• Home
  • Infomina
  • Bertemu Dubes Selandia Baru, Menteri Edhy Ajak Investasi Sistem Rantai Dingin Perikanan

Bertemu Dubes Selandia Baru, Menteri Edhy Ajak Investasi Sistem Rantai Dingin Perikanan

| Tue, 19 Nov 2019 - 14:24


Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pembangunan industri kelautan dan perikanan Indonesia. Pada Kamis (14/11), Menteri Edhy menerima kunjungan dari Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia H.E. Jonathan Austin di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta.

Dalam kesempatan ini, Menteri Edhy menyampaikan, Indonesia dan Selandia Baru  bukan hanya sahabat namun juga negara bertetangga yang memiliki ikatan yang sangat kuat. “Kita ini bukan hanya sahabat, tapi tetangga. Anda bisa cari sahabat di mana saja, tapi tidak dengan tetangga. Jadi, kita ini ada karena sudah diatur Tuhan. Pilihannya tinggal kita mau melakukan hal yang baik atau yang buruk. Saya akan memilih hal yang baik,” tuturnya.

Untuk itu, Menteri Edhy menyatakan bahwa Indonesia akan terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan Selandia Baru di sektor kelautan dan perikanan. “Apa pun yang bisa kami tingkatkan, akan kami lakukan,” ucapnya.

Menteri Edhy mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia tengah fokus membangun sektor akuakultur dan industri pengolahan ikan. Sejalan dengan itu, ia mengharapkan dukungan Selandia Baru untuk berinvestasi membangun sistem rantai dingin (cold chain system) perikanan di Indonesia.

Selain itu, Selandia Baru diharapkan dapat membantu Indonesia dalam upaya diplomasi global terhadap kerang hijau Indonesia yang saat ini masih dihadapi dengan embargo dari pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa. Tentunya, hal ini akan disertai dengan perbaikan terhadap pencemaran merkuri pada kerang hijau Indonesia, sebagaimana telah dilakukan oleh negara-negara Asia lainnya.

Selanjutnya, Menteri Edhy menyampaikan terima kasih atas dukungan Selandia Baru terhadap subsidi bagi nelayan perikanan skala kecil (small-scale fishing) yang dilakukan oleh Indonesia. “Atas dukungan Anda, Indonesia akhirnya diberikan pengecualian khusus untuk melakukan subsidi bagi nelayan perikanan skala kecil,” tuturnya.

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia H.E. Jonathan Austin menyampaikan bahwa ia mendukung Indonesia yang berupaya membantu nelayan perikanan skala kecil dengan subsidi. Meskipun begitu, ia menyatakan kekhawatirannya terhadap subsidi yang kerap diberikan oleh sejumlah negara untuk kapal-kapal perikanan besar di laut lepas. Ia menilai, hal ini menciptakan persaingan yang tidak sehat dan merugikan bagi negara lainnya. Untuk itu, ia mengajak Indonesia bekerja sama mengampanyekan pengurangan subsidi terhadap kapal-kapal besar di laut lepas.

“Kami tahu bahwa penting bagi Indonesia untuk memberikan subsidi kepada nelayan perikanan skala kecil (small scale fishing). Kami tidak mengkhawatirkan hal ini. Namun, kami berharap Indonesia dapat bergabung dengan kami dan negara-negara lainnya untuk mengkampanyekan pengurangan subsidi bagi kapal-kapal besar di laut lepas,” terangnya.

Menteri Edhy menegaskan bahwa Indonesia tidak melakukan subsidi yang mengarah pada persaingan yang tak sehat. Ia pun menyatakan akan bersama-sama melawan hal tersebut.

Selanjutnya, Jonathan menyampaikan bahwa Selandia Baru menerima banyak Awak Buah Kapal (ABK) dari Indonesia untuk mengoperasikan kapal-kapal perikanan. Ia memastikan, seluruh ABK Indonesia terjamin keselamatan dan kesejahteraannya. Jonathan menyebut, seluruh kapal yang berlayar di perairan Selandia Baru saat ini harus berbendera Selandia Baru. Hal ini membuat seluruh kapal perikanan harus tunduk pada hukum ketenagakerjaan Selandia Baru dan memenuhi standar upah yang sesuai.

“Upah minimumnya sekitar NZ$14/jam. Kami juga punya inspektur perikanan di atas kapal. Jadi, dapat saya pastikan bahwa ABK Indonesia diperlakukan dengan baik,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Jonathan menawarkan kolaborasi dalam pelatihan di bidang perikanan melalui beberapa beasiswa yang tersedia untuk Indonesia.

Menteri Edhy menyampaikan, sumber daya manusia memang menjadi fokus Presiden Joko Widodo pada periode pemerintahan 2019-2024. Ia pun menyampaikan apresiasinya kepada Selandia Baru yang telah menerima tenaga kerja dari Indonesia dan berharap untuk terus meningkatkannya ke depan.

“Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik, kami juga bisa melatih tenaga kerja kami. Tidak hanya bekerja di sana tapi mendapat nilai tambah dengan pengetahuan-pengetahuan yang lebih dibandingkan sebelumnya,” pungkasnya. 

 

Sumber : KKP News

Artikel lainnya