• Home
  • Infomina
  • Sandiaga Uno: Milenial Harus Punya Banyak Ide Kreatif

Sandiaga Uno: Milenial Harus Punya Banyak Ide Kreatif

| Fri, 11 Sep 2020 - 11:34

Sandiaga Uno selaku Founder OKE OC Indonesia menjadi pembicara dalam webinar Menjadi Wirausaha Muda Akuakultur Sukses yang digelar oleh program studi Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya (TPMPB), Sekolah Vokasi IPB University belum lama ini.

Dalam paparannya, Sandiaga menerangkan bahwa menjadi wirausaha memiliki banyak tantangan dan sebagai generasi milenial perlu memiliki berbagai macam ide kreatif dan juga unsur keterlibatan dengan berbagai stakeholders. Dalam sektor perikanan misalnya ada start up bisnis akuakultur, budidaya ikan konsumsi, dan sebagainya.

“Masalah terbesar dalam kondisi pandemi COVID-19 adalah sumber pangan yang semakin menurun dan mata pencaharian yang semakin sulit. Sehingga diharapkan dari sektor aquaculture mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Menjadi wirausaha muda di bidang aquaculture adalah bagian dari nasionalisme, bagian dari membangun bangsa,” ujarnya.


Baca juga: Pelatihan Pembenihan Patin di Sekolah Vokasi IPB


Selain Sandiaga, webinar ini juga menghadrikan Dr Wiyoto, dosen IPB University dari Program Studi TPMPB yang menjelaskan tentang budidaya ikan di tengah pandemi COVID-19 dengan ruang dan sumber air terbatas. Menurutnya, untuk mendukung sumberdaya ikan, sangat ditentukan dengan ketersediaan air. Selain itu, kegiatan aquaculture dapat menjadi salah satu alternatif sebagai sarana rekreasi di rumah dan mendukung ketahanan pangan keluarga (aquaculture for food).

“Akuakultur juga dapat dikembangkan menjadi aquaculture for business, yang tentunya harus disesuaikan dengan sarana prasarana yang ada. Beberapa hal yang dapat dikembangkan diantaranya prinsip aquaponik yang saat ini banyak berkembang di masyarakat, yang sangat membantu untuk mendukung ketersediaan pangan, khususnya masyarakat sekitar. Untuk mengembangkan usaha di lahan terbatas, kita bisa membentuk komunitas (berkelompok) sehingga proses belajar dapat terus berjalan mulai dari jenis benih, teknologi hingga marketing, sehingga diharapkan industri budidaya ikan dapat berkelanjutan, keseragaman produk dan juga terstandar,” imbuhnya.

Hadir juga, Agus Purnomo Wibisono, MM CEO Iwa-ke yang membagikan pengalamannya saat memulai bisnis di sektor perikanan. Mindset terhadap industri perikanan sangat memberikan pengaruh terhadap kesan, yang kemudian berpengaruh juga pada keputusan.  Hal inilah yang membuat Agus tetap terus berada di industri perikanan.


Baca juga: Kampung Teknologi Perikanan Hadir di Lampung Selatan


Menurut Agus, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap usaha perikanan. Pertama adalah economic scale, misalnya jika tidak paham tentunya harga ikan yang ada menjadi tidak sesuai. Kedua, level of detail atau fokus seseorang dalam menjalankan suatu usaha, ketiga level of control atau manajemennya (bagaimana mengelola air, sumberdaya manusia, hingga market dengan baik). Keempat, market yang membedakan produk kita dengan yang lainnya dan Kelima yaitu innovation yang dapat membantu menciptakan pasar dari hasil pengembangan teknologi. Dengan mendirikan Iwa-ke, Agus berjarap dapat memberikan dampak yang positif ‘Impacting lives through aquaculture’.

Selanjutnya Rully Purnama, CEO Minapoli memaparkan materi tentang ‘From University to Start Up’. Menurutnya, jika ingin bergerak lebih cepat, tidak bisa mengandalkan diri sendiri, harus melibatkan banyak pihak (transdisiplin ilmu), memiliki model bisnis baru sehingga membuat produk menjadi produktif dan efisien. Karena bekerja di bidang aquaculture tidak hanya berbicara tentang produksi, tetapi juga harus melihat dan menjaga kondisi lingkungan sekitar.

Rully menjelaskan bahwa perkembangan startup perikanan dimulai tahun 2013 dan hingga saat ini pelaku start up perikanan berkisar 70 persen yang didominasi oleh bidang aquaculture. Di tengah kondisi COVID-19, sektor perikanan peluangnya lebih tinggi dan permintaan tetap stabil bahkan meningkat. Ada beberapa manfaat inovasi startup perikanan. Yakni  proses bisnis lebih efektif dan efisien, model bisnis dan lapangan kerja baru, keputusan berbasis data, industri perikanan lebih scalable, dan regenerasi pelaku usaha.


Baca juga: Startup dan Masa Depan Perikanan


“Adapun tantangan startup perikanan yaitu minimnya sarjana perikanan yang terlibat, adopsi teknologi masih rendah, infrastruktur yang belum merata dan terbatasnya investor dalam negeri. Diskusi berjalan sangat baik dan mendapat tanggapan positif untuk terus mensinergikan bidang akuakultur untuk mewujudkan perikanan budidaya yang kreatif, inovatif dan berkelanjutan,” ujarnya.


Sumber: IPB University

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.

Artikel lainnya