JALA Mendapatkan Pendanaan Baru Hingga 6 Juta US Dollar dari Mirova, Meloy Fund, dan Real Tech Fund
| Wed, 24 Nov 2021 - 16:04
JALA Tech PTE (JALA), start-up yang berbasis di Indonesia memanfaatkan perangkat keras dan platform data yang mengubah binsis budidaya udang menjadi industri yang lebih berkelanjutan hari ini mengumumkan telah mengumpulkan investasi baru sebanyak 6 juta US dollar dari Mirova, afiliasi Manajer Investasi Natixis yang didedikasikan untuk investasi berkelanjutan; Meloy Fund, perusahaan pendanaan yang berbasis di Amerika Serikat berfokus pada pemanfaatan ekosistem pesisir dan dikelola oleh Deliberate Capital; dan Real Tech Fund, pendana modal ventura terkemuka di Jepang yang berfokus pada teknologi.
Investor perusahaan saat ini juga termasuk HATCH, yang berbasis di Norwegia, Singapura dan Hawaii dan 500 Global yang beroperasi di AS dan Asia.
JALA mengembangkan dan menghasilkan perangkat keras dan lunak yang mengukur dengan akurat kualitas air tambak udang. Melalui platform perangkat lunaknya, data divisualisasi dan dikelola dengan didukung data teknis budidaya dan finansial sehingga memungkinkan pelaku budidaya melakukan monitoring kondisi kolamnya dan melakukan manajemen budidaya dengan pengambilan keputusan yang optimal. Platform milik JALA dilengkapi dengan berbagai fungsi monitoring seperti pertumbuhan udang, prediksi panen, manajemen finansial, dan peringatan penyakit. Disediakan juga rekomendasi yang dihasilkan melalui model kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan sendiri oleh JALA.
JALA juga mengoperasikan perdagangan udang yang menghubungkan langsung antara petambak udang dengan perusahaan processing sehingga memungkinkan petambak menjangkau rantai pasok yang lebih kompetitif. Keuntungan lainnya, udang yang diperdagangkan melalui JALA memiliki nilai ketertelusuran (traceability), sebuah nilai yang semakin diperlukan konsumen udang saat ini dari level individu hingga ritel besar.
JALA mendukung optimasi pengoperasian tambak udang di Asia Tenggara. Pada 2021, platform JALA telah digunakan lebih dari 6.700 tambak udang dengan pencapaian naiknya produktivitas dan rasio konversi pakan, serta telah memfasilitasi jual beli udang hingga 200 ton udang per harinya.
Indonesia berpredikat sebagai negara 5 teratas produsen udang di dunia bersama dengan China, Ekuador, India, dan Vietnam. Kini menghadapi berbagai isu budidaya udang yang belum terselesaikan seperti pencemaran akibat limbah budidaya yang dibuang langsung ke sungai dan laut, penyebaran penyakit, kematian, rantai nilai yang tidak efisien, rendahnya nilai tambah yang dirasakan petambak, minimnya ketertelusuran produk, dan transparansi bisnis. JALA memiliki tujuan untuk berkontribusi menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut agar industri udang yang berkelanjutan, transparan, efisien, dan berkeadilan.
Di masa yang akan datang, JALA membuka peluang untuk mengembangkan atau berkolaborasi pada auto-feeder, oksigenator, dan sistem resirkulasi akuakultur yang ramah lingkungan. JALA juga akan mengeksplorasi ekosistem akuakultur agar dapat berkontribusi dalam diseminasi standar sertifikasi budidaya udang yang berkelanjutan.
Liris Maduningtyas, Co-founder dan CEO JALA mengatakan: “Kami senang menerima pendanaan baru ini yang akan berperan penting dalam membantu kami mencapai tujuan dalam mengembangkan cara baru meningkatkan industri dan berdampak pada masyarakat.”
Lisa Hubert, Manajer Investasi Althelia Sustainable Ocean Fund mengomentasi investasi baru JALA: “Kami dengan senang hati mengumumkan investasi penting ini untuk berkontribusi membuat industri yang lebih berkelanjutan yang memainkan peran penting di Asia Tenggara. Praktik buruk telah umum terjadi di area ini dan dengan investasi di JALA ini, kami mendukung bisnis yang dapat membuat perbedaan terukur bagi petambak, pemain rantai nilai, dan konsumen akhir.”
Sumber: JALA