Makan Ikan Sekali dalam Sepekan Tekan Risiko Asma pada Anak
| Tue, 22 Oct 2019 - 13:47
Orang tua tampaknya harus mulai memperhatikan konsumsi
ikan untuk si buah hati. Studi teranyar menemukan, konsumsi ikan
secara teratur pada bayi atau anak di
bawah usia dua tahun dapat menekan risiko asma, eksim, dan demam.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition ini secara
spesifik menemukan konsumsi ikan teratur selama dua tahun pertama kehidupan
dapat menekan risiko penyakit sebanyak 28-40 persen. Konsumsi ikan dilakukan
setidaknya sekali dalam sepekan.
Mengutip situs Study Finds, para peneliti membandingkan dua kelompok
anak. Kelompok pertama mengkonsumsi ikan sekali dalam sepekan selama dua tahun
pertama kehidupan. Sementara kelompok lainnya mengkonsumsi ikan lebih sedikit
dari di atas.
Dalam studi ini, para peneliti dari Universitas Sains dan
Teknologi Norwegia (NTNU) menganalisis berbagai data yang tercatat terkait
kasus alergi seperti asma, eksim, dan demam pada anak. Sebanyak lebih dari 4
ribu data keluarga diikutsertakan dalam penelitian ini.
Peneliti mengklaim, manfaat yang didapat dari konsumsi ikan pada anak selama
dua tahun pertama kehidupan lebih efektif dibandingkan meningkatkan asupan ikan
saat masa kehamilan pada calon ibu.
Sebelumnya, sejumlah penelitian telah menemukan manfaat konsumsi ikan untuk
menekan risiko asma. Hanya saja, manfaat hanya didapat dari ikan dengan
kandungan omega-3 yang tinggi.
Mengutip Science Daily, penelitian yang dilakukan oleh James
Cook University, Australia, menemukan bahwa ikan dengan kandungan tinggi
omega-3 secara signifikan menekan gejala asma hingga 62 persen.
Penelitian merekomendasikan untuk melengkapi asupan dengan sumber makanan yang
mengandung omega-3 seperti tuna, salmon, dan sarden.
Sementara itu, penelitian lainnya menemukan, anak-anak yang mengikuti diet
Mediterania, termasuk dua porsi ikan dengan omega-3 selama sepekan, memiliki
paru-paru yang lebih sehat.
Manfaat itu didapat dari kandungan omega-3 yang diketahui memiliki sifat
anti-inflamasi.
Sumber : CNN Indonesia