• Home
  • Infomina
  • Begini Strategi Menggenjot Produksi Udang dengan Tetap Berkelanjutan

Begini Strategi Menggenjot Produksi Udang dengan Tetap Berkelanjutan

| Thu, 26 Nov 2020 - 12:27

Perikanan budi daya menjadi target utama Pemerintah Indonesia selama lima tahun mendatang yang dimulai dari 2019. Agar bisa mendongkrak banyak produksi dari sub sektor tersebut, berbagai langkah dan terobosan terus dilakukan Pemerintah.


Salah satu yang menjadi fokus, adalah komoditas udang yang ditargetkan bisa mencapai peningkatan nilai ekspor udang hingga 2,5 kali lipat pada 2024 mendatang. Selain penyederhanaan perizinan, upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengembangkan laboratorium bertaraf internasional.


Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM KKP) Rina mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara eksportir terbesar di dunia. Selain ke Amerika Serikat, ekspor udang Indonesia dikirim juga ke Jepang, Uni Eropa, ASEAN, Tiongkok, dan negara lainnya.


“Potensi tersebut masih bisa ditingkatkan, mengingat kebutuhan pangan dunia cenderung mengalami kenaikan dalam hal konsumsi,” ungkap dia belum lama ini di Jakarta.


Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Udang Windu, UI Kenalkan Pupuk Tambak Minametrik


 

Meeting online BKIPM KKP yang membahas mengenai komoditas utama ekspor perikanan yaitu udang. Foto : BKIPM KKP

 

Agar pertumbuhan volume dan nilai ekspor Indonesia bisa terus terjaga dengan baik, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya untuk memproduksi udang dengan kualitas yang ditetapkan sesuai pasar internasional dan domestik.


Salah satu caranya, adalah dengan mencegah masuknya penyakit ikan yang hingga sekarang masih menjadi ancaman utama kegagalan produksi budi daya udang di Tanah Air. Tanpa ada pencegahan, pembudi daya udang akan terus mendapatkan ancaman dari penyakit ikan.


Selain penyakit white spot syndrome virus (WSSV), organisasi kesehatan hewan dunia (OIE) juga merilis penyakit ikan pada udang yang harus diwaspadai oleh negara-negara di dunia, adalah infectious hypodermal hematopoietic necrosis virus (IHHNV).


“Penyakit-penyakit tersebut memiliki efek yang bersifat global,” jelas dia.


Rina mengungkapkan, penyakit ikan pada udang selama ini sudah menjadi tantangan secara global, karena produksi komoditas tersebut terus meningkat dan diikuti oleh perdagangan produk perikanan antar negara. Akibatnya, banyak negara mengalami kerugian karena kegagalan produksi.


Adapun, penyakit yang muncul tersebut adalah endemic fish disease, exotic fish disease (penyakit introduksi), dan transboundary fish disease (penyakit yang timbul akibat peningkatan perdagangan yang masif).


Baca juga: Waspadai Kematian Dini Udang


 


Ilustrasi. Seekor udang yang terkena penyakit bintik putih (white spot syndromeI/WSS). Foto : KKP/Mongabay Indonesia

 

Penyakit Udang


Bagi Indonesia, ancaman penyakit-penyakit tersebut tak hanya akan menghancurkan usaha budi daya udang di seluruh Nusantara, namun juga mengancam kelestarian sumber daya hayati ikan, terutama plasma nutfah yang asli.


Untuk mencegah hal tersebut, Rina mengatakan bahwa Indonesia sedang membangun laboratorium bertaraf internasional yang diharapkan bisa menjadi sarana utama untuk melaksanakan riset berkaitan dengan penyakit ikan pada udang.


Diketahui, komoditas udang telah lama menjadi andalan bagi Indonesia, karena bisa menggenjot nilai ekspor perikanan Indonesia. Hingga Agustus 2020 saja, nilai ekspor perikanan Indonesia sudah mencapai USD3,28 miliar dan 40 persen di antaranya berasal dari ekspor udang.


Dengan fakta tersebut, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas produksi udang dengan tetap mempertahankan kualitasnya. Di antara upaya itu, adalah dengan mengembangkan program klaster daya saing yang dilakukan di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.


Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti mengatakan bahwa kegiatan klaster daya saing menjadi program akselerasi untuk mendorong penyerapan pasar dan produksi udang bisa berjalan sama baiknya.


“Program ini akan mengintegrasikan usaha sektor kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir yang difasilitasi program pengembangan usaha,” tutur dia.


Artati menerangkan, program tersebut bertujuan agar daya saing sumber daya manusia (SDM), produk, dan perusahaan bisa terangkat sekaligus. Di saat yang sama, perusahaan juga mampu mengangkat daya saing daerah dan nasional.


Baca juga: Terapkan Budidaya Udang Bersih


 KKP melaksanakan klaster daya saing di tambak udang yang ada di Kecamatan Paloh, Sambas, Kalbar. Dengan mentebar benih udang vaname sebanyak 1 juta sampai 2 juta benur per siklus. Foto : KKP

 

Sebagai percontohan, Pemerintah melaksanakan klaster daya saing di tambak udang yang ada di Kecamatan Paloh, Sambas, Kalbar. Di sana, ditebar benih udang vaname sebanyak 1 juta sampai 2 juta benur per siklus.


“Untuk mewujudkan keberhasilan program Klaster Daya Saing dengan komoditas utama udang, maka kita harus bersinergi dan think big, hasilnya akan optimal,” sebut dia.


Selain di Sambas, Kabupaten Buol yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah juga menjadi lokasi percontohan untuk tambak udang dengan pola produksi semi intensif. Penerapan pola tersebut, mengubah pola tradisional yang sudah lama diterapkan di Buol dan sekitarnya.


Klaster Industri


Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budi daya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi M Rahmat Mulianda menjelaskan, pemilihan Buol sebagai lokasi percontohan, tidak bisa dilepaskan dari rencana Pemerintah yang ingin menggenjot produksi udang secara nasional.


“Kabupaten Buol menjadi salah satu lokasi percontohan pengembangan klaster industri udang, dengan mengubah dari model tradisional menjadi model teknologi yang lebih maju, semi intensif,” jelas dia.


Dengan mengubah menjadi semi intensif, Pemerintah meyakini kalau pelaksanaan produksi udang bisa berjalan bersamaan dengan pemetaan kawasan budi daya udang yang berkelanjutan. Untuk mendukung produksi percontohan, tambak dilakukan revitalisasi terlebih dahulu.


Penetapan Buol sebagai lokasi percontohan sendiri, dilakukan Pemerintah karena daerah tersebut sebelumnya masih melaksanakan produksi budi daya udang dengan model tradisional. Penggunaan model tersebut sangat bergantung kepada pasang surut air laut di sekitar tambak.


Baca juga : 8 Langkah Persiapan Tambak Udang yang Baik dan Benar

 

Lokasi percontohan tambak udang dengan pola produksi semi intensif yang mengubah pola tradisional Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Foto : KKP

 

Menurut Rahmat, kebiasaan yang sudah lama berlangsung tersebut menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Indonesia. Hal itu, karena masyarakat akan diperkenalkan dengan model baru yang sudah mendapat sentuhan teknologi dan bisa memenuhi skala ekonomi.


“Di sisi lain, Kabupaten Buol ini ada kesesuaian dengan peruntukkan dalam RTRW (rencana tata ruang wilayah) dan RZWP3K (rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil),” tegas dia.


Rahmat menambahkan, pelaksanaan budi daya udang dengan model semi intensif memang menjadi harapan baru untuk produksi udang di masa mendatang. Terlebih, karena komoditas tersebut adalah komoditas andalan ekspor.


Untuk itu, yang dilakukan Pemerintah Indonesia saat ini adalah bagaimana mempertahankan posisi tersebut dengan cara tetap melaksanakan produksi udang dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang memenuhi standar pasar internasional.


“Juga, melaksanakan produksi udang yang berkelanjutan dengan menggunakan teknologi lebih maju,” ucap dia.


Bagi Rahmat, pengembangan budi daya udang dengan menggunakan banyak metode, tidak lain adalah untuk menggenjot produksi komoditas tersebut sebanyak mungkin. Ditambah, potensi lahan masih banyak yang bisa digunakan secara benar.


Diketahui, selain Buol, lokasi lain yang juga ditetapkan menjadi lokasi percontohan klaster industri budi daya udang nasional, adalah Aceh Timur (Aceh), Sukamara (Kalimantan Tengah), Lampung Selatan (Lampung), dan Sulawesi Selatan. Rencananya, lokasi-lokasi tersebut akan diresmikan pada Desember mendatang.


Sumber: Mongabay.co.id

Artikel lainnya

Udang 

Manfaat Bergabung Kelompok Pembudidaya

JALA

1138 hari lalu

  • verified icon1949
Udang 

Langkah-Langkah Budidaya Udang Vaname

Nanobubble Karya Indonesia

700 hari lalu

  • verified icon4070
Udang 

Peluang Bisnis Budidaya Udang Windu Organik

Minapoli

1274 hari lalu

  • verified icon3213