• Home
  • Infomina
  • Peran Probiotik Bacillus dari Laut untuk Mencegah Vibrio pada Tambak Udang

Peran Probiotik Bacillus dari Laut untuk Mencegah Vibrio pada Tambak Udang

| Tue, 10 Dec 2024 - 18:00

Penggunaan probiotik secara umum masih banyak diaplikasikan pada proses budidaya udang. Probiotik berguna untuk menyeimbangkan kualitas air atau menekan bakteri patogen agar tidak menimbulkan kerugian pada tambak.


Dewasa ini, prevalensi penyakit udang cenderung semakin meningkat dan menurunkan produktivitas tambak, termasuk penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang telah banyak mencetak kerugian pada budidaya udang.


Dengan begitu, pengembangan riset probiotik terus dilakukan untuk mengatasi masalah penyakit udang ini. Salah satu contohnya yaitu pemanfaatan strain Bacillus dari laut (marine Bacillus) untuk probiotik.


Pengembangan probiotik ini menjadi tema utama yang diusung pada Webinar Kedaireka Aquabacillus yang berjudul “Penggunaan Probiotik Berbasis Marine Bacillus untuk Meningkatkan Biosecurity pada Tambak Udang”.


Webinar ini diadakan pada 10 Desember 2024 dan berhasil mendapatkan partisipasi lebih dari 170 peserta secara daring.


Narasumber yang dihadirkan pada webinar ini yaitu Dr. Aninditia selaku inventor PT Aquabeta dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro, Syaifudien Bahry, M.Si. selaku CEO Aquabeta, dan Supito, M.Si. selaku Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.


Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) merupakan program dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia yang bertujuan untuk menyambungkan pengembangan ilmu dengan kebutuhan industri.


Probiotik Aquabacillus ini sendiri adalah hasil riset yang dilakukan oleh tenaga peneliti dan dosen dari Universitas Diponegoro, Universitas Soedirman, dan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara yang bermitra dengan PT Aquabeta.


Webinar ini kemudian dibuka dengan sambutan oleh Prof. Agus Trianto sebagai Dekan FPIK Universitas Diponegoro. Ia turut menyampaikan bahwa aplikasi probiotik berbasis bakteri Bacillus sendiri telah banyak dimanfaatkan untuk budidaya udang.


“Probiotik sudah umum diaplikasikan untuk menekan mikroba merugikan dan mengonversi senyawa racun di tambak, termasuk probiotik dengan bakteri jenis Bacillus yang sudah banyak digunakan,” jelasnya.


Jenis Probiotik dari Laut

Probiotik Aquabacillus menggunakan bakteri Bacillus dari ekosistem laut yang telah diekstrak dan diseleksi berdasarkan sifatnya yang menguntungkan untuk budidaya udang.


Strain bakteri Bacillus yang digunakan yaitu Bacillus pumilus, Bacillus paramycoides, Bacillus safensis, dan Bacillus firmus.


Hal ini disampaikan oleh Aninditia pada paparannya mengenai pengenalan probiotik Aquabacillus dan juga hasil uji coba skala lapangnya.




“Bakteri Bacillus pada Probiotik Aquabacillus ini telah dipilih melalui skrining berdasarkan sifatnya yang mampu menekan bakteri patogen serta menjaga kualitas air tambak,” tegas Aninditia.


Lebih spesifik, ia menjelaskan bahwa keunggulan probiotik Aquabacillus adalah mampu mengontrol jumlah vibrio (Total Vibrio Count/TVC) dan mengontrol lingkungan tambak secara alami terutama kadar amonia, nitrit, dan Total Suspended Solid (TSS).


Terbukti secara Lapang

Aninditia juga menjelaskan bahwa hasil uji coba lapang probiotik Aquabacillus telah berhasil menekan bakteri Vibrio, menurunkan amonia tambak, dan meningkatkan kinerja pertumbuhan udang.


Uji coba ini dilakukan di  tambak yang berada di Kendal (5 petak) dan Pacitan (3 petak) pada DOC 47-80 dengan perlakuan kontrol (tanpa pemberian probiotik), pemberian probiotik melalui air, dan pemberian probiotik melalui pakan.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi probiotik Aquabacillus melalui pakan dengan dosis 4 liter per 20 kilogram pakan dapat menaikkan performa budidaya udang.


Perlakuan tersebut menunjukkan rata-rata hasil amonia yang paling rendah yaitu 0,01-0,04 mg/liter. Hasil juga menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memiliki angka TVC dan Total Bacteria Count (TBC) yang paling rendah.


Hal ini mengimplikasikan bahwa probiotik Aquabacillus dapat menjaga kadar amonia yang beracun bagi udang, sekaligus menekan jumlah patogen dalam tambak.


Di samping itu, probiotik Aquabacillus juga mampu meningkatkan sel hemosit yang menandakan adanya peningkatan imunitas udang


Pada akhir pemaparan, Aninditia menerangkan bahwa perlakuan tersebut juga mendapatkan hasil yang paling tinggi pada laju pertumbuhan udang.


Manfaat dari penggunaan strain Bacillus dari laut ini juga ditekankan oleh Syaifudien Bahry. Ia menjelaskan bahwa bakteri Bacillus yang berasal dari air asin lebih mudah beradaptasi dan menunjukkan aktivitas pada air tambak yang payau.


“Strain Bacillus yang berasal dari air tawar harus terlebih dahulu beradaptasi dengan kondisi air payau dengan membentuk lapisan eksopolisakarida. Hal ini membuat sifat menguntungkan dari bakteri ini lebih lama muncul dibanding Bacillus dari air asin,” papar Bahry.




Bahry juga menjelaskan bahwa Bacillus dari air asin dapat memproduksi asam laktat dengan stabil meski pada kondisi salinitas tambak yang tinggi.


Hal senada juga disampaikan oleh Supito mengenai manfaat bakteri Bacillus dalam mengendalikan kualitas air dan menekan patogen yang saling berkaitan.


“Penyakit pada budidaya udang pada umumnya terjadi sebagai second effect akibat kualitas budidaya yang buruk. Di samping itu, bakteri Bacillus ini juga telah banyak diaplikasikan pada tambak udang karena efektif dalam memutus pertumbuhan bakteri patogen.”


Inovasi lain dari Laut

Di sela-sela penjelasannya, Bahry juga turut mengenalkan inovasi probiotik dari mikroorganisme laut lainnya yaitu Trichoderma ressei.


Trichoderma ressei telah terbukti memiliki sifat menguntungkan yaitu antibakteri Vibrio serta mampu menghasilkan enzim pengurai zat organik seperti amilase, selulose, dan protease.


Strain bakteri ini telah diekstraksi dan dikembangkan menjadi produk probiotik komersil dari Aqubeta yaitu Anti V-Pro dan Aqu Profeed.


Produk probiotik tersebut juga telah diuji coba secara lapang dan menghasilkan kinerja yang baik dalam menekan Vibrio dan pencegahan penyakit AHPND.


Uji coba telah dilakukan pada tambak udang di Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut (BBIAPL) Tugu dan berhasil menurunkan kandungan Vibrio hingga 30% sampai akhir siklus budidaya.


Produk tersebut juga telah diuji coba di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Boncong dan berhasil menurunkan angka TVC pada tandon tanpa menggunakan desinfektan.


Dengan begitu, webinar ini telah menunjukkan hasil riset jenis probiotik tambak udang dari jenis marine Bacillus yang punya potensi pengembangan lebih lanjut agar dapat meningkatkan produktivitas tambak udang Indonesia.



Artikel lainnya

Terkini 

Repurposed: Adding Value to Aquaculture Via Recycling

Minapoli

1428 hari lalu

  • verified icon2801
Terkini 

Pulihkan Ekonomi Lewat Budidaya Perikanan Darat

Minapoli

1323 hari lalu

  • verified icon2343
Terkini 

IPAL, Solusi Jangka Panjang Semua Jenis Tambak

Info Akuakultur

796 hari lalu

  • verified icon1899