Teknik Pembenihan Ikan Gurami
| Tue, 08 Oct 2019 - 10:07
Latar Belakang
Ikan Gurami (Indonesia Giant Goramy, Osphronemus goramy Lac) merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Berasal dari kepulauan Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sedangkan penyebarannya sudah meliputi Asia Tenggara, India, Cina, Madagaskar, Mauritius, Seychelles, Australia, Sri Lanka, Suriname, Guyana, Martinique dan Haiti.
Ikan ini sudah lama dibudidayakan secara komersial sehingga di beberapa daerah sudah terbentuk kawasan pengembangan budidayanya, antara lain Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Garut), Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga), DI Yogyakarta (Kulonprogo, Bantul, Sleman), Jawa Timur (Tulung Agung, Blitar, Lumajang), Sumatera Barat dan Riau.
Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Mas
Sejalan dengan pengembangan kawasan usaha budidaya gurami yang semakin luas, maka kebutuhan induk dan benih juga semakin meningkat. Untuk itu diperluaskan pasokan benih dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Disisi lain, teknik pendederan secara tradisional hanya mampu menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dengan ukuran larva sekitar 75%. Sehingga diperlukan adanya perbaikan teknik pembenihan ikan gurami agar kesinambungan produksi dan kualitasnya dapat dipenuhi.
Ciri – Ciri Induk Jantan & Betina
Ciri – ciri Induk Jantan :
1. Benjolan di bagian kepala (dahi)
2. Bibir bawah tebal dan memerah pada saat birahi
3. Memiliki warna putih pada pangkal sirip dada
Ciri – ciri Induk Betina :
1. Tidak mempunyai benjolan di bagian kepala (dahi)
2. Bibir bawah tidak tebal dan tidak memerah pada saat birahi
3. Memiliki warna hitam pada pangkal sirip dada
Induk dipijahkan pada kolam tembok atau kolam tanah baik secara masal maupun berpasangan. Dengan perbandingan jantan : betina = 1 : 3 - 4.
Kolam Pemijahan Gurami
(Sumber : dejeefish)
Pakan yang diberikan berupa pellet apung dengan kadar protein >28% sebanyak 2% biomass/hari dan daun sente/talas sebanyak 5% bobot biomass/2 hari.
Analisa Usaha Pembenihan
NO |
URAIAN |
BIAYA (Rp.) |
1 |
Biaya Produksi Sewa kolam & persiapan kolam (300m²) Pembelian benih lepas akuarium 30.000 ekor @Rp. 120,- Pembelian pakan 200 kg @Rp. 10.000,- Pembelian pupuk 200 kg @Rp. 1.000,- JUMLAH |
1.500.000,- 3.600.000,-
2.000.000,- 200.000,- 7.300.000,- |
2 |
Penjualan benih uk. Silet (4 - 6cm) @Rp. 1.100,- Sintasan hidup di kolam 30% |
1.100 x 30.000 x 0.3 = 9.900.000,- |
3 |
Keuntungan per 4 bulan |
9.900.000 – 7.300.000 = 2.600.000,- |
Analisa Usaha Pembesaran
NO |
URAIAN |
BIAYA (Rp.) |
1 |
Biaya Produksi Sewa kolam & persiapan kolam (500m²) Pembelian benih uk. Korek 10.000 ekor @Rp. 1.500,- Pembelian pakan 1.800 kg @Rp. 10.000,- JUMLAH |
3.500.000,- 15.000.000,-
18.000.000,- 36.500.000,- |
2 |
Penjualan ikan uk. 500 gr, Rp. 35.000,-/kg Sintasan hidup di kolam ±50% |
10.000 x 0.7 x 0.5 x 35.000 = 122.500.000,- |
3 |
Keuntungan per 6 bulan |
122.500.000 - 36.500.000 = 86.000.000,- |
Analisa Usaha Pembenihan (Penetasan Telur)
NO |
URAIAN |
BIAYA (Rp.) |
1 |
Biaya Produksi Sewa Akuarium uk. (60x40x40) cm dan peralatan selama 16 hari (30xRp.500x16) Beli 30.000 butir telur @Rp. 50,- Beli cacing tubifex 10 liter @Rp. 10.000,- JUMLAH |
240.000,-
1.500.000,- 100.000,- 1.840.000,- |
2 |
Penjualan benih lepas akuarium @Rp. 120,- |
30.000 x 0.7 x 120 = 2.250.000,- |
3 |
Keuntungan 2.520.000 - 1.840.000 |
680.000,- |
Baca juga: Teknik Pemijahan Ikan Patin
Pemijahan
Persiapan :
1. Kolam pemijahan diberi tempat sarang dan tempat bahan sarang.
2. Tempat sarang diameter 20 – 25 cm.
3. Kedalaman tempat sarang 10 – 15 cm dibawah permukaan air.
4. Bahan sarang berupa sabut kelapa, ijuk atau bahan lainnya.
Dilakukan secara alami di kolam pemijahan induk. Ikan yang sudah siap pemijahan membuat sarang untuk menampung telur.
Sarang Gurami bertelur
Sumber : BBPBAT Sukabumi
Pengecekan telur dilakukan pagi hari dengan cara menusuk sarang atau dengan menggoyangkannya. Bila keluar telur atau minyak, maka pemijahan sudah terjadi dan sarang berisi telur. Sarang yang berisi telur dikeluarkan dari tempat sarang secara perlahan untuk dipindahkan ke dalam baskom plastik yang sudah diisi air kolam.
Sarang dibuka secara perlahan sampai telur keluar dan mengapung dipermukaan air. Telur – telur tersebut diambil dengan menggunakan sendok untuk dipindahkan kedalam wadah penetasan berupa corong dari fiberglass atau akuarium yang sudah diisi dengan air bersih.
Baca juga: Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch)
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
1. Kepadatan telur : 1 butir/2 cm², dengan aerasi kecil.
2. Waktu penetasan : antara 24 – 48 jam
3. Suhu : 29 – 30˚C
4. Pemindahan Larva ke wadah yang lebih besar setelah berumur 7 – 9 hari
5. Pakan : Cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai ukuran.
Pemeliharaan Benih
Wadah Pemeliharaan :
1. Akuarium dengan aerasi untuk suplai oksigen.
2. Kolam Pendederan (kolam tanah, kolam tembok, atau bak terpal), yang terlebih dahulu dilakukan proses pemupukan (persiapan kolam)
Pemberian Pakan :
Pakan Alami
Cacing Rambut (Tubifex sp.)
Daphnia sp.
Moina sp.
Pakan Buatan
Pellet (diberikan setelah berumur 80 hari, ukuran disesuaikan dengan bukaan mulut ikan).
Ukuran Benih yang dihasilkan
Umur 40 hari : 1 < 2 cm (setara kuku)
Umur 80 hari : 2 < 4 cm (setara jempol)
Umur 120 hari : 4 < 6 cm (setara silet)
Umur 160 hari : 6 < 8 cm (setara korek)
Sumber : KKP
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.