• Home
  • Infomina
  • Nilai Jual Tinggi, Indonesia Perlu Tingkatkan Budidaya Teripang Pasir dari Hulu ke Hilir

Nilai Jual Tinggi, Indonesia Perlu Tingkatkan Budidaya Teripang Pasir dari Hulu ke Hilir

| Wed, 17 Nov 2021 - 11:31

Indonesia merupakan negara maritim, julukan tersebut sangat benar karena 70% wilayah Indonesia adalah perairan. Beragam jenis keanekaragaman sumberdaya hayati laut sangat luar biasa dan memiliki potensi, salah satunya adalah teripang. Teripang atau timun laut merupakan salah satu sumberdaya perairan yang saat ini telah menjadi komoditas unggulan budidaya Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis tinggi. Menurut Manuputty et al. (2020), kandungan gizi teripang terdiri dari protein 82%, lemak 1,7%, dan karbohidrat 4,8%. 


Secara umum, teripang dikonsumsi dalam bentuk kering, seperti gonad kering (konoko), usus kering (konowata) atau kerupuk. Selain dijadikan sebagai sumber pangan, teripang ternyata bermanfaat dalam bidang kesehatan, karena hewan tersebut mengandung senyawa bioaktif. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa teripang mengandung bahan aktif yang berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, antivirus, antihipertensi, antiinflamasi, dan antikanker. Tidak disangka dibalik tubuhnya yang terlihat menjijikkan ternyata teripang memiliki khasiat yang luar biasa. 


Salah satu jenis teripang yang umum dikenal oleh masyarakat adalah teripang pasir. Teripang jenis ini telah diperdagangkan baik dalam pasar nasional maupun internasional. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor teripang pasir adalah Singapura, Hongkong, China, Malaysia, dan beberapa negara Eropa. Teripang pasir memiliki harga jual yang fantastis, dimana pada pasar domestik harga jual mencapai Rp. 900.000/kg. 




Akan tetapi, dibalik semakin meningkatnya jumlah permintaan konsumen dan industri terhadap teripang pasir, menyebabkan jumlah komoditas tersebut di alam semakin menurun. Seperti yang diketahui bahwa selama ini teripang pasir masih diperoleh dari hasil penangkapan di alam. Hal ini tentu menjadi suatu masalah dan perlu menjadi fokus perhatian pemerintah, terutama KKP.  


Budidaya teripang pasir merupakan cara yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan teripang pasir di pasar sekaligus menjaga kelestariannya di alam. Kegiatan budidaya teripang pasir di Indonesia belum marak dilakukan, karena budidaya yang dilakukan masih dalam skala penelitian. Salah satu tempat yang berhasil melakukan budidaya teripang pasir adalah Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Bali. Pengembangan budidaya teripang pasir perlu dikembangkan tidak hanya dalam skala penelitian tapi menuju skala intensif. Oleh karena itu, diperlukan konektivitas dan sinergitas dari pemerintah, balai perikanan, ahli akuakultur, industri, pembudidaya, dan nelayan. 


Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


Lantas, hal-hal apa saja yang dapat dilakukan pemerintah khususnya KKP dalam meningkatkan budidaya teripang pasir di Indonesia? Mari kita ulas langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan budidaya teripang pasir di Indonesia!


Memperluas Pengenalan Teripang Pasir

Bagi sebagian masyarakat dan pembudidaya belum mengetahui apa itu teripang pasir baik dari manfaat hingga potensinya untuk dijadikan sebagai sebuah usaha. Perlu dilakukan sosialisasi untuk menarik perhatian dan minat masyarakat dan pembudidaya untuk memulai usaha teripang pasir. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh pemerintah dengan kerjasama beberapa pihak, seperti ahli akuakultur dan penyuluh perikanan.


Mengadakan Pelatihan Budidaya Teripang Pasir

Salah satu faktor yang menyebabkan budidaya teripang pasir di Indonesia belum berkembang adalah budidaya yang masih dalam skala penelitian dan tidak adanya keterampilan pembudidaya. Memberikan pelatihan budidaya teripang pasir adalah solusi tepat sehingga pembudidaya atau masyarakat memperoleh keterampilan budidaya teripang pasir dan dapat mengaplikasikannya sebagai usaha mereka. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan kerjasama pemerintah dengan beberapa pihak serta masyarakat.


Teripang pasir memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dan intensif di Indonesia mengingat negara ini merupakan negara maritim yang kaya akan sumber hayati laut. Dengan dilakukannya peningkatan pengenalan dan pelatihan budidaya teripang pasir ke pembudidaya dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan minat pembudidaya untuk memulai budidaya hewan tersebut. Kerjasama pemerintah dengan beberapa pihak diharapkan pula dapat membantu peningkatan komoditas ini menjadi komoditas unggulan perikanan budidaya Indonesia seperti udang vaname. 


Referensi:

Ambari, A. 2020. Menjaga Teripang di Alam dengan Teknologi Budidaya. Diakses pada 09 November 2021, dari https://www.mongabay.co.id/2020/08/18/menjaga-teripang-di-alam-dengan-teknologi-budi-daya/.

Hartati, R., Widianingsih dan D. Pringgenies. 2005. Teknologi Penyediaan Pakan Bagii Teripang Putih (Holothuria scabra). Laporan Kegiatan Penelitian Hibah Bersaing Universitas Diponegoro Semarang: 38 hlm. 

Kustiariyah. 2007. Teripang Sebagai Sumber Pangan dan Bioaktif. Jurnal Buletin Teknologi Hasil Perikanan., 10(1): 1-8. 

Manuputty, G.D., M.M. Pattinasarany dan G.V. Limmon. 2020. Pengenalan Jenis Teripang Ekonomis Penting Bagi Masyarakat Desa Suli Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin., 3(3): 194-200.

Padang, A. et al. 2016. Pemeliharaan Teripang Pasir (Holothuria scabra) di Kurungan Tancap. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan UMMU-Ternate., 9(2): 11-18.

Pattinasarany, M.M. dan G.D. Manuputty. 2018. Potensi Jenis Teripang Bernilai Ekonomis Penting di Ekosistem Padang Lamun Perairan Desa Suli Maluku Tengah. Jurnal PAPALELE., 2(1): 1-7.

---


Penulis: Sri Mugi Rahayu

Profesi: Mahasiswa

Intasnsi: Universitas Diponegoro


Artikel lainnya