Pembenihan Ikan Jelawat

| Mon, 05 Oct 2020 - 14:01

Ikan jelawat merupakan salah satu ikan spesifik lokal yang mempunyai nilai jual lumayan tinggi dibandingkan dengan ikan konsumsi lain hasil dari introduksi. Tingkat fanatisme warga yang tinggi terhadap rasa dari ikan lokal ini memberikan nilai positif terhadap stabilnya harga jual ikan itu sendiri. Sebagai gambaran nilai jual benih ikan jelawat dibandingkan dengan benih ikan konsumsi lainnya (nila) dengan ukuran yang hampir sama, bisa dua kali lipat harganya.


Tuntutan pasar yang menginginkan benih yang berkualitas dan murah, merupakan motivasi tersendiri bagi para perekayasa untuk menciptakan teknologi yang aplikatif dengan mengedepankan konsep efisiensi dan efektifitas produksi benih. Ikan ikan spesifik lokal diantaranya adalah ikan jelawat sudah memiliki ruang tersendiri dalam tingkat konsumsi masyarakat. Peluang pasar yang sudah ada merupakan salah satu nilai lebih dalam memproduksi benih ikan jelawat. 


Kebutuhan benih yang diperlukan oleh para pembudidaya adalah tantangan bagi para UPR untuk menghasilkan benihnya. Stok benih dari alam sangatlah tidak bisa menjadi prioritas dalam menghasilkan benih ikan jelawat untuk kebutuhan pembesaran. Teknologi pemijahann buatan merupakan jalan satu satunya yang harus dilakukan untuk bisa mensuplai kebutuhan benih secara berkelanjutan. Kepastian kualitas dan stok benih merupakan parameter yang bisa menjaga kestabilan harga dipasaran baik pada benih maupun ikan konsumsinya. 


Dengan ditemukannya teknologi pembenihan ikan jelawat yang lebih efektif dan efisien, membuat nilai produksi pembenihan ikan jelawat menjadi lebih murah lagi. Dengan data yang ada dan asumsi-asumsi yang digunakan mendekati realitas, maka biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 1 ekor benih ikan jelawat ukuran 2-4 cm sebesar Rp. 63 ,- dalam setiap 100.000 ekor benih jelawat.


Hal ini merupakan suatu usaha pembenihan yang lumayan menguntungkan. Kedepannya usaha pembenihan ini bisa memberikan nilai tambah yang besar bagi UPR dan bisa membuka lapangan kerja yang baru bagi para pembenih yang mau bekerja keras. Nilai positif dari Teknologi Pemijahan buatan ikan Jelawat sangatlah besar dampaknya. Tidak hanya bagi pelestarian ikan spesifik lokal (jelawat) diperairan umum, namun bagi para pembenih juga memiliki andil yang besar dalam mendapatkan keuntungan.


Dalam kondisi yang stabil para pembenih bisa mendapatkan keuntungan Rp. 15.659.500,- dalam penjualan 100.000 ekor benih ikan jelawat


Baca juga: Teknik Pembenihan Ikan Mas


Pemeliharaan Induk

Habitat asli Ikan jelawat adalah di sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun. Ikan jelawat termasuk ikan yang memerlukan oksigen terlarut tinggi dalam lingkungan hidupnya. Pada wadah budidaya induk ikan jelawat dapat dipelihara pada karamba sungai, karamba jaring apung di waduk dan kolam. Pada pemeliharaan dikolam diusahakan air kolam tersebut bisa mengalir atau ada input aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada kolam.


Induk dipelihara dengan kepadatan 1-2 ekor / m2 pada kolam. Sedangkan pada karamba sungai maupun karamba jaring apung kepadatan induk adalah 2-3 ekor / m3. Induk diberi pakan komersial dan pakan hijauan (dedaunan). Pakan komersial dengan kandungan protein 32-34% diberikan sebanyak 1-1,5% dari total biomassa ikan sedangkan pakan hijauan diberikan sebanyak 3% dari bobot biomassa setiap 2 hari sekali. Sebaiknya induk jantan dan betina dipisah pemeliharaannya. 

Seleksi Induk

Dalam proses seleksi induk ikan jelawat, tahapan persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan. Tahapan persiapan terdiri atas perencanaan target benih yang akan dihasilkan, kesiapan sarana dan prasarana serta waktu pelaksanaannya. Setelah tahapan persiapan dilalui maka yang pertama diseleksi adalah induk betina kemudian induk jantan. Satu ekor induk betina minimal dibuahi oleh dua ekor induk jantan, hal ini untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan


Ciri-ciri Induk Matang Gonad

No

Induk Jantan

Induk Betina

1

Tidak cacat, tubuh proposional

Tidak cacat, tubuh proposional.

2

Sirip dada terasa kasar

Bagian perut mengembang dan lembut

3

Bila diurut genitalnya keluar cairan sperma

Genitalnya berwarna kemerahan


Pemijahan Induk

Setelah didapatkan induk yang siap memijah, induk jantan dan betina ditempatkan pada tempat yang terpisah. Pemijahan dilakukan secara buatan dengan cara diberi rangsangan hormon dan distripping telur serta spermanya. Rangsangan hormon menggunakan ovaprim, untuk induk betina dosis yang digunakan sebanyak 0,7 ml/kg induk dibagi dalam 3 kali penyuntikan. Sedangkan induk jantan hanya 1 kali penyuntikan dengan dosis 0,3 ml/kg induk.


Setelah 6-8 jam dari penyuntikan ke 3 induk betina siap untuk ovulasi, maka yang pertama kali distripping adalah induk jantan untuk mendapatkan spermanya, idealnya 1 induk betina di buahi oleh 2 ekor induk jantan.


Setelah telur dikeluarkan (stripping) maka langkah berikutnya adalah mencampurkan telur dengan sperma, aduk secara merata dan perlahan sehingga setiap butir telur dapat dibuahi oleh sperma. Pembuahan sperma terhadap telur dibantu dengan memberikan air bersih. Setelah proses pembuahan dilakukan maka telur ditetaskan pada corong penetasan. 


Baca juga: Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch)


Penetasan Telur

Pada suhu 27-30 0C telur jelawat akan menetas setelah 20 – 26 jam setelah dibuahi. Setelah telur menetas perlu dilakukan pergantian air sebanyak 80 – 90% atau hingga air penetasan menjadi jernih. Telur yang telah menetas menjadi larva baru bisa dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva 24 jam setelah menetas. 

Pemeliharaan Larva

Pemeliharaan larva dilakukan selama 3 – 7 hari, tergantung dari kesiapan dan kualitas larva. Naupli artemia diberikan sebagai makanan larva sebanyak 5 kali/hari. Dengan interval waktu pemberian pakan setiap 4 jam sekali, yakni jam 07.00; 11.00; 15.00; 19.00; 23.00. untuk 100.000 ekor larva memerlukan 1 kaleng artemia (425 g) selama 7 hari pemeliharaan. Penyiponan dilakukan setiap hari dan pergantian air dilakukan 2 hari sekali. 


Baca juga: Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang


Pendederan di Kolam

Sebelum larva/benih jelawat didederkan maka perlu dilakukan persiapan kolam pendederan. Tahapan persiapan kolam meliputi: pengeringan, pembalikan dasar kolam, pengapuran, pemupukan dan pengisian air.


Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik sebanyak 500g/ m2dan kapur yang digunakan adalah kapur tohor ( CaO ) sebanyak 50-100 g/ m2. Pengisian air dilakukan sehari setelah dipupuk dan dikapur. Pengisian air dilakukan secara bertahap, setelah diisi sebanyak setengah volume kolam maka diberi inokulasi Moina sp sebanyak 1kg/200 m2, volume air ditambah lagi setelah populasi moina mulai berkembang dikolam. Larva/benih jelawat ditebar setelah kondisi kolam siap, penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. 


Pakan yang diberikan pada minggu pertama adalah pellet tepung yang dicampur dengan telur ayam, pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali sehari dan ditebar merata kekolam. Pemanenan 


Pemanenan dilakukan setelah 3-4 minggu pemeliharaan. Alat dan wadah yang digunakan adalah jaring halus. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan tidak pada saat hujan. Sebelum pemanenan benih ikan sebaiknya dipuasakan selama satu hari.


Sumber: Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam Jambi


Artikel lainnya

Terkini 

Mengenal “Pestisida” Alami untuk Atasi Penyakit Ikan

Info Akuakultur

1769 hari lalu

  • verified icon22538
Terkini 

Outlook Perikanan 2019, Sukses Digelar

Trobos Aqua

2089 hari lalu

  • verified icon2679
Terkini 

Kolaborasi Budidaya Channa Striata

Trobos Aqua

1741 hari lalu

  • verified icon3680