Siasati Harga Udang di Pasaran

| Thu, 08 Dec 2022 - 09:30

Paguyuban Aquaculturis Kaur kembali menggelar seminar bertajuk “Menyiasati Budidaya Udang Vaname di Tengah Maraknya Penyakit dan Turunnya Harga Udang”. Seminar kali ini berkolaborasi dengan Blue Aqua yang dilaksanakan di Gedung Kuliner Kaur, di Bintuhan, Kabupaten Kaur, Bengkulu dan  dihadiri sekitar 80 orang peserta.


Tujuan diadakannya seminar ini untuk membahas mengenai harga udang yang semakin menurun di pasaran, karena sangat bermanfaat bagi para petambak maupun teknisi untuk menambah pengetahuan atau informasi seputar budidaya udang yang terkini. Juga acara ini bekerjasama dengan pabrikan pakan maupun obat-obatan.


Seminar kali ini, memberikan sudut pandang baru tentang manajemen kualitas air, terutama berkaitan dengan alkalinitas. Semoga paguyuban Kaur ini menjadi wadah saling berbagi ilmu & pengalaman para praktisi.


Salah satu peserta yang hadir mengungkapkan pandangannya “untuk mensiasati harga udang yang rendah, maka harus meningkatkan produktivitas, dengan padat penebaran yang lebih tinggi (±300/m), juga mengoptimalkan carrying capacity. Karena harga udang kecil masih lumayan maka tak ada ruginya kalau melakukan panen partial di Mean Body  Weight (MBW) 8 gram/ekor. Dengan  cara seperti itu di harapkan produktivitas kolam akan meningkat,” ujar M. Ryzky selaku Manager Produksi Divisi Tambak Udang Garin Group.


Baca juga: Daya Tarik Budidaya Udang Intensif


Hal senda juga dituturkan oleh Didi Junaedi selaku Teknisi dari PT. Karua Hanesa Jaya. Menurutnya untuk mensiasati budidaya udang saat ini yang sedang  turun bisa dengan mempersiapkan SOP yang betul dan benar, densitas dinaikan 200 – 250 ekor/m2,  Budidaya cepat / pendek siklus hari DOC 75 – 80, size tidak terlalu besar seiring dengan harga tertinggi (keuntungan) biaya produksi semaksimal mungkin terutama FCR.


Sementara pandangan berbeda diuraikan oleh Taufik Noer selaku Teknisi dari Tambak Dua Putra Perkasa, “sekarang harga udang turun. Sebaiknya densitas diturunkan sesuai kemampuan carrying capasity untuk meminimalisir resiko mortalitas dan penyakit. Kemudian perlu dicoba opsi menggunakan pakan low protein yang harganya lebih murah untuk menekan cost produksi. Gunakan automatic feeder agar pakan lebih efisien serta bisa menunjang strategi fast growth. Strategi fast growth ini bisa menyingkat waktu karena target size tercapai dengan umur budidaya lebih pendek, sehingga biaya energi dan lain-lain agar bisa lebih hemat,” ujar Taufik Noer.


Selain faktor-faktor tersebut, tentunya ada hal lain yang juga patut untuk diperhatikan seperti yang disampaikan oleh Agung Priyambodo selaku Marketing Manager dari CV Catur Blue  Aqua. “Faktor faktor lain yang sangat berpengaruh juga harus diperhatikan seperti pemilihan benur, monitor kualitas air dan managemen tenaga kerjanya.”


Acara seminar ini ternyata juga disambut sangat positif oleh Ir. Soleman Lullulangi Ketua SCI Kaur Seluma, serta Owner Tbk. PT. Karua Hanesa Jaya  “Kegiatan seperti itu oleh supporting budidaya (pakan, obat, benur) bagus jika sering diadakan yang akan meningkatkan skill teknisi dan pemahaman owner, serta antusiasme peserta dengan presentasinya menarik,” jelasnya.


Berita lainnya: Mengintip Tambak Udang Intensif di Sukamara - Kalteng


Strategi Budidaya


Kepastian strategi budidaya, menurut Sales Area Kab. Kaur Sampai Bengkulu Blue Aqua Indonesia, Marzuki harus sesuai dengan yang kita targetkan, tentunya menghindari dari penyakit Myo yang sering melanda perairan pantai Barat. Pola parsial yang tepat bisa 3 sampai dengan 4 kali  dan hasil produksi yang masih sekitar 35 ton/ ha. 


Lanjutnya, DOC panen bisa 120 sampai dengan 130 hari, dengan size 22 sampai dengan 28. Hal ini, masih menguntung yang biasanya untung 32 sampai dengan 38 ribu sekarang bisa jadi keuntungan tinggal 20 sampai dengan 24 ribu per kilo gram udang. Keuntungan jauh lebih rendah memang, sambil menunggu perkembangan harga membaik tetapi budidaya harus berhasil.


Bentuk kontribusi dan kepedulian dari suplyer obat-obatan seperti Blue Aqua juga memberikan sistem budidaya yang menjamin keberhasilan, efisien dan  problem solving kasus-kasus dalam budidaya  tentunya dengan bahan  yang mereka miliki.


Agar budidaya udang berhasil, tambah Soleman harus memperhatikan kepadatan penebaran benur, manajemen pakan yang ketat, panen maksimal ABW 20 Gram, jika ABW >20 Gram maka budidaya udang merugi.


Informasi lainnya: Jaga Kualitas Pakan Udang dengan Feed Additive


Menurut Agung, untuk mensiasati maraknya penyakit tentunya kita ditantang agar budidaya ini berhasil dengan mengusahakan antara lain:


Sepanjang budidaya plankton tidak sering drop, karena plankton ini disamping sebagai penghasil oksigen juga sebagai pemakai Limbah N (NH4 dan NO3). Untuk Blue Aqua sendiri kita ada produk namanya Fytogro yang merupakan mineral untuk plankton yang diaplikasikan setiap minggu. Plankton ini apabila drop maka limbah yang terbentuk akan memicu kenaikan vibrio disamping itu juga membuat stress udang.


Selama budidaya, program pakan harus ketat dalam artian monitor anco baik prosentase pakan di anco maupun jam kontrol anco juga harus betul betul diperhatikan. Faktor faktor lain yang sangat berpengaruh juga harus diperhatikan seperti pemilihan benur, monitor kualitas air dan managemen tenaga kerjanya.


“Semoga dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, diperoleh panen dengan performance FCR yang bagus, produktivitas yang tinggi sehingga cost produksi kita juga turun. Dengan harga udang yang sekarang sedang turun hal ini akan  membantu perolehan profitnya,” pungkas Agung. 

--


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Info Akuakultur. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya