• Home
  • Infomina
  • Dedak dan Tepung Kanji sebagai Bahan Menumbuhkan Plankton di Tambak

Dedak dan Tepung Kanji sebagai Bahan Menumbuhkan Plankton di Tambak

| Wed, 03 Nov 2021 - 15:47

Budidaya udang vaname cukup berkembang pesat dewasa ini. Hampir sebagian besar  wilayah indonesia yang memiliki perairan payau hingga laut membudidayakan komoditas udang vaname secara ekstensif hingga super intensif. Pemilihan udang vaname sebagai salah satu komoditas unggulan didasarkan pada waktu panen yang singkat yakni 2-3 bulan atau tergantung kondisi. 


Meskipun demikian, pembudidaya seringkali dihadapkan pada suatu masalah dalam teknis kegiatan budidaya. Selain serangan penyakit dan virus, ketersediaan plankton yang merupakan pakan alami bagi udang vaname juga sering menjadi kendala utama. Untuk itu, perlu upaya dalam menanggulanginya. 


Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa air tambak yang jernih/transparan dapat menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan udang vaname. Salah satu dampaknya adalah kematian dini dan beberapa kegagalan lainnya. Diduga, air tambak yang transparan dapat membuat suhu air lebih tinggi karena jika dimusim kemarau cahaya matahari akan lebih leluasa menembus hingga dasar perairan. Hal ini akan berdampak pada survival udang. Suhu yang tinggi akan berdampak pada penurunan pH air dan ini tentu sangat berpengaruh.




Tindakan yang dilakukan dalam menghadapi masalah tersebut adalah dengan menumbuhkan plankton di tambak melalui fermentasi, beberapa langkah dalam pembuatannya sebagai berikut:


A. Alat dan Bahan




Yuk, ikuti juga: Kompetisi LensaMina, Membuka Cakrawala Akuakultur Indonesia


B. Cara Membuat

Dalam pembuatan fermentasi dedak atau tepung kanji dapat dilakukan dengan 2 pilihan sebagai berikut:


1. Fermentasi Dedak

Sediakan styrofoam dengan kapasitas lebih besar dari 25 liter

Masukkan air tambak/tawar ke dalam styrofoam sebanyak 25 liter

Masukkan Dedak halus sebanyak 5 kg (diaduk hingga merata)

Masukkan gula merah/molases sebanyak 1,5 liter ke dalam wadah (diaduk hingga merata). Gula merah yang dimasukkan merupakan hasil pengenceran (dimasak) dari 1 kg gula merah

Masukkan EM4 sebanyak 0,5 – 1 Liter (diaduk merata)

Masukkan Ragi Tape yang telah dihaluskan/ditumbuk sebanyak 25 – 50 gr (diaduk merata)

Jika semua bahan sudah tercampur secara merata, maka styrofoam ditutup secara rapat. Untuk menghindari masuknya udara, maka antara badan styrofoam dan tutupnya direkatkan dengan lakban secara keliling.

Simpan ditempat yang bernaung atau terhindar dari cahaya matahari selama 2-3 hari (48 – 72 jam).


2. Fermentasi Tepung Kanji/Tapioka

Sediakan styrofoam dengan kapasitas lebih besar dari 25 liter

Masukkan air tambak/tawar ke dalam styrofoam sebanyak 25 liter

Masukkan Tepung Kanji/Tapioka sebanyak 0,5 – 1 kg (diaduk hingga merata)

Masukkan gula merah/molases sebanyak 1,5 liter ke dalam wadah (diaduk hingga merata). Gula merah yang dimasukkan merupakan hasil pengenceran (dimasak) dari 1 kg gula merah

Masukkan EM4 sebanyak 0,5 – 1 Liter (diaduk merata)

Masukkan Ragi Tape yang telah dihaluskan/ditumbuk sebanyak 25 – 50 gr (diaduk merata)

Jika semua bahan sudah tercampur secara merata, maka styrofoam ditutup secara rapat. Untuk menghindari masuknya udara, maka antara badan styrofoam dan tutupnya direkatkan dengan lakban secara keliling.

Simpan ditempat yang bernaung atau terhindar dari cahaya matahari selama 2-3 hari (48 – 72 jam)


3. Pengaplikasian di Tambak

Setelah 2 – 3 hari, fermentasi dedak atau tepung kanji/tapioka sudah bisa diaplikasikan. Ciri-ciri hasil fermentasi yang berhasil adalah tidak berbau busuk, aroma seperti bau tape. Fermentasi ini diaplikasikan di tambak yang memiliki ke dalaman 0,5 – 1 meter dengan waktu pemberian pada pukul 09.00 – 11.00 siang (terik matahari baik). 


Baik fermentasi dedak atau tepung tapioka bisa diaplikasikan secara bersamaan di tambak. Artinya 1 resep fermentasi dedak dan 1 resep fermentasi tepung kanji/tapioka dapat ditebar secara bersamaan dalam tambak.


Hasil pengaplikasian di tambak dapat terlihat setelah 5 – 7 hari. Fermentasi ini akan memberi warna pada air karena adanya plankton yang tumbuh.

---


Penuus: Ashar Junianto

Profesi: Penyuluh Perikanan

Instansi: BRPBAP3 Maros

Artikel lainnya

LensaMina 

Sektor Akuakultur untuk Anak Muda Indonesia

Minapoli

1093 hari lalu

  • verified icon1840
LensaMina 

Pakan Akuakultur Dengan Campuran Enzim Papain

Minapoli

1118 hari lalu

  • verified icon2153
LensaMina 

Tips Singkat Budidaya Vannamei

Minapoli

1090 hari lalu

  • verified icon1755
LensaMina 

Lobster untuk NTB

Minapoli

1111 hari lalu

  • verified icon2170