Pimpinan Perguruan Tinggi Dorong Usaha Perikanan Berorientasi Ekspor
| Thu, 19 Dec 2019 - 13:46
Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan
Indonesia (FP2TPKI) mendorong agar berbagai usaha budidaya perikanan di
berbagai daerah bisa digalakkan untuk menghasilkan komoditas yang berorientasi
ekspor.
"Kami juga berharap, usaha budidaya yang dilakukan berorientasi pada
ekspor. Namun tetap dengan menerapkan konsep budidaya yang berkelanjutan
melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan ikan
yang Baik (CPIB). Termasuk industri dan skala rumah tangga dengan teknologi
bioflok dan tropik level," kata Ketua FP2TPKI sekaligus Dekan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Luky Adrianto, dalam rilis di Jakarta, Selasa.
Luky juga mengusulkan agar pemerintah kembali menghidupkan sentra-sentra
produksi benih (basis provinsi atau kawasan) yang bersertifikasi.
Selain itu, ujar dia, langkah lainnya adalah mengembangkan industri pakan
mandiri (skala rumah tangga) dengan basis bahan baku lokal, memastikan penegakan
hukum dalam kaitan pengelolaan limbah budidaya (misalnya penerapan IPAL bagi
petani ikan/industri), hingga revitalisasi tambak-tambak idle (penggantian
spesies yang sesuai kondisi, bioremediasi).
"Peran lembaga pengelola keuangan untuk pembudidaya ikan dan jaminan
asuransi usaha juga perlu diperkuat,” imbuhnya,"
Ia juga menyatakan, hal lain yang tak kalah penting dalam pengembangan sektor
budidaya adalah penggunaan teknologi digital dalam optimalisasi peran penyuluh
serta penerapan teknik lepas pantai melalui pendekatan smart and precise
offshore aquaculture engineering untuk komoditas budidaya yang bernilai
ekonomi tinggi dan berorientasi ekspor.
Luky mendorong pula peningkatan kualitas sistem koleksi dan pelaporan data
statistik perikanan tangkap yang dapat dijadikan dasar pengambilan sebuah
kebijakan.
Ia juga berharap akan pengawasan terhadap IUU fishing atau aktivitas
penangkapan ikan secara ilegal terus ditingkatkan, terutama pada
wilayah-wilayah perbatasan dengan negara lain.
FP2TPKI juga mendorong fasilitasi investasi domestik pada penangkapan ikan di
wilayah ZEE. Jika memerlukan investasi asing (perikanan multinasional),
pemerintah harus memberikan jaminan bahwa seluruh operasi penangkapan mengikuti
ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Sedangkan untuk iklim investasi usaha perikanan budidaya, FP2TKI ingin agar hal
itu dipermudah dengan adanya insentif investasi, pengurangan pajak, dan
sebagainya.
Ia menyebut, perguruan tinggi juga siap membantu pemerintah mengembangkan riset
untuk spesies-spesies lokal yang memiliki nilai ekonomi tinggi, termasuk dengan
melakukan desiminasi hasil-hasil penelitian kepada pembudidaya ikan atau pihak
terkait.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meyakini, perguruan
tinggi merupakan solusi untuk menyelesaikan persoalan kualitas sumber daya
manusia serta pengembangan riset untuk diterapkan di sektor kelautan dan
perikanan.
Menteri Edhy menegaskan, KKP akan membuka diri terhadap masukan dan saran dari
perguruan tinggi dan para ahli dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan.
Edhy Prabowo pun meminta agar para ahli dan akademisi dapat turut mendampingi
kalangan pemangku kepentingan kelautan dan perikanan di lapangan untuk
mengembangkan usaha mereka.
Sumber : Antara News