Produk Rumput Laut Indonesia Unjuk Gigi di Simposium Internasional di Jeju
| Wed, 01 May 2019 - 19:45
Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli) mulai membuka pasar untuk produk rumput laut secara berkelanjutan seperti agar, carrageenan, dan hydrocolloid. Astruli, mewakili 20 anggotanya, akan berpartisipasi dalam Simposium Rumput Laut Internasional (ISS) ke-23 di Jeju, Korea Selatan pada 28 April hingga 3 Mei 2019.
Astruli akan memaparkan perkembangan terbaru industri hydrocolloid di Indonesia, mengenalkan merek Indonesia Seaweed, serta menawarkan produk rumput laut berkualitas terbaik yang diproduksi secara berkelanjutan. Merek tersebut mewakili perusahaan yang memiliki sistem traceability dan memenuhi standar kualitas halal, Kosher, ISO 9001, GMP, HACCP, FSSC 22000, Organik dan BRC.
Mc Donny W Nagasan, Ketua Astruli, mengatakan, "Partisipasi Astruli dalam ISS 2019 untuk menciptakan kesadaran di antara para pemegang saham industri rumput laut bahwa dukungan merek Indonesia Seaweed terhadap produk yang dihasilkan akan menambah nilai serta menciptakan nilai baru bagi pembeli."
"Kami menawarkan produk-produk inovatif dan berkualitas tinggi, memperbarui sertifikasi keamanan pangan dan terus meningkatkan manajemen pabrik yang bagus serta praktik penanaman untuk bisnis kelautan yang lebih berkelanjutan seperti hydrocolloid," imbuhnya.
Dalam upaya menumbuhkan pasar ekspor, asosiasi ini didukung oleh program Unido, yang disebut Smart-Fish. Sudari Prawiro, koordinator program Smart-Fish Indonesia, menjelaskan, "Smart-Fish berkomitmen penuh mendukung Astruli untuk membawa merek Indonesia Seaweed di acara internasional dan ISS 2019 yang merupakan platform terbaik sebagai langkah awal."
Dia menambahkan, "Komitmen dari Astruli dan anggotanya sangat penting untuk membuat Indonesia Seaweed aktif dan hidup, serta untuk memberikan janjinya kepada pembeli sehingga produk Indonesia Seaweed mampu bersaing di pasar global."
Simposium bertema "Dari
Tradisi Menuju Inovasi!" ini akan dihadiri 1.000 peserta dari 62 negara
serta 30 stand pameran. Topik pembahasan simposium ini mencakup
keanekaragaman hayati, genetika, perubahan iklim dan ekologi kelautan, budi
daya rumput laut, dan aplikasi industri rumput laut.
Sumber : Warta Ekonomi