• Home
  • Infomina
  • Wisata Kampung Kerapu, Sajian Potensi Budidaya Ikan dan Panorama Alam

Wisata Kampung Kerapu, Sajian Potensi Budidaya Ikan dan Panorama Alam

| Fri, 11 Mar 2022 - 16:10

Wisata kampung kerapu terletak di Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Tempat ini terletak di pinggir jalan pantura. Jarak dari kota Situbondo hanya sekitar 12 kilometer dengan waktu tempuh 18 menit. 


Setiap hari, destinasi ini selalu ramai oleh para wisatawan. Ada yang melihat budidaya ikan kerapu dan lobster, naik kapal boat mengelilingi budidaya keramba ikan. Ada juga yang menikmati panorama alam pantai dengan mengelilili dermaga apung melingkar. 


Bahkan, pengunjung juga bisa snorkeling dan menikmati rumah apung di tempat tersebut. Satu rumah apung dijadikan perpustakaan yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.


Namun, seringkali digunakan oleh para pelajar yang sedang studi banding belajar tentang potensi kelautan. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati sajian kuliner ikan bakar kerapu. Ikan tersebut langsung didapatkan dari nelayan. 


Baca juga: Bangkitnya Mina Wisata di Samberembe-Yogyakarta


Kuliner akan terasa lebih nikmat ketika dimakan saat sore hari sambil menikmati senja. Tiket berkunjung ke tempat ini cukup murah, yakni Rp 5.500 sudah termasuk asuransi. Biaya parkir sepeda motor Rp 2.000. Pengunjung yang datang dari berbagai daerah, terutama yang melewati jalur tersebut.  


Awal Mula Jadi Kampung Kerapu

Wisata ini dikelola oleh Badan usaha milik desa (BUMdes) Desa Klatakan. Awalnya, kawasan ini merupakan laut yang kurang terkelola dengan baik. Padahal, potensi wisata tersebut cukup besar karena banyak warga yang budidaya ikan kerapu. 


“Di sini memang mayoritas warga budidaya ikan kerapu,” kata Direktur BUMdes Desa Klatakan, Adi Muchtar, pada Kompas.com Minggu (17/10/2021). Dia mengatakan, kawasan tersebut merupakan pusat budidaya ikan kerapu. Awalnya, hanya dijual ke daerah sekitar.   


Namun, sekarang sudah dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan diekspor ke luar negeri. Selanjutnya, potensi tersebut dibaca oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo pada 2018 lalu. Saat itu, Pemkab ingin memperbanyak destinasi wisata.


Baca juga: Ocean FarmITS, Akuakultur Plus Ekowisata Pertama di Indonesia Resmi Diluncurkan


“Karena di sini ada potensi kerapu, akhirnya bupati menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata,” tambah dia. Namun, warga sempat tidak mau dijadikan destinasi wisata, sebab khawatir mengganggu aktivitas mereka saat budidaya ikan kerapu. Namun, pihak desa memberikan edukasi dan pemahaman terkait dampak adanya destinasi wisata.


Seperti akan ada peningkatan ekonomi bagi warga sekitar. Kemudian menyerap tenaga kerja dan semakin memperkenalkan produk kuliner ikan bakar kerapu. “Akhirnya, warga mau untuk dijadikan destinasi wisata,” tutur dia. Lalu, pada Desember 2018 lalu, wisata kampung kerapu ini diresmikan dan beroperasi hingga sekarang.  


Bangkitkan Ekonomi Warga

Pada hari libur, seperti Sabtu dan Minggu, wisatawan yang berkunjung ke tempat ini bisa mencapai 5.000 orang. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Kebangkitan wisata bahari ini mampu meningkatkan taraf ekonomi. Terutama ikan kerapu yang dihasilkan dari budidaya. Warga sudah tak menjual ikan kerapu mentah. Namun, diolah menjadi kuliner yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. 


“Ikan bakar kerapu menjadi kuliner unggulan di sini,” tutur dia. 


Warga yang budidaya ikan tersebut cukup banyak. Bahkan, ada sekitar 20 keramba di dalam wisata tersebut. Warga sekitar diajak untuk mengelola wisata itu, mulai dari menjual produk UMKM di tempat yang sudah disediakan. “Ada yang jaga loket, jadi petugas kebersihan hingga jualan,” tutur dia. 


Baca juga:  Wisata Akuakultur Ada di Maros, Bisa Mancing Sekaligus Wisata Kuliner


Tertolong Karena Sektor Wisata

Adi menambahkan saat pandemi Covid-19 melanda, para pembudidaya ikan kerapu sangat terdampak. Harga ikan kerapu anjlok, yakni hanya Rp 30.000 per kilogram. Padahal, normalnya bisa sampai Rp 80.000. Namun, mereka tertolong dengan adanya pariwisata tersebut. Sebab, ketika harga ikan kerapu turun, mereka masih tetap bisa mengolah ikan itu menjadi kuliner yang bisa dipasarkan pada para wisatawan. 


“Kami cukup terbantu dengan adanya wisata kampung kerapu ini,” tambah Lutfi, warga sekitar yang menjadi supir kapal boat untuk wisatawan.


Dia sudah tiga tahun menjadi supir untuk wisatawan tersebut. “Alhamdulillah terbantu dengan wisata ini,” tambah dia. Dia menilai dengan adanya wisata itu, kampungnya juga semakin dikenal sebagai kampung kerapu oleh masyarakat luas. 


Hal itu juga berdampak positif bagi para pembudidaya. Sebab, bisa lebih mudah memasarkan hasil panen ikan kerapu.


Sumber: Kompas.com

Artikel lainnya

Kerapu 

Cara Mudah Seleksi Induk Ikan Kerapu Macan

Minapoli

1579 hari lalu

  • verified icon7601
Kerapu 

Stimulating Immune for Grouper

Minapoli

1768 hari lalu

  • verified icon2530