• Home
  • Infomina
  • Tambak Udang Milenial, Solusi Buat Anak Muda yang tidak Mau Berlumpur-Lumpur ke Kolam

Tambak Udang Milenial, Solusi Buat Anak Muda yang tidak Mau Berlumpur-Lumpur ke Kolam

| Tue, 25 Aug 2020 - 13:55

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memperkenalkan tambak milenial sebagai lapangan kerja masa depan kepada ratusan perwira siswa Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) di Cipulir, Jakarta Selatan, Senin (27/7/2020).

Tambak milenial sedang dalam fase pemodelan dan siap dimasifkan setelah panen perdana pada akhir tahun 2020. Jumlahnya ada 60 lubang yang tersebar di beberapa titik di Indonesia. Komoditas di dalamnya berupa udang vaname.

“Kenapa harus milenial? Kalau enggak menyesuaikan dengan masa saat ini, kita akan ditinggalkan anak muda. Apalagi saat ini enggak banyak anak muda yang mau ke kolam, berlumpur-lumpur,” ujar Menteri Edhy.


Baca juga: Bappenas-UNDP Ajak Kaum Muda Bangun SDA Kelautan Berkelanjutan


Infrastruktur tambak milenial berupa kolam bundar dengan diameter 20-30 meter yang dapat dibongkar pasang. Tambak milenial didukung pula dengan teknologi informasi sehingga kualitas, keasaman, dan suhu air dapat diukur melalui aplikasi. Sedangkan pengelolaan tambaknya menerapkan sistem intensifikasi.    

Biaya pembangunan tambak milenial juga lebih murah dibanding tambak udang modern yang butuh ongkos hingga miliaran rupiah. Tambak berdiameter 30 meter misalnya, butuh modal sekitar Rp50an juta.

“Kalau tidak ada modal, KKP siap bantu melalui BLU. Dananya masih ada sekitar Rp900 miliar dari pagu semula Rp1,3 triliun. Sifatnya ini pinjaman modal ya, namun tidak perlu jaminan. Yang menjadi jaminan aktivitasnya itu. Kalau tidak cukup BLU, ada KUR yang bisa diakses melalui perbankan,” terang Edhy.


Baca juga: 3 Bank BUMN Siap Dukung Penyaluran KUR Sektor Kelautan & Perikanan


Alasan Menteri Edhy memperkenalkan tambak milenial lantaran para Perwira Siswa Seskoal setelah lulus akan bersentuhan langsung dengan masyarakat, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan. Mereka juga punya kemampuan mengoordinir kelompok-kelompok masyarakat yang ingin menjadi pembudidaya. Menteri Edhy juga mempersilahkan para pasis bila ingin terjun ke usaha perikanan budidaya.

“Kalau selama ini Angkatan Laut kan menjaganya pertahanan. Tapi kali ini saya mengajak untuk perekonomiannya. Jadi pertahanan dengan membangun ekonomi. Potensi kelautan dan perikanan kita sangat besar, dan kita butuh banyak pihak untuk memaksimalkan potensi ini,” pungkasnya.


Baca juga: KKP Genjot Potensi Budidaya Bawal Bintang untuk Pasar Ekspor


Kuliah umum bertajuk “Peran KKP dalam Mendukung Pembinaan Desa Pesisir Guna Meningkatkan Potensi Maritim Indonesia” diikuti 217 perwira siswa dua angkatan, yakni Pasis Dikreg ke-58 dan Pasis Susjemenstrake-15. Mereka tidak hanya dari TNI AL, tapi juga TNI AD, TNI AU dan Polri.

Selain memberi kuliah umum, Menteri Edhy meninjau 24 kolam bioflok yang ada di area Seskoal. Kolam-kolam bioflok tersebut berisi ikan nila, lele, patin hingga mujair sebagai bagian dari program ketahanan pangan.

Untuk mendukung program ketahanan pangan di Seskoal, Menteri Edhy menyerahkan bantuan 500 ekor benih ikan patin, 600 kilogram ikan layang, 900 pack produk olahan ikan, dan bantuan tambahan berupa 24 kolam bioflok yang segera direalisasikan. 


Sumber: samudranesia.com

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina. 

Artikel lainnya