• Home
  • Infomina
  • KKP Apresiasi Pembuatan Pakan Ikan Mandiri Berbahan Baku Maggot

KKP Apresiasi Pembuatan Pakan Ikan Mandiri Berbahan Baku Maggot

| Mon, 30 Dec 2019 - 16:37


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  menggelar dialog dengan Pembudidaya ikan dan Kelompok Pakan Ikan Mandiri se-Garut di Leles Lestari di Desa Leles Kecamatan Leles, Sabtu (28/12/2019).

Dialog Menteri Kelautan dan Perikanan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Garut, Ketua dan wakil DPRD Kabupaten Garut, Dirjen Perikanan Budidaya, Plt Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Garut, Camat Leles dan Kepala Desa Leles.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo dalam kesempatan ini menegaskan bahwa sebagai Menteri dirinya diperintahkan Presiden untuk terus membangun komunikasi kepada pembudidaya dan nelayan dengan baik serta membangun sentra produksi perikanan budidaya dengan optimal, karena di perikanan budidaya akan tercipta lapangan pekerjaan dan devisa untuk negara.

”Potensi perikanan budidaya kita sangat besar, ini dapat dilihat dari potensi perikanan yang ada. Namun demikian, potensi tersebut baru 10 % dimanfaatkan belum optimal dan harus kita tingkatkan. Kelompok Leles Lestari menjadi contoh atau model untuk dikembangkan oleh pembudidaya ikan dan kelompok pakan ikan mandiri lainnya” Jelas Edhy.


Edhy sangat bangga dan memberikan apresiasi kepada Kelompok Leles Lestari yang dapat mengolah sampah organik dari limbah kulit nangka, kulit pisang, dan lain-lain yang dikumpulkan oleh masyarakat sebanyak 7 Ton dapat menghasilkan 3,5 Ton maggot sebagai bahan baku pakan ikan yang proteinnya tinggi.

Menteri Edhy menyampaikan bahwa betapa pentingnya pembuatan pakan secara mandiri oleh para kelompok pembudidaya ikan. Artinya mengurangi ketergantungan dari pakan pabrikan yang harganya semakin hari semakin mahal.


Edhy sangat bangga dan mengapresiasi satu keberhasilan yang luar biasa yang dilakukan oleh kelompok Leles Lestari dalam memproduksi pakan mandiri berkualitas. Terlebih kelompok ini mampu memproduksi maggot atau BSF (Black Soldier Fly) sebagai sumber protein yang baik bagi pertumbuhan ikan. Black Soldier Fly (BSF)/Lalat Tentara Hitam dalam bahasa Indonesia dan Hermetia illucens (latin) merupakan jenis lalat dari sekian banyak jenis lalat yang ternyata memberikan banyak sekali manfaat bagi manusia. Selama hidupnya maggot ini memakan hal-hal yang bersifat organik, dan ini dapat dimanfaatkan untuk menekan limbah organik. Protein serangga ini memiliki kualitas yang tinggi dan menjadi sumber daya makanan ikan. Selain itu sebagai salah satu upaya solusi terhadap pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam untuk menghadirkan manfaat bagi kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitar

“Ini capaian luar biasa yang memegang prinsip zero waste (tanpa limbah) dan ini saya kira wajib menjadi rekomendasi bagi pembudidaya ikan lainnya. Bisa dibayangkan jika semua mampu menghasilkan inovasi serupa, maka bukan hanya nilai ekonomi yang didapatkan, tapi secara langsung kita berperan dalam penyelamatan bumi dari masalah sampah” jelas Menteri Edhy.

Menteri Edhy mengucapkan terima kasih atas segala upaya dan dukungannya terhadap program pakan mandiri yang merupakan program strategis nasional dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan daerah dan nasional. Untuk itu, kelompok pakan ikan mandiri dan pembudidaya ikan siap dibantu terutama peralatan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan produksi pakan dan produksi ikan budidaya dan ini bisa  dijadikan barometer program pakan nasional,” pungkasnya.

“Saya juga sekilas membaca profile kelompok ini yang juga mampu memproduksi varian produk ikan sehat dan higienis hasil budidaya dengan brand "green fish farming". Ini patut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan menembus pasar pasar ritel modern, sehingga nilai tambahnya lebih besar atau jika memungkinkan mampu menembus pasar ekspor. Dengan label "green fish" akan menarik konsumen global yang preferensinya pada produk organik, aman dan ramah lingkungan” ujar Edhy.


Sementara itu Slamet Soebjakto dirjen Perikanan Budidaya KKP menyampaikan bahwa program kerja KKP untuk peningkatan budidaya ikan air tawar terus digenjot, tidak hanya melalui program pakan mandiri, namun juga program budidaya sistem bioflok, minapadi, bantuan bibit dan induk unggul, pembangunan Unit Pembenihan Rakyat, serta kegiatan pendampingan teknologi oleh para penyuluh maupun Unit Pelaksana Teknis DJPB, dalam hal ini UPT yang terdekat Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar di Sukabumi.

“Dukungan yang diberikan saya harap dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna meningkatkan usaha kelompok hingga akhirnya kelompok dapat mencapai kemandirian usaha dan saya mengajak kepada seluruh stakeholders, mari bekerjasama memajukkan perikan budidaya nasional tentu untuk kemaslahatan bangsa ini” jelas Slamet.

Dalam kesempatan yang sama Pimpinan kelompok pakan ikan mandiri,  Yosep Purnama menjelaskan kelompok ini bergerak di bidang pengembang pemberdayaan dan kemandirian masyarakat melalui pelestarian lingkungan hidup serta dapat melakukan BioKonversi limbah organik menjadi sumber daya material industri hulu budidaya perikanan.

"tujuan saya mendirikan kelompok ini yakni untuk mengurangi volume sampah serta membangun pola penanganan sampah yang lebih aman bernilai edukasi dan ekonomi" ujar Yosep.

Selain membuat pakan ikan mandiri kelompok Leles Lestari ini juga memiliki kolam untuk budidaya ikan mas, nila, gurame dan koi, budidaya ayam organik,  budidaya burung berkicau, budidaya tanaman hias, fasilitas mesin dan bank sampah.

Sementara itu Tandi Sutandi, Kelompok Lele Cikadu menjelaskan dengan adanya perhatian dari pemerintah kelompoknya merasa terbantu secara ekonomi untuk mengurangi beban keluarga.

"Alhamdulillah kelompok saya mendapat bantuan dari KKP dan saya berharap kedepannya pemerintah selalu memperhatikan pembudidaya seperti saya ini". ucap Tandi


Sumber : Humas DJPB

Artikel lainnya

Terkini 

A New Means to Measure Broodstock

Minapoli

1895 hari lalu

  • verified icon2698
Terkini 

The Case for Supplementing Salmon Diets with Insect Meal

Minapoli

1730 hari lalu

  • verified icon2913