Tiga Kunci Sukses Pemijahan Lele Semi-buatan
| Tue, 15 Mar 2022 - 10:40
Tingginya kebutuhan benih lele di sentra-sentra budidaya lele, menuntut para pelaku usaha pembenihan lele untuk bisa memenuhi kebutuhan benih tersebut. Berbagai cara dan pola budidaya pun dilakukan agar bisa menghasilkan benih yang sesuai permintaan, baik dari sisi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya.
Dalam menjaga kontinuitas, salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu melalui pemijahan semi-buatan dengan menggunakan hormon untuk merangsang percepatan ovulasi dan pemijahan. Cara ini biasanya dilakukan dengan menyuntikkan hormon tersebut pada induk lele. Sehingga diharapkan induk lele dapat memijah 10-12 jam setelah penyuntikan tersebut. Dengan pemijahan semi-buatan, target produksi benih bisa lebih terukur dari sisi kuantitas dan kontinuitasnya.
Namun demikian, dari aspek kualitasnya kadang memang belum terpenuhi. Hal ini bisa dimungkinkan karena prosedur penyuntikan yang dilakukan kurang tepat sehingga hasilnya belum optimal.
Nah, agar pemijahan semi-buatan berjalan sukses, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pembenih. Pertama, kualitas induk yang akan dipijahkan yang mencakup asal muasalnya. Kedua, Tingkat Kematangan Gonad (TKG) induk lele yang perlu diperiksa sebelum penyuntikan. Dan ketiga, dosis hormon yang tepat dan cara penyuntikan yang benar.
Baca juga: Cara Pemijahan Ikan Lele
Induk Berkualitas
Induk lele berkualitas adalah salah satu kunci yang dapat menentukan keberhasilan pemijahan semi-buatan. Karena tidak sembarang induk lele dapat dipijahkan, terlebih lagi untuk pemijahan semi-buatan. Selain itu, induk yang berkualitas tentunya dapat menghasilkan benih yang berkualitas pula.
Lantas bagaimana memperoleh induk lele berkualitas? Umumnya induk berkualitas dihasilkan oleh balai-balai milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Calon induk lele yang dihasilkan di sana sudah melalui seleksi ketat dan riset panjang. Baik untuk mendapat induk yang unggul dari segi pertumbuhan, ketahanan penyakit, hingga tingkat keseragaman benih lele yang akan dihasilkan.
Induk lele yang diperoleh dari balai perikanan biasanya akan dibekali dengan Surat Keterangan Asal (SKA) induk. Dari SKA tersebut, pembenih dapat mengetahui masa produktif dan afkir induk lele yang dimilikinya.
Salah satu keunggulan dari penggunaan induk yang tersertifikasi dan jelas asal-usulnya seperti ini adalah bisa menekan kemungkinan terjadinya inbreeding (pemijahan sepasang lele dari induk yang sama). Inbreeding memiliki dampak negatif yang beragam, mulai dari penurunan kualitas benih, cacat fisik, pertumbuhan lambat, hingga tingkat keseragaman yang sangat rendah.
Baca juga: Plus Minus Pemijahan Lele Alami atau Buatan
Tingkat Kematangan Gonda yang Cukup
Setelah memiliki indukan berkualitas, kunci sukses pembenihan semi-buatan selanjutnya adalah Tingkat Kematangan Gonad (TKG) induk yang cukup. Pada umumnya, induk lele yang sudah matang gonad dan optimal untuk dipijahkan berusia 8 bulan – 1 tahun dengan bobot 800 gr - 1 kg per ekornya.
Pengecekan TKG pada induk lele secara fisik dapat dilakukan dengan melihat dan meraba beberapa bagian indukan lele. Untuk induk lele yang siap pijah, umumnya alat kelaminnya (baik jantan dan betina) berwarna merah keunguan. Sedangkan, untuk betina sendiri memiliki ciri yang lebih menonjol dimana perut indukan akan terlihat besar dan membuat. Ciri tersebut menandakan induk betina memiliki telur yang banyak.
Selain melalui pengamatan fisik luar ikan, pengecekan TKG bisa juga dilakukan dengan menggunakan alat berupa kateter (selang kecil yang dapat masuk kedalam saluran telur induk lele) untuk melihat warna telur yang ada di dalam perut indukan betina.
Apabila telur sudah berwarna hijau tua kekuningan, tandanya telur lele sudah siap dibuahi. Sedangkan jika warna telur masih hijau muda atau bahkan putih, tandanya telur lele belum siap dibuahi atau masih dalam fase telur muda. Pengamatan dengan kateter sangat dianjurkan untuk memastikan induk benar-benar siap dipijahkan.
Temukan produk hormon untuk mengoptimalkan pemijahan lele Anda di PasarMina
Dosis dan Cara Penyuntikan yang Benar
Setelah memastikan induk yang akan dipijahkan berkualitas dan matang gonad, kunci keberhasilan pemijahan semi-buatan selanjutnya adalah dosis hormon dan teknik penyuntikan yang tepat. Dosis hormon yang umum digunakan adalah 0,2 - 0,3 ml/1 kg induk, baik jantan maupun betina. Hormon tersebut sebaiknya dicampurkan dengan NaCl agar mudah menyebar ke dalam tubuh ikan setelah disuntikkan.
Berikut contoh perhitungan dosis penyuntikan
Sementara mengenai titik penyuntikan, penyuntikan sebaiknya dilakukan sekitar 1 cm sisi kanan atau sisi kiri dari ujung sirip dorsal (punggung) dekat kepala. Pada titik tersebut terdapat daging yang tebal dan banyak pembuluh darah. Penyuntikan hormon dilakukan secara perlahan dan tidak terlalu dalam.
Untuk mempermudah proses penyuntikan, ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan. Antara timbangan, jarum suntik 5 ml, larutan fisiologis seperti NaCl, hormon yang akan digunakan, serta kain basah untuk menutup kepala induk. Kain basah digunakan untuk menutup mata sekaligus memegang kepala ikan untuk meminimalisir gerak induk saat disuntik