Intip Tantangan Budidaya Perikanan Laut di Keramba Jaring Apung Pesawaran, Lampung
| Mon, 15 Nov 2021 - 09:17
Hallo sobat Akuakultur! Usaha Mikro Kecil (UMK) Yohanes Suwaji yang beralamat di Dusun Warna Sari Desa Durian, Kec. Padang Cermin, Kab. Pesawaran, Lampung. Dimana untuk menempuh lokasi ini membutuhkan waktu kurang lebih selama 2 jam dari Bandar Lampung dengan menggunakan kendaraan roda 4. UMK ini memiliki kegiatan usaha berupa pembesaran ikan payau dan laut. Dan UMK ini berdiri sejak tahun 2000 yang dilatar belakangi oleh pendiri usaha yang termotivasi oleh seorang nelayan sebagai tulang punggung keluarga yang dapat menghidupi keluarganya dari ikan hasil tangkapannya.
Jumlah KJA yang dimiliki oleh Bpk. Yohanes ini kurang lebih terdapat 40 kotak, dan untuk kerapu macan dalam 1 kotak nya berisi 300 ekor ikan yang dapat dipanen setelah 10 bulan pemeliharaan.
Komoditas yang dibudidayakan di keramba jaring apung ini yaitu ikan kerapu macan, tikus, bebek, kertang dan ikan simba. Dimana ikan yang paling banyak dibudidayakan di keramba ini yaitu ikan kerapu bebek dan kerapu macan yang dalam 1 harinya diberi pakan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore hari, serta diselingi dengan pemberian pakan berupa ikan rucah. Pendiri UMK ini mengaku bahwa setelah keberhasilannya dalam berbudidaya di keramba jaring apung ini, terdapat beberapa orang yang mengikuti jejaknya. Sehingga sampai saat ini terdapat 5 kelompok budidaya KJA dimana di setiap kelompoknya terdapat 10 orang yang menjalankannya. Dan jika di total, maka terdapat 50 orang yang menjalankan UMK ini.
Adapun tantangan budidaya yang sering dihadapi yaitu ikan yang dibudidayakan belum tentu habis terjual, padahal sudah memasuki masa pemanenan. Kemudian terdapat hama yang dapat mengganggu yaitu burung dan kepiting. Selain itu juga terdapat beberapa penyakit yang menyerang baik virus (VPN dan WSSV) yang banyak menyerang ikan kerapu, jamur maupun plankton ganas berwarna merah atau yang sering disebut dengan Redtail.
Penyakit redtail ini merupakan jenis penyakit yang paling sering menyerang ikan yang dibudidayakan di KJA Padang Cermin, dan umumnya plankton ganas ini datang hanya disiang hari. Dimana jika retait ini masuk ke insang yang menyebabkan ikan tidak bisa bernapas, maka ikan budidaya tidak bisa dikarantina, melainkan dapat langsung diobati
Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia
Pencegahan Penyakit Ikan yang dilakukan dalam kegiatan budidaya KJA ini yaitu pertama pengecekan bibit ikan sebelum dibudidayakan apakah bebas virus atau tidak. Selanjutnya yaitu pengecekan kualitas air, dimana pada UMK ini bekerja sama dengan BBPBL, sehingga setiap 1 tahun sekali pihak BBPBL akan berkunjung ke lokasi untuk melakukan tes kualitas air. dan yang terakhir yaitu dilakukannya penggantian jarring seminggu sekali.
Sedangkan untuk penanggulangan penyakit ikan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan air tawar ataupun dapat langsung direndam pada air yang telah ditambahkan obat. Dan obat yang selalu digunakan yaitu obat Destan Aquatic (Sanbe) dengan takaran setengah tutup botol untuk satu setengah drum air.
Metode pengobatan ikan yaitu pertama jaring KJA di setiap sisinya di tarik ke atas sampai ikan dapat dijangkau yang kemudian ikan dapat diambil dan dipindahkan ke bak karantina. Selanjutnya bak karantina ikan dapat diisi dengan air tawar dan ditambahkan obat Destan Aquatic, kemudian ikan dapat dimasukkan ke dalam bak dan direndam lebih kurang selama 2 menit.
Tahap terakhir ikan yang telah direndam dapat langsung dipindahkan ke kotak KJA yang lain. Pak yohanes berkata : Usaha Budidaya Perikanan memang memiliki berbagai tantangan, namun apabila dilakukan dengan tekun dan baik maka hasilnya pun dapat sangat menguntungkan, dan apabila kita ingin sukses dibidang budidaya perikanan ini, hendaknya memiliki pemikiran yang optimis agar usaha yang kita jalankan dapat berkembang dengan baik.
Salam Akuakultur!
---
Penulis: Reynaldo
Profesi: Mahasiswa
Instansi: Universitas Lampung