KKP Perkenalkan Inovasi Pakan Pembesaran Lobster Pasir
| Fri, 17 Jul 2020 - 16:24
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menghasilkan teknologi inovasi pakan pembesaran lobster pasir. Sebagai tindak lanjut, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) membuka percontohan penyuluhan masyarakat di Kelompok Pembudidaya Ikan Geger Girang, Dusun Telong Elong, Desa Jerowaru, Kec. Jerowaru, Prov. Nusa Tenggara Barat pada Kamis (9/7/2020).
Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), Gondol Bambang Susanto menyampaikan, percontohan ini merupakan salah satu upaya untuk mengimplementasikan pengelolaan lobster sesuai dengan Permen KP No. 12/PERMEN-KP/2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia.
“Percontohan ini kita awali dengan sosialisasi pada hari ini. Kita akan coba bagaimana meningkatkan pendapatan pelaku utama dan masyarakat,” ucap Bambang.
Baca juga: Pembesaran Benih Lobster Dorong Nilai Tambah Masyarakat Pesisir
Bambang mengatakan, percontohan yang rencananya akan dilaksanakan hingga November 2020 ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi budidaya lobster agar dapat diadopsi oleh masyarakat.
Selain itu, kegiatan juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan teknologi hasil riset di bidang lobster.
“Kami juga mengharapkan percontohan ini dapat memberikan keterampilan bagi pelaku utama sehingga bisa mandiri ke depannya,” imbuhnya.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati memberikan apresiasi tinggi kepada Kepala BBRBLPP Gondol dan seluruh jajarannya. Ia mengatakan bahwa pelatihan terkait pakan pembesaran lobster pasir yang dikerjakan telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Pasalnya, saat ini pertumbuhan lobster pasir cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan lobster mutiara untuk mencapai ukuran yang sama.
“Mudah-mudahan, ini bisa menjadi suatu way out yang bisa membantu masyarakat yang melakukan budidaya lobster. Bersamaan dengan recovery ekonomi yang lebih baik pada waktunya nanti, kita akan bisa menghasilkan lobster pasir yang pertumbuhannya lebih baik, dengan harga yang tentu akan mengikutinya,” tuturnya.
Lilly menjelaskan bahwa, dipilihnya pakan pembesaran lobster pasir menjadi percontohan penyuluhan dikarenakan memenuhi empat kriteria. Pertama, dapat dikuasai secara teknologi. Kedua, menguntungkan secara ekonomi. Ketiga, dapat diterima masyarakat secara sosial. Keempat, ramah lingkungan.
Sementara terkait lokasi percontohan yang terletak di Kab. Lombok Timur, ia menjelaskan bahwa pemilihan dilakukan karena wilayah ini merupakan salah satu sentra lobster di Indonesia.
Baca juga: Begini Aturan Pengelolaan Budidaya Lobster Berkelanjutan
Lilly berharap, kegiatan ini bermanfaat untuk mengoptimalkan industri perikanan budidaya sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Hal ini sejalan dengan mandat Presiden Joko Widodo kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
“Sekecil apa pun kontribusi yang kita berikan, tentunya kalau kita lakukan secara fokus, ini akan menjadi suatu awal yang sangat baik untuk mendukung agar industri perikanan berkembang degan baik,” tuturnya.
Guna menyukeskannya, ia mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk terus bekerjasama mengoptimalkan potensi lobster yang ada di Lombok Timur. Ia pun mengucapkan apresiasi kepada pemda setempat yang telah memberikan dukungan hing saat ini.
“Dukungan dari pemerintah daerah itu menjadi penting karena potensi lobster yang luar biasa di Lombok Timur ini tidak akan berkembang kalau kita tidak berkolaborasi,” ucapnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lombok Timur Haryadi menyambut baik kehadiran percontohan pakan pembesaran lobster pasir di wilayanya. Ia menyampaikan bahwa saat ini wilayahnya masih kekurangan produksi budidaya perikanan laut, baik lobster maupun rumput laut. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan pakan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Menepis Keraguan Budidaya Lobster
“Mudah-mudahan usaha percontohan penyuluhan pakan ini bisa berhasil sehingga produksi budidaya laut kita akan semakin meningkat. Terutama berkaitan dengan produksi lobster,” imbuhnya.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyatakan bahwa pihaknya tengah memetakan 387 kelompok binaan penyuluh di Lombok. Ke depannya, para penyuluh akan terus dibekali dengan berbagai pelatihan mendalam tentang pembesaran lobster agar bisa mendukung masyarakat pelaku usaha ataupun yang tertarik untuk berbudidaya.
“Kita kelompokkan penyuluh mana yang berperan untuk budidaya, pengolahan, penangkapan, dan sebagainya. Mereka akan terus diberikan pelatihan tentang penangkapan benih lobster yang benar, pembesaran, pengemasan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sumber: Trubus News
Tentang Minapoli
Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis perikanan budidaya terintegrasi, sehingga pembudidaya dapat menemukan seluruh kebutuhan budidaya disini. Platform ini hadir untuk berkontribusi dan menjadi salah satu solusi dalam perkembangan industri perikanan budidaya. Bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.