Perawatan Optimal Benih Patin Siam
| Tue, 16 Mar 2021 - 08:55
Jenis patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) sedang menjadi primadona di kalangan pembudidaya patin. Ikan patin siam komoditi berprospek cerah dalam dunia perikanan. Rasa dagingnya lezat dan gurih yang menyebabkan harga jual tinggi. Ikan patin siam juga memiliki ukuran tubuh yang besar.
Ikan patin siam mudah dipelihara dan berdaya hidup tinggi. Ikan patin yang dalam bahasa Inggris bernama iridescent shark, dapat dipelihara di lahan yang pasokan airnya terbatas, juga bisa dipelihara dengan tingkat kepadatan tebar tinggi.
Dalam budidaya ikan patin siam terdapat beberapa aspek kegiatan yang dilakukan, diantaranya kegiatan pembenihan dan pembesaran. Berikut kami jabarkan kiat agar benih patin siam optimal pertumbuhannya.
Baca juga: Begini Pembenihan Patin Ala BPBAT Jambi
benih patin siam/ foto: freepik.com
- Larva patin siam ditampung sementara di tempat penampungan larva yang berupa kain hapa (trilin). Dalam tempat penampungan larva patin berukuran 2 m x 1 m ditebarkan 50 ribu ekor larva yang baru menetas.
- Supaya larva patin tidak mengalami stres, perlu diperhatikan kualitas air di tempat penampungan larva dan tempat pemeliharaan. Suhu atau temperatur air dijaga pada kisaran 28 derajat Celsius.
- Pakan alami berupa artemia diberikan tiga jam sekali kepada larva patin siam yang berumur 1-3 hari untuk mencegah kanibalisme.
Baca juga: Teknologi RAS Berhasil Tingkatkan Produksi Benih Gurame
- Suhu air tempat pemeliharaan dinaikkan jadi 31 derajat C saat larva patin siam berumur 3 hari. Setiap tiag jam sekali diberikan pakan berupa cacing cincang. Porsi pakan disesuaikan sesuai kebutuhan setiap dua hari.
- Setelah patin siam mencapai ukuran 2 cm, benih patin siam diberikan pakan alami berupa cacing sutera. Dapat pula diberikan pakan tambahan berupa pelet.
- Pergantian air perlu dilakukan setiap dua hari atau saat kualitas air terlihat menurun, agar benih nyaman dengan lingkungannya. Kondisi benih ikan patin siam yang tidak lincah menandakan kualitas air menurun. Agar tidak terjadi perubahan ekstrim kualitas air, pergantian air sebaiknya sebanyak 50 %.