pakan tambahan.
Budidaya ini tidak hanya dapat meningkatkan produktifitas para petani udang. Terlebih lagi budidaya teknologi bioflok juga merupakan langkah yang stabil dan berkelanjutan, sebab Anda tidak perlu lagi melakukan pergantian air pada kolam.
Mekanisme bioflok akan memungkinkan terjadinya nitrifikasi sehingga dapat mengurangi FCR serta juga meminimalisir resiko penyebaran penyakit pada udang. Budidaya sistem bioflok akan mendorong dominasi pertumbuhan mikroorganisme didalam kolam. Setelah terbentuk dan dipertahankan, bakteti keberadaannya akan lebih baik dibandingkan dengan alga.
Bakteri yang terbentuk kemudian akan membentuk flok, kemudian bakteri ini akan bekerja melahap nitrogen yang dapat bersal dari kotoran atau juga sisa pakan 100 kali lipat lebih efektif ketimbang gangang. Dimana ia mampu bekerja siang dan malam tak terpengaruh oleh faktor perubahan cuaca.
Sekaligus juga mengubah limbah nitrogen menjadi pakan yang bernutrisi tinggi bagi udang. Rasanya menjadi sebuah solusi yang tepat bagi para petani udang yang selama ini berkeluh kesah kehilangan banyak produktivitas hasil panennya. Berikut 5 Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok untuk hasil panen melimpah.
Artikel terkait: Mengenal Penyakit EMS dan AHPND yang Menyerang Udang
1. Persiapan Tambak
Tahapan awal dalam budidaya udang sistem bioflok tentu dimulai dengan persiapan tambak seperti cara budidaya udang tambak. Dalam hal ini, pembuatan tambak hampir sama pada pembuatan tambak pada umumnya. Untuk lebih jelasnya simak kriteria ideal tambah yang baik untuk bididaya udang berikut ini :
a. Ukuran tambak disesuaikan dengan jumlah populasi udang yang akan dibudidayakan.
b. Tambak harus mampu menampung air dengan baik dalam artian tidak mengalami kebocoran.
c. Agar memudahkan, Anda bisa menggunakan bantuan plastik HDPE atau semen.
d. Jika hendak menggunakan tambak tanah, maka pastikan bahwa tanah tambak keras dan tidak rawan longsor.
e. Tanah tambak juga tidak mudah terkikis oleh arus air, sebab dapat menimbulkan gangguang dan tidak maksimalnya pertumbuhan floc.
f. Tambak dibuat dengan ukuran kedalaman yang dalam agar dapat menambah jumlah populasi.
g. Kondisi air haruslah stabil dan dekat dengan sumber air bersih.
h. Kedalaman tambak dapat dibuat minimal 1,2 meter sampai 2 bahkan 3 meter asalkan aerase nya baik.
i. Letakkan kincir air dengan tepat pada tambak untuk memaksimalkan kinerja serta juga menjaga kualitas air agar selalu baik.
j. Jumlah kincir atau aerator juga harus cukup untuk memastikan asupan oksigen pada udang terpenuhi.
2. Memilih Jenis Bakteri Probiotik
Bakteri probiotik merupakan elemen utama dalam budidaya udang sistem bioflok. Untuk mendapatkan bakteri probiotik ini para petani dapat memperoleh inokulennya dengan mudah dipasaran. Sebab kini telah banyak toko-toko pertanian yang menjual berbagai jenis bakeri probiotik komersil.
Jenis bakteri probiotik yang dapat menjadi pilihan adalah Bacillus subtilis. Yang dikenal merupakan bakteri yang mampu menguraikan unsur nitrogen dengan sangat baik. Jenis bakteri ini juga sangat mudah didapatkan sebab hampir semua produk probiotik mengandung jenis bakteri ini.
Anda juga dapat memilih jenis bakteri lain seperti Bacillus careu yang selai mampu membentuk floc bakteri juga mampu mengendalikan pertumbuhan green algae. Selain pilihan bakteri penghasil floc, Anda juga perlu menyiapkan bakteri isolat denitrifikasi. Jenis bakteri yang dapat dipilih antara lain Bacillus licheniformis, Bacillus polymyxa, Lactobacillus , Nitrocomonas dan Nitribacter.
Baca juga: 7 Rekomendasi Pakan Udang Terbaik untuk Meningkatkan Produktivitas Budidaya
3. Membuat Starter / Booster Bioflok
Tahapan selanjutnya tentu membuat starter atau biang untuk biofloc . Pada prinsipnya pembuatan starter ini sama dengan fermentasi pada umumnya. Pada fermentasi yang biasa dilakukan ditambak biasanya hanya menitikberatkan pada jumlah bakteri yang tumbuh.
Sedangkan untuk fementasi bakteri biofloc lebih banyak penekanannya, selain pada jumlah bakteri juga tentu bagaimana menjaga kualitas PHA yang dihasilkan agar kualitasnya terjaga dan tidak mati. Sehingga dalam hal ini perlu menjaga pH dikisaran angka 6 dengan selalu menambahkan larutan buffer dan juga menghindari resiko kontaminasi.
Tentunya pada tahap awal pembuatan terlebih dahulu haruslah disiapkan peralatan dan bahan yang meliputi :
- Tabung erlemenyer, petri dish, bak plastik, bak fiber dan kaporit.
- Pastikan semua alat sudah disterilkan dan minimal dibersihkan menggunakan deterjen.
- Untuk tempat pembuatan starter biofloc sebaiknya di ruang yang steril untuk menghindari kontamimasi.
- Jangan biarkan orang lalu lalang atau keluar masuk ruangan.
- Bahan organik yang dibutuhkan antara lain bekatul, dedak, tepung beras, tepung terigu dan molase.
- Sumber nitrogen seperti tepung ikan, tepung kedelai, kaldu dan urea.
- Garam non iodium dan juga vitamin B kompleks.
Untuk formula media Anda dapat menggunakan komposisi berikut ini; dedak halus 3 kg, tepung ikan 1 kg, molase 2 liter, garam non iodium 1/2 kg, inokulen bakteri Bacillus subtiis 2 liter, vitamin B Kompleks 10 butir dan air 100 liter.
a. Sterilkan 150 liter air menggunakan 50 ppm kaporit dan biarkan selama sehari semalam.
b. Sebelum digunakan cek residu klorin, jika sudah oke maka rebus 15 liter air, dalam wadah dengan kapasitas 25-30 liter.
c. Setelah mendidih masukkan dedak halus dan juga tepung ikan.
d. Aduk selama 30 menit, kemudian masukkan molase setelahnya masukkan garam beriodium dan kemudian angkat dari pemanas.
e. Setelah itu masukkan kedalam wadah fiber dengan kapasitas 120 liter yang telah terlebih dahuku diisi air steril sebanyak 85 liter.
f. Cek suhu larutan jika sudah dibawah 40 derajat maka dapat dimasukkan inokulan.
g. Tambahkan vitamin B komplek dan aduk dengan merata.
h. Kemudian tutup menggunakan kain hitam dan biarkan selama 2-3 hari.
i. Jaga pH tetap diatas nilai 6 jika pH turun dibawah angka 6,5 maka tambahkan kapur.
Seputar udang: Budidaya Udang Vaname Intensif dan Analisa Modalnya
4. Pemeliharaan Floc di Tambak
Pemeliharaan floc dapat dilakukan dengan mudah namun tetap memperhatikan kesterilan dan kehigenisan. Masalah paling klasik yang sering timbul adalah floc susah jadi, akibat dari kurangnya bahan karbon atau bisa juga karena tambak sudah lebih dahulu ditumbuhi lumut sutera.
Terkadang juga ketebalan floc semakin berkurang diikuti denga perubahan warna hijau pada air kolam tambak. Beberapa permasalahan diatas dapat diatasi dengan tetap menjaga kualitas air serta lingkungan floc tumbuh, dan pastinya memperhatikan komposisi bahan yang sesuai.
5. Panen Udang
Panen udang dalam budidaya sistem bioflok dilakukam sesuai dengan jenis varietas udang yang digunakan dalam budidaya. Namun secara umum udang dapat mulai dipanen pada saat berumur 6-8 bulan setelah tebar benih.
Panen dilakukan dengan terlebih dahulu membersihkan floc dari dalam tambak. Baru kemudian anda dapat menjaring udang yang ada dalam tambak. Keberhasilan dalam budidaya udang sistem biofloc sangat bergantung pada ketelitian dan kesabaran anda.
Sebab tentunya resiko kegagalan selalu ada sejak anda memulai untuk membuat floc. Itulah tadi, 5 Cara Budidaya Udang Sistem Bioflok untuk hasil panen melimpah. Selamat mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Informasi lainnya: Diam-Diam RI Bakal Punya Tambak Udang Raksasa, 3 Kali Luas Ancol
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Ilmu Budidaya. Ketepatan informasi yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.