Momen Lebaran, Permintaan Ikan Nila Meningkat Tajam
| Fri, 06 May 2022 - 11:31
Permintaan akan ikan nila segar sebelum lebaran hingga saat ini diklaim meningkat. Selain itu, harga ikan nila juga merangkak naik.
Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana, Sugiyanto mengatakan, permintaan ikan nila mulai meningkat sebelum lebaran tiba. Bahkan, hingga saat ini ikan nila di pasaran masih menjadi buruan para konsumen.
“Lebaran ini memang cukup bagus, permintaan naik harga juga naik,” ungkap Sugiyanto, Kamis (5/5).
Sugiyanto mengatakan, harga ikan nila saat ini tembus Rp 28 Ribu per kilogram. Padalah kata dia, di hari biasa hanya Rp 24-25 Ribu per kilogram. Menurutnya, itu bisa untuk menutup modal yang digunakan untuk membeli pakan yang harganya juga cukup tinggi. Dia mengaku sudah keteteran melayani konsumen sejak 2-3 hari menjelang lebaran.
Baca juga: Kampung Nila Salin di Indramayu, Targetkan Dalam Dua Tahun Tembus Pasar Nasional
Selain melayani konsumen lokal Wonogiri, tutur Sugiyanto, ikan nila budidaya paguyubannya juga melayani pesanan konsumen dari Yogyakarta.
“Kalau dihitung mungkin bisa 100 persen lebih. Penjual itu dikirim berapa saja mau saat ini, karena pasti habis,” jelasnya.
Meski ramai pesanan pihaknya tidak aji mumpung dalam melayani kebutuhan konsumen. Hal ini dimaksud untuk menjaga ketersediaan stok ikan nila di keramba.
Dalam momen lebaran ini, pihaknya bisa mengirim hingga 8 kuintal ikan nila.
“Momen lebaran ini sehari kami bisa kirim 8 kwintal ikan nila. Itu naik menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Pada intinya, kami tetap menjaga kontinuitas, jangan sampai nanti satu atau dua minggu setelah lebaran barangnya tidak ada,” paparnya.
Baca juga: Kampung Nila di Purwakarta Pasok Benih Sampai Jambi
Ditambahkan, usai lebaran petani ikan keramba berharap agar harga ikan bisa stabil di angka Rp 28 Ribu per kilogramnya. Sebab, harga pakan saat ini menurutnya cukup tinggi yakni Rp 340 Ribu per 30 kilogram.
“Harapannya harga tetap bertahan setelah lebaran nanti, paling tidak ya di angka Rp 27 ribu per kilo. Kalau bisa seperti itu, insyaallah bisa jalan,” tandasnya.
—
Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Timlo.net. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terkandung di dalamnya bukan tanggung jawab Minapoli.