• Home
  • Infomina
  • Webinar Hipilindo: Vaksinasi Untuk Tingkatkan Produksi Ikan Laut

Webinar Hipilindo: Vaksinasi Untuk Tingkatkan Produksi Ikan Laut

| Thu, 03 Oct 2024 - 16:54

Untuk menjawab tantangan penyakit pada komoditas ikan laut, Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) kembali menggelar webinar bersama Minapoli dengan tema “Optimalisasi Budidaya Ikan Laut melalui Strategi Vaksinasi yang Efektif” pada 3 Oktober 2024.


Sebanyak 600+ peserta dari berbagai wilayah di Indonesia telah mengikuti webinar ini. Peserta tersebut mayoritas berasal dari kalangan pembudidaya ikan laut, akademisi, dan pemerintahan.




Webinar kali ini menghadirkan Nana S. S. Udi Putra selaku Ketua Tim Kerja Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP) sebagai keynote speaker.


Selain itu, turut hadir juga narasumber-narasumber yang berkompetensi di bidang vaksinasi ikan laut seperti Prof. Alim Isnansetyo selaku Guru Besar Universitas Gadjah Mada dan Dr. Rishita Changede selaku Chief Executive Office (CEO) TeOra yang didampingi oleh Denny Leonardo selaku Direktur Tequisa Indonesia.


Sebelumnya, webinar ini dibuka oleh sambutan dari Pangihutan Sitorus selaku Ketua Hipilindo. Pada sambutannya, ia menekankan webinar dapat menjadi wadah berbagi informasi untuk meningkatkan penggunaan vaksin pada budidaya ikan laut di Indonesia.




“Vaksinasi itu bukan hal yang baru, tapi masih terbatas diterapkan di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi keterbatasan ini, seperti kurangnya infrastruktur ataupun rendahnya kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, webinar ini penting menjadi wadah untuk meningkatkan adopsi teknologi vaksin di budidaya ikan laut Indonesia,” ujar Sitorus.


Sesi dilanjutkan dengan keynote speech dari Nana S. S. Udi Putra yang mewakili Tinggal Hermawan, M.Si. selaku Direktur Ikan Air Laut DJPB KKP. Nana menjelaskan bahwa vaksinasi merupakan langkah yang bagus untuk melakukan peningkatan produktivitas ikan air laut, sesuai dengan Kebijakan Ekonomi Biru KKP.




Nana juga menjelaskan bahwa KKP telah menaungi vaksinasi ikan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, salah satunya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Obat Ikan.


“Vaksin ini menjadi cara yang baik untuk menghindari residu antibiotik sekaligus meningkatkan produksi perikanan budidaya. Mari kita bekerja sama supaya masyarakat semakin aware tentang penggunaan vaksin ini,” tegas Nana.


Selanjutnya, sesi materi dibuka oleh Prof. Alim Isnansetyo yang menjelaskan mengenai pentingnya vaksinasi beserta hasil positif dari riset penggunaan vaksin pada ikan laut.




Alim menuturkan bahwa penerapan vaksin diperlukan bagi budidaya ikan laut sebagai strategi menghadapi banyaknya varian penyakit yang ada di lapangan.


Di samping itu, pengembangan vaksin telah menghasilkan vaksin multiantigen yang dapat meningkatkan imunitas spesifik ikan laut terhadap dua jenis patogen atau lebih.


“Saat ini sudah tersedia vaksin yang mengandung banyak antigen, sehingga bisa menanggulangi berbagai macam penyakit, atau biasa disebut cocktail vaccine,” ujarnya.


Alim turut memaparkan hasil riset penerapan vaksin pada kerapu. Dari hasil penelitiannya, ikan kerapu budidaya yang tidak diberikan vaksin memiliki tingkat kematian sebanyak 89%. Sementara, ikan yang telah divaksinasi hanya memiliki tingkat kematian di bawah 50%.


Selain itu, hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa vaksinasi dapat meningkatkan pertumbuhan ikan serta menekan angka Feed Convertion Ratio (FCR). Seperti yang diketahui bahwa semakin kecil FCR, maka proses budidaya akan semakin efisien


Sesi materi kedua diisi oleh Dr. Rishita yang diterjemahkan oleh Denny Leonardo selaku CEO dari Tequisa Indonesia.




Rishita turut memperkenalkan Disease Guard, vaksin produksi TeOra berbasis nanopeptida menggunakan rekombinan fermentasi yang mampu mempertahankan kesehatan ikan laut dari berbagai penyakit.


TeOra telah mengembangkan vaksin Disease Guard dengan kandungan protein khusus yang memiliki efek seperti vaksin dan disertai teknologi fermentasi presisi yang produknya lebih murah.


Vaksin Disease Guard ini memiliki beberapa varian berdasarkan jenis penyakitnya antara lain Viral Nervous Necrosis (VNN) Guard, Streptococcus iniae Guard, dan Scale Drop Disease Virus (SDDV) Guard yang dapat digunakan untuk komoditas kerapu. 


Simak Webinar Hipilindo #2 selengkapnya di sini.




Acara ini disponsori oleh TeOra dan Tequisa Indonesia







Gunakan layanan digital marketing Minapoli secara mudah dengan menghubungi marketing@minapoli.com. Konsultasikan juga strategi marketing perusahaan Anda dengan Minapoli disini!


Artikel lainnya

Terkini 

Budidaya Multi-trofik Tingkatkan Efisiensi Tambak

Minapoli

1156 hari lalu

  • verified icon3241
Terkini 

Teknik Budidaya Abalon Ramah Lingkungan

Trobos Aqua

1389 hari lalu

  • verified icon3358