Kenali Proses Lengkap & Penanganan Molting pada Udang
| Thu, 19 Dec 2024 - 14:08
Molting atau pergantian kulit pada udang merupakan fase hidup alami pada udang vaname, dan dapat terjadi pada saat budidaya udang di tambak. Oleh karena itu, petambak harus memahami fase molting pada udang dan cara menanganinya.
Secara proses, molting pada udang berlangsung dengan pelepasan karapas atau kulit lama dan pembentukan kulit baru. Penggantian kulit ini disebabkan oleh kulit lama yang tidak cukup menampung tubuh udang yang semakin besar.
Fase ini harus ditangani oleh petambak karena udang yang sedang molting berada pada “kondisi kritis”. Tanpa pengelolaan yang baik, udang berpotensi mengalami kematian dan menimbulkan kerugian pada tambak.
Artikel ini akan membahas mengenai tahapan lengkap molting pada udang serta cara penanganan agar molting berlangsung dengan lancar.
Kenapa Petambak harus Mengawal Proses Molting?
Terdapat 4 hal yang membuat udang berpotensi mengancam kelangsungan hidup udang pada saat fase molting.
Berpotensi Kanibal
Aktivitas kanibal cenderung meningkat pada saat udang fase molting. Fenomena ini dipengaruhi oleh zat-zat asam amino dan enzim yang dikeluarkan oleh udang saat proses molting dan menstimulasi nafsu makan udang lainnya.
Membutuhkan Energi Besar
Pada saat molting, udang berada dalam keadaan kritis karena telah mengeluarkan energi yang besar untuk penggantian kulit. Hal ini membuat tubuh udang cenderung menjadi lemah.
Kulit Baru
Selain itu, kondisi kulit udang yang baru tumbuh juga rentan terserang penyakit. Kulit udang sendiri merupakan pertahanan pertama terhadap patogen di tambak.
Resiko Gagal Molting
Udang juga berpotensi mengalami gagal molting ketika asupan mineralnya tidak tercukupi.
Akibat dari keempat faktor tersebut, proses molting pada udang harus dikawal dan diupayakan berlangsung secepat mungkin.
Begini cara mempercepat proses molting
Ciri-Ciri dan Waktu Molting Udang
Hal pertama yang harus diamati oleh petambak adalah waktu udang mengalami molting dari ciri-ciri yang nampak pada tambak.
Molting pada udang dapat terjadi secara bertahap atau massal. Berikut merupakan ciri atau pertanda yang harus diamati untuk mengetahui waktu udang molting.
Cangkang Mengambang di Permukaan
Salah satu indikasi paling umum adalah keberadaan cangkang kosong yang mengapung di permukaan tambak. Cangkang ini merupakan sisa kulit lama yang dilepaskan udang dan menandakan aktivitas molting.
Penurunan Nafsu Makan
Pada saat tahap pre-molt, nafsu makan udang cenderung turun untuk persiapan berlangsungnya proses pergantian kulit. Hal ini dapat terlihat pada saat cek anco.
Akan tetapi, ciri-ciri ini membutuhkan afirmasi untuk memastikan status molting udang karena dapat menjadi bias
Bulan Purnama
Penelitian menunjukkan bahwa bulan purnama memiliki pengaruh pada sekresi ecdysteroid, hormon yang mengatur pelepasan kulit lama, sehingga berpotensi mengalami molting massal.
Sebanyak 80% udang diperkirakan akan melepas kulit lamanya pada malam hari pada saat bulan purnama.
Waktu dan durasi molting dipengaruhi oleh faktor usia, ukuran, dan kondisi lingkungan. Udang vaname, misalnya, biasanya mengalami molting setiap 7-10 hari.
Proses molting sendiri berlangsung singkat, sekitar 6-12 jam. Namun, kondisi cangkang baru membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeras, biasanya hingga 24 jam.
Tahapan Molting Udang
Petambak juga diharapkan dapat memahami proses molting secara biologis. Berikut merupakan tahapan molting pada udang.
Pre-Molt
Pada tahap ini, udang mempersiapkan tubuhnya untuk molting. Kalsium dari cangkang lama diserap kembali dan disimpan untuk membentuk cangkang baru. Udang cenderung mengurangi aktivitas dan nafsu makan selama tahap ini.
Molting
Tahapan Ini adalah momentum udang melepaskan cangkang lamanya. Proses ini membuat udang sangat rentan karena mereka benar-benar tanpa perlindungan.
Post-Molt
Setelah cangkang lama terlepas, cangkang baru mulai terbentuk. Awalnya lunak, cangkang ini membutuhkan waktu untuk mengeras, sehingga udang harus berada di lingkungan yang aman.
Inter-Molt
Tahap ini adalah fase stabil sebelum molting berikutnya, di mana udang fokus pada pertumbuhan dan memperkuat cangkang barunya.
Tahapan dan penjelasan lengkap molting pada udang
Penanganan Molting pada Udang
Dengan mengetahui resiko-resiko tersebut, maka petambak harus memperhatikan beberapa aspek berikut agar proses molting berjalan lancar.
Cek Rutin Permukaan Tambak
Upayakan untuk mengamati adanya cangkang udang pada permukaan tambak ketika sedang anco atau cek kualitas air.
Kurangi Jumlah Pakan
Nafsu makan udang yang menurun dapat menyebabkan overfeeding ketika pemberian pakan tidak disesuaikan. Pakan yang tidak termakan hanya akan menjadi menyumbang kadar amonia pada tambak.
Penambahan Mineral
Komposisi utama karapas atau kulit udang adalah mineral. Untuk mempercepat proses molting dengan lancar, maka kebutuhan mineral udang wajib dipenuhi.
Jenis mineral yang diperlukan untuk membentuk kulit udang adalah kalsium, fosfor, dan magnesium. Beberapa kebutuhan mikro mineral lain juga perlu dipenuhi untuk menjaga keseimbangan osmoregulasi dan elektrolit tubuh udang selama fase molting.
Untuk memenuhi asupan mineral, petambak dapat memberikan produk mineral komersil dengan dosis tertentu.
Udang sendiri dapat menyerap mineral melalui pakan atau langsung dari air tambak. Pemberian produk mineral juga dapat diberikan dengan kedua metode tersebut.
Rekomendasi mineral untuk udang molting
Penyebab Gagal Molting
Gagal molting merupakan istilah untuk keadaan udang yang tidak berhasil melewati masa molting dan menyebabkan masalah kesehatan atau bahkan kematian.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab udang gagal molting.
Kebutuhan mineral udang tidak terpenuhi
- Salinitas tambak terlalu tinggi
- Kualitas air kurang baik
- Pemberian pakan kurang
- Infeksi penyakit
Jika diamati, faktor mayoritas yang membuat udang gagal molting adalah lingkungan tambak yang kurang sesuai.
Kurangnya pemberian asupan mineral tentu secara langsung membatasi udang dalam membentuk kulit baru dan membuat kondisi udang semakin rentan.
Salinitas tambak yang terlalu tinggi (>40 ppt) dapat membuat kulit udang lama menjadi terlalu keras dan susah untuk dilepaskan. Hal ini membuat udang gagal molting pada saat pelepasan cangkang.
Kualitas air, seperti pH dan DO, juga harus disesuaikan agar laju metabolisme udang tetap prima selama fase molting.
Pemberian pakan yang kurang akan menyebabkan pemulihan energi udang yang lambat dan cenderung membuat tingkat kanibalisme meningkat. Udang yang kanibal dapat mengurangi populasi secara signifikan.
Ciri-ciri Udang Gagal Molting
Kondisi udang yang gagal molting ditandai dengan munculnya bangkai udang di permukaan tambak dengan kondisi cangkang yang masih pucat atau masih lunak.
Hal ini juga bisa diamati pada saat cek anco dan sampling kondisi udang secara langsung.
Parameter ini penting untuk terus dipantau setelah adanya indikasi permulaan fase molting udang karena dapat menjadi acuan untuk melakukan tindakan penanganan selanjutnya.
Penanganan Udang Gagal Molting
Setelah indikasi udang gagal molting muncul, langkah penanganannya adalah berfokus pada kualitas air dan imunitas udang.
Berikut merupakan langkah penanganan udang yang terindikasi gagal molting:
- Berikan mineral pada pakan & air sesuai dosis
- Sipon air untuk membuang lumpur dasar
- Berikan probiotik pada air
- Berikan feed additive & vitamin pada pakan
- Sampling penyakit udang
Kesimpulan
Molting adalah proses alami pada hidup udang, tetapi juga menjadi titik kritis yang memerlukan perhatian ekstra. Pemahaman terhadap tahapan molting, mulai dari pre-molt hingga inter-molt, membantu petambak mengantisipasi berbagai resiko yang mengintai udang.
Oleh karena itu, petambak diharapkan dapat memberikan perlakuan tertentu untuk mempercepat proses molting udang, terutama pemberian mineral serta kontrol kualitas air.
Dengan langkah-langkah ini, petambak dapat menjaga produktivitas tambak dengan mengurangi potensi kerugian akibat kematian massal selama fase molting.