• Home
  • Infomina
  • Saatnya Petambak Udang Vaname Tahu Kharakteristik Benur dari Hatchery

Saatnya Petambak Udang Vaname Tahu Kharakteristik Benur dari Hatchery

| Wed, 07 Dec 2022 - 09:45

Udang vaname merupakan udang unggulan yang dewasa ini sangat menjadi andalan eksport Indonesia.  Saat ini Indonesia berusaha meningkatkan produksi ,  baik tambak sederhana, semi intensif dan intensif.  Benur berkualitas diharapkan   melayani produksi  udang yang tinggi hingga 2 juta ton pertahun di tahun 2024 memerlukan jumlah benur yang banyak dan bekualitas baik. 


Saat ini petambak sudah banyak yang mengetahui benur yang berkualitas ditunjukkan dengan banyaknya petambak yang telah menggunakan  benur SPF dan F1.  Namun demikian  banyak juga petambak yang tidak mengetahui kharakter genetik benur yang ditebar sehingga mereka beli benur di hachery begitu saja dan langsung ditebar ke tambaknya. 


Karena pemeliharaan benur di tambak tanpa SOP yang jelas (SOP tidak disesuaikan karakter genetik benur) maka sering juga mengalami kegagalan,  udang tidak tumbuh baik dan tidak tahan terhadap goncangan lingkungan dan tidak tahan perhadap serangan penyakit tertentu.  Akibat dari hal tersebut akan mengganggu pencapaian target Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencapai produksi  2 juta ton ditahun 2024.


Baca juga: Langkah Penebaran Benur Udang yang Baik dan Benar


Perlunya mengetahui karakter genetik benur udang vaname

Karakter genetik bukan satu-satunya jalan untuk suksesnya dalam pembesaran udang vaname, faktor genetik dimaksud hanya 50 % kontribusinya  terhadap keberhasilan petambak.  Ada faktor lain sebenarnya yang ikut mensuksekan diantaranya, Biosekuriti tambak,  Air tambak baik jumlah maupun kualitasnya, Sterilisasi air baku, teknik  pembesarannya, termasuk  pakan dan penggunaan obat-obatan serta  probiotiknya. 


Kontribusi sebesar 50 % adalah dari karakter genetik udang adalah cukup besar terhadap pembesaran udang  vaname , oleh karena itu pemilhan benur yang baik merupakan faktor penentu kesuksesan pembesaran vaname.  Jika peluang keberhasilan 50 persen hilang karena petambak mengabaikan faktor pemilihan benur yang  berkualitas baik karakter genetiknya maka petambak sejak tebar benur sudah banyak masalahnya karena tidak menebar benur unggul sesuai harapan.


Saat ini petambak masih gambling dalam menebar benur untuk budidaya udang vaname, membeli benur di hatchery hanya tahu bahwa benurnya SPF (Spesific Patogen Free) , tanpa mengetahui spesifik genetiknya fast growth atau  High survival.  Petambak menebar benurnya tanpa melakukan screening test baik ketahanan menyesuaikan dengan air tawar maupun formalin test bahkan untuk pengujian  terhadap salinitas tambaknya biasanya tidak dilakukan,  sehingga petambak sebagaian besar tidak bisa mendapatkan kualitas  benur yang diingikan (seperti membeli kucing dalam karung) yaitu unggul terhadap pengaruh lingkungan yang baik maupun ketahanan terhadap pathogen. 


Karakter genetic tersebut harusnya diketahui petambak misalnya induknya termasuk brand mana, apa Kona Bay, Brenchmark genetic, atau dari API ( American Penaeid Ink).  Padahal hal tersebut sangatlah penting untuk menyesuaikan sarana prasarana, pakan dan obat yang harus digunakan. Penebaran benur unggul dapat menunjang keberhasilan budidaya.


Apabila karateristik genetik fast growth atau pertumbuhannya cepat harus didukung dengan pakan yang baik dan lingkungan yang super baik agar dalam budidaya tidak terhambat lingkungan yang kurang baik untuk mencapai pertumbuhan yang cepat. Petambak saat ini menebar benur tidak mengetahui atau memastikan benur yang ditebar memiliki ketahanan terhadap lingkungan atau ekosistem yang berubah. Petambak  juga  tidak tahu  keunggulan benur tahan  terhadap penyakit atau tidak tahan penyakit sehingga tidak dapat merancang budidaya agar mendapatkan lingkungan media yang optimal bagi kesehatannya.


Artikel terkait: Hasanuddin Atjo Jelaskan Pentingnya Nursery Udang



Jika  petambak tahu brand benurnya, SOP pembesarannya disesuaikan

Petambak atau pembudidaya  pengguna benur fast growth perlu menyesuaikan SOP budidaya agar sifat kanibalisme tersebut bisa ditekan. Salah satunya dengan cara pengurangan padat tebar. Sementara pada udang high survival, genetiknya tidak dirancang untuk makan terus menerus sehingga kecenderungan kanibalismenya lebih rendah.  Perbedaan karakter lainnya antara udang fast growth dan high survival terletak pada kebiasaan makannya.


Kebiasaan makan ini, pertama dipengaruhi oleh genetiknya itu sendiri. Jika udang fast growth dirancang untuk makan secara terus menerus,  Udang yang memiliki karakter high survival justru memiliki kecepatan makan yang lambat.  kecepatan pertumbuhan yang rata-rata pada udang high survival dipengaruhi oleh karakter tersebut.  Jadi petambak (pengguna high survival) harus pakai pakan yang water stability panjang. Kalau tidak, pakan masuk kedalam air ikut larut kedalam air  ,malah dapat merusak lingkungan sehingga udang tidak sehat,  udang tidak bisa besar (kuntet) dan  FCR (feed conversion ratio) nya tinggi. 


Pada pemberian pakan pada udang fast growth sangat optimal dilakukan pada siang hari. Sedangkan udang high survival optimal diberikan pada malam hari. Atau bisa juga pemberian pakan dilakukan siang hari selama kecerahan kolamnya sekitar 35 – 40 cm.  Perbedaan lain dalam manajemen pakan adalah penggunaan anco. Pada udang fast growth yang selama ini umum dipakai petambak, penghitungan jumlah pemberian pakan dilakukan berdasarkan evaluasi pakan dalam anco.


Tetapi untuk udang high survival, udang cenderung tidak mau masuk ke anco. Sehingga penggunaan anco tidak terlalu diharuskan ketika membesarkan udang high survival. Namun demikian, petambak perlu mencari tahu metode efektif lain yang bisa digunakan untuk mengevaluasi jumlah pemberian pakan pada udang high survival.


Petambak atau pembudidaya  pengguna benur fast growth perlu menyesuaikan SOP budidaya agar sifat kanibalisme tersebut bisa ditekan. Salah satunya dengan cara pengurangan padat tebar. Sementara pada udang high survival, genetiknya tidak dirancang untuk makan terus menerus sehingga kecenderungan kanibalismenya lebih rendah.  Perbedaan karakter lainnya antara udang fast growth dan high survival terletak pada kebiasaan makannya.


Kebiasaan makan ini, pertama dipengaruhi oleh genetiknya itu sendiri. Jika udang fast growth dirancang untuk makan secara terus menerus,  Udang yang memiliki karakter high survival justru memiliki kecepatan makan yang lambat.  kecepatan pertumbuhan yang rata-rata pada udang high survival dipengaruhi oleh karakter tersebut.  Petambak (pengguna high survival) harus pakai pakan yang water stability panjang. Kalau tidak, pakan masuk kedalam air ikut larut kedalam air  ,malah dapat merusak lingkungan sehingga udang tidak sehat,  udang tidak bisa besar (kuntet) dan  FCR (feed conversion ratio) nya tinggi. 


Pada pemberian pakan pada udang fast growth sangat optimal dilakukan pada siang hari. Sedangkan udang high survival optimal diberikan pada malam hari. Atau bisa juga pemberian pakan dilakukan siang hari selama kecerahan kolamnya sekitar 35 – 40 cm.  Perbedaan lain dalam manajemen pakan adalah penggunaan anco. Pada udang fast growth yang selama ini umum dipakai petambak, penghitungan jumlah pemberian pakan dilakukan berdasarkan evaluasi pakan dalam anco.


Tetapi untuk udang high survival, udang cenderung tidak mau masuk ke anco. Sehingga penggunaan anco tidak terlalu diharuskan ketika membesarkan udang high survival. Namun demikian, petambak perlu mencari tahu metode efektif lain yang bisa digunakan untuk mengevaluasi jumlah pemberian pakan pada udang high survival.


Seputar udang: Hasanuddin Atjo Jelaskan Pentingnya Nursery Udang


Perlunya Screening test saat membeli benur

Petambak udang vanname kalau beli benur tidak pernah menguji benurnya termasuk unggul atau tidak , umumnya langsung pesan benur tanpa menguji benur itu sesuai  dengan tambaknya, baik salinitas maupun faktor lain yang juga ikut menentukan keberhasilannya. 


Seharusnya benur merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya harus dipastikan unggul dan tahan terhadap perubahan ekosistem dan penyakit maka harus dijamin benur tersebut berkualitas dengan beberapa test atau screening test yaitu keunggulan benur melalui screening test terhadap air tawar dan formalin serta air tempat  berbudidaya.


Hal tersebut harus dijadikan  SOP dalam penebaran benur.  Adapun cara screening test benur  dengan cara merendam benur di dalam air tawar atau formalin 100 ppm selama 30 menit. Setelah itu, persentase tingkat. kematian udang dihitung. Apabila tingkat kelangsungan hidup benur melampaui angka 95%, berarti sampel benur sehat dan berkualitas.   


Demikian sekilas disampaikan bahwa pemilihan benur yang unggul adalah sangat penting agar benur yang akan kita tebar secara genetic unggul, dan tahan terhadap goncangan salinitas dan perubahan ekosistem yang mendadak. Benur sehat maka petambak Bahagia karena dalam keberlanjutan budidaya lancar dan relatif diberi kemudahan.

--


Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Info Akuakultur. Ketepatan informasi dan efektivitas metode budidaya yang terdapat di dalamnya di luar tanggung jawab Minapoli.

Artikel lainnya