• Home
  • Infomina
  • Imbangi Penangkapan, KKP Dorong Budidaya Ikan Gabus

Imbangi Penangkapan, KKP Dorong Budidaya Ikan Gabus

| Wed, 07 Oct 2020 - 16:28

Sejumlah program dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP untuk mendorong budidaya ikan gabus. Langkah ini sebagai upaya mengimbangi penangkapan komoditas tersebut di alam. Manfaat ikan gabus untuk kesehatan membuat penangkapan terus meningkat hingga kelestariannya terancam.


“Penangkapan ikan gabus di alam secara terus menerus berakibat pada penurunan populasinya di alam. Selain itu, ikan gabus akan menjadi langka karena stoknya berkurang,” sebut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (24/9).


Slamet menyebutkan, produksi ikan gabus terus meningkat. Dari 6.490 ton pada 2015, meningkat menjadi 21.987 ton pada 2019.


Baca juga: Ikan Gabus Mengandung Albumin, Ini Manfaatnya untuk Ibu Hamil


Penangkapan ikan gabus tak hanya untuk keperluan pangan. Namun, ikan diekstrak untuk diambil albuminnya, yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh.


Upaya budidaya, lanjut Slamet, juga mendatangkan nilai ekonomi. Harga ikan yang memiliki nama latin Channa striata ini berkisar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per kg.


Untuk meningkatkan budidaya ikan gabus, beberapa program akan dikembangkan. Pertama, adalah meningkatkan pembenihan ikan gabus pada usaha skala rakyat.


“Karena benih merupakan salah satu yang utama dalam kegiatan perikanan budidaya sehingga kalau kita ingin mengembangkan budidaya ikan gabus ini maka produksi benih gabus juga harus ditingkatkan,” ujar Slamet.


Menurutnya, teknologi pembenihan ikan gabus ini telah dikuasai dengan baik sehingga masyarakat dapat mengembangkannya sebagai komoditas budidaya ekonomis. “Tidak diragukan lagi bahwa keperluan ikan gabus ini sangat luar biasa besar, bukan saja untuk dikonsumsi tapi juga untuk obat-obatan khususnya industri farmasi,” tambahnya.


Baca juga: Budidaya Ikan Gabus Tetap Menguntungkan


Kedua, Slamet menjelaskan bahwa KKP tengah membuat kawasan-kawasan pembudidayaan ikan gabus yang berkelanjutan.


Pengembangan kawasan ini akan bekerja sama dengan asosiasi pelaku usaha ikan gabus guna memastikan hasil-hasil produksi dapat terserap.


Langkah berikutnya adalah menyosialisasikan teknologi budidaya ikan gabus di masyarakat secara luas. “Kita tingkatkan pembelajaran melalui pelatihan-pelatihan. Peningkatan pengetahuan bagi tenaga penyuluh juga perlu kita tingkatkan karena budidaya ikan gabus ini gampang-gampang susah,” terang Slamet.


Slamet mengharapkan dengan webinar dapat menambah wawasan serta perluasan pengetahuan tentang teknologi-teknologi budidaya yang sedang berkembang. Jadi masyarakat dapat mencontoh bisa melakukan produksi budidaya secara mandiri.


Pada kesempatan yang sama, Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Octopura mengatakan pengembangan teknologi budidaya ikan gabus merupakan kata kunci kelestarian sehingga pasokan tetap terjaga di masa depan.


Baca juga: Teknik Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung BPBL Batam


“Saat ini terjadi penurunan daya dukung perairan dan proses penangkapan ikan gabus yang tidak ramah lingkungan, sehingga mempengaruhi stok ikan gabus di perairan umum di Indonesia, di mana terjadi penurunan yang cukup drastis,” kata Andy.


Ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena mempunyai kandungan albumin. Juga menjadi salah satu favorit untuk dikonsumsi di pasar domestik, khususnya di Kalimantan.


BPBAT Mandiangin sendiri telah mampu mengembangkan teknologi budidaya ikan gabus mulai dari proses pembenihan, pembesaran, hingga diseminasi sert implementasi teknologi di masyarakat sejak 2011.


“Sehingga ini kesempatan untuk menjadikan ikan gabus sebagai komoditas unggulan lokal”, sebut Andy.


BPBAT Mandiangan berencana adanya percontohan pengembangan budidaya ikan gabus berbasis klaster kawasan di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dalam rangka mempercepat diseminasi teknologi budidaya ikan gabus di masyarakat. Saat ini sedang dijajaki kerja sama antara BPBAT Mandiangin dengan pemerintah daerah, BUMN, pembudidaya ikan dan sektor swasta.


Baca juga: Microbubble Generator, Solusi Masalah Perikanan Budidaya


Pengembangan teknologi budidaya ikan gabus kini sudah mengarah pada pemanfaatan teknologi bioinformatika. Ketua Masyarakat Ikan Gabus Indonesia, Yunan Rhedian menyebutkan asosiasinya tengah mengembangkan budidaya gabus dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence berbasis IoT atau Internet of Things.


“Kita gunakan IoT khususnya untuk merekayasa sistem budidaya gabus dengan teknologi bioflok terutama dalam hal manajemen air yang terintegrasi dengan aplikasi,” kata Yunan.


Yunan mengatakan Masyarakat Ikan Gabus Indonesia (MIGI) adalah asosiasi yang fokus dalam pengembangan budidaya ikan gabus dari hulu sampai hilir. Pada hilir, produk ikan gabus mampu diserap secara terukur dan mempunyai nilai ekonomis serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.


Sumber: Valid News

Tentang Minapoli

Minapoli merupakan marketplace++ akuakultur no. 1 di Indonesia dan juga sebagai platform jaringan informasi dan bisnis akuakultur terintegrasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pembudidaya dapat menemukan produk akuakultur dengan mudah dan menghemat waktu di Minapoli. Platform ini menyediakan produk-produk akuakultur dengan penawaran harga terbaik dari supplier yang terpercaya. Selain itu, bentuk dukungan Minapoli untuk industri akuakultur adalah dengan menghadirkan tiga fitur utama yang dapat digunakan oleh seluruh pembudidaya yaitu Pasarmina, Infomina, dan Eventmina.

Artikel lainnya